Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Pecah Pembuluh Darah di Otak?

KOMPAS.com - Kabar duka datang dari band rock yang sempat berjaya di era 90-an, Boomerang. Bassist grup musik tersebut, Hubert Henry Limahelu, meninggal dunia. Ia wafat di Surabaya, Jawa Timur pada hari Sabtu (24/4/2021).

Akun Instagram resmi Boomerang membagikan kabar duka terkait berpulangnya sang bassist.

"Selamat jalan Hubert Henry Limahelu, semua kisah dan karyamu akan selalu jadi warna buat kami semua. Semoga kembali dalam lindungan Tuhan di surga. Doa kami akan selalu menyertai."

Melansir pemberitaan Kompas.com pada 24 April 2021, sejak Rabu (14/4/2021) Henry diketahui mengalami penurunan kesehatan.

Henry mengalami pecah pembuluh darah di otak dan sudah menjalani operasi di Rumah Sakit Husada Utama, Surabaya.

Jika pembuluh darah pecah di otak

Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi di beberapa tempat, salah satunya otak. Apabila pembuluh darah pecah di otak, hal ini akan menimbulkan pendarahan otak atau juga disebut hemorrhage.

Pendarahan tersebut bisa berakibat fatal karena terjadinya pembengkakan otak dan matinya sel-sel otak.

Diperkirakan, sekitar 13 dari 100 orang yang terkena stroke disebabkan mengalami pendarahan otak.

Penyebab pecahnya pembuluh darah di otak

Peningkatan tekanan darah merupakan penyebab umum pembuluh darah di otak pecah. Hal itu dapat membuat dinding arteri melemah dan pecah seiring waktu.

Di saat pembuluh darah di otak pecah, maka darah akan berkumpul di otak dan menyebabkan stroke.

Faktor lain yang dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak seperti dikutip dari Alodokter:

- Kebiasaan tidak sehat

Risiko pembuluh darah pecah di otak akan meningkat jika kita sering merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang.

- Cedera kepala berat

Cedara kepala merupakan salah satu penyebab umum terjadinya pendarahan otak pada orang-orang berusia di bawah 50 tahun.

- Aneurisma

Aneurisma adalah kondisi di mana dinding pembuluh darah melebar. Jika pelebaran dinding pembuluh darah bertambah parah, maka pembuluh darah akan pecah dan memenuhi area otak dan menimbulkan stroke.

- Angiopati amiloid

Terdapat kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid. Kondisi ini biasanya ditemui pada orang berusia lanjut dan penderita demensia atau Alzheimer.

- Malformasi arteriovenosus

Malformasi arteriovenosus juga disebut kelainan pembuluh darah, yaitu lemahnya pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak. Kelainan ini dialami oleh seseorang sejak lahir.

- Penyakit hati

Terjadi gangguan dalam produksi faktor pembekuan darah, sehingga rentan terjadi pendarahan internal.

- Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah

Hemofilia dan anemia sel sabit berpotensi menurunkan kadar trombosit darah. Penggunaan obat pengencer darah terkadang juga memiliki efek samping, seperti pendarahan pada otak.

Gejalanya

Akan ada banyak gejala yang dirasakan seseorang yang mengalami pecah pembuluh darah di otak.

Gejala pembuluh darah pecah di otak yaitu sakit kepala hebat yang tiba-tiba, kesemutan di bagian tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki, dan sulit menelan.

Pasien juga akan kesulitan melihat, baik pada salah satu atau kedua mata, kehilangan keseimbangan tubuh, sering muntah, hilang kesadaran, gangguan dalam berbahasa (menulis, bicara, dan membaca), dan mengigau.

Cara mengobati pembuluh darah pecah di otak

Biasanya dokter akan mencari bagian otak yang mengalami pendarahan dari gejala yang ditimbulkan dengan melakukan beberapa tes seperti CT scan atau MRI untuk melihat kondisi pendarahan pada otak.

Orang yang mengalami pecahnya pembuluh darah di otak juga harus menjalani pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata untuk melihat adanya pembengkakan saraf optik.

Untuk mengurangi gejala yang timbul, pasien terkadang perlu menjalani operasi dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.

Ada peluang bagi pasien untuk bertahan hidup setelah pembuluh darah pecah di otak. Namun, jika pendarahan terlalu parah atau tidak segera ditangani, peluang hidup pasien akan menurun.

Bisa dicegah

Pembuluh darah pecah di otak adalah kejadian yang sejatinya bisa dihindari. Kita dapat menyetop kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.

Jangan lupa melakukan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari, atau 150 menit per minggu.

Penderita penyakit jantung atau tekanan darah tinggi yang mengobati kondisi penyakitnya dapat meminimalkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.

Sedangkan untuk penderita diabetes, dianjurkan menjaga kadar gula darah tetap terkendali.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/24/171837220/apa-penyebab-pecah-pembuluh-darah-di-otak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke