Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Menghadapi Orangtua Toksik Agar Kesehatan Mental Tetap Terjaga

KOMPAS.com - Perilaku orangtua berpengaruh pada kesehatan mental dan kehidupan anak dalam jangka panjang.

Imbasnya begitu besar pada kepercayaan diri, persepsi, harga diri, persepsi akan dunia dan cara anak berinteraksi dengan dunia luar.

Sayangnya tidak semua orang dianugerahi orangtua dengan perilaku yang ideal, suportif dan penuh kasih sayang terhadap anaknya.

Dalam beberapa kasus, perilaku orangtua begitu buruk sehingga layak dijuluki toxic parents. Misalnya saja melakukan kekerasan fisik, verbal, eksploitasi dan pelecehan.

Sebagai anak, sulit bagi kita mengubah perilaku orangtua. Hal ini agak tidak lazim khususnya di budaya masyarakat timur yang dituntut untuk selalu menghormati ibu dan bapaknya.

Namun bukan berarti kita membiarkan diri terus menerus menjadi korban perilaku ini. Pasalnya ini bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan mental dan jiwa kita.

Sebagai gantinya, cobalah bersikap bijak menghadapi perilaku orangtua sembari melindungi diri dan hidup yang kita miliki.

Seperti apa caranya?

  • Mengakui perilaku orangtua

Langkah pertama yang penting bagi kita adalah mengakui bahwa perilaku orangtua adalah sesuatu yang buruk dan mereka enggan berubah.

Pengakuan ini akan menjadi dasar bagi kita untuk memiliki kebebasan pribadi dan mempertimbangkan kebutuhan pribadi.

Cara ini membantu kita memenuhi kebutuhan emosional sendiri dan menghindarkan diri dari perilaku serupa.

Karena menyadari apa yang salah, kita tahu sikap apa saja yang sebaiknaya dihindari agar menjadi pribadi yang lebih baik.

  • Ambil jarak

Ambil jarak dan tetapkan batasan hubungan yang jelas dengan orangtua untuk menjaga kesehatan mental dan tidak terpengaruh sikap negatif mereka.

Cara ini mungkin agak sedikit ekstrem bagi sebagian orang. Namun batasan kontak, baik fisik maupun emosional, penting untuk menjaga diri kita tetap waras.

Psikoterapis yang berbasis di California, Sharon Martin menyarankan untuk menyampaikan hal tersebut dengan jelas kepada orangtua kita.

Persiapkan diri untuk mendapatkan respon yang tidak menyenangkan dan tetaplah teguh dengan keputusan itu.

"Tidak apa-apa untuk mengatakan TIDAK kepada orangtua jika mereka bertindak terlalu jauh. Pada saat yang sama, tetaplah tenang dan jangan menyalahkan dan bersikap terlalu defensif," jelasnya seperti dikutip dari Healthline.

Cermati apakah orangtua menghargai batasan yang sudah dibuat. Jika tidak, maka tak ada salahnya memutus kontak untuk sementara waktu sampai keadaan membaik.

  • Bertemu di tempat umum

Cara ini cocok untuk anak yang sudah tinggal terpisah dari orangtuanya. Pastikan untuk hanya bertemu dan berinteraksi di tempat umum untuk mengantisipasi perilaku buruk mereka muncul.

Bertemu di ruang publik memungkinkan kita untuk pergi ketika orangtua mengeluarkan perilaku lawasnya.

Lokasi ini juga menjadi tempat yang netral sehingga kita tak akan terjebak dengan kemarahan dan pola negatif lainnya seperti yang kerap terjadi di rumah.

  • Perawatan diri

Kita perlu merawat mental yang lelah dengan perilaku toksik orangtua dengan bersikap baik pada diri sendiri.

Tak ada salahnya sesekali menghadiahi diri dengan barang favorit atau berlibur ke negara impian tanpa memikirkan masalah orangtua.

Habiskan waktu dengan orang-orang yang memiliki dampak positif dan memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jika sudah merasa siap, tak ada salahnya mencoba menjalin komunikasi kembali dengan orangtua. Gali lebih dalam kenangan masa kecil dan diskusikan soal dampak perilaku mereka terhadap hidup kita sebagai anaknya.

Apabila membutuhkan, tak ada salahnya berkonsultasi pada psikiater untuk mendapatkan solusi terbaik memecahkan masalah keluarga ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/01/110116320/cara-menghadapi-orangtua-toksik-agar-kesehatan-mental-tetap-terjaga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke