Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekanan Darah Rendah, Perlukah Khawatir?

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kita mengalami risiko kesehatan seperti serangan jantung, kerusakan ginjal, hingga stroke.

Namun karena orang cenderung memerhatikan risiko tekanan darah tinggi, maka kondisi tekanan darah rendah kerap diabaikan.

Padahal, tekanan darah rendah juga dapat menjadi penyebab banyak masalah kesehatan.

"Tekanan darah adalah bagian penting dari fisiologi normal tubuh kita," kata spesialis ritme jantung, Jeffery Courson, MD.

Tekanan darah mencerminkan kemampuan kita untuk mengirim darah dengan oksigen ke organ vital, terutama otak, menurut Courson.

Jika kita memiliki tekanan darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kita harus mengecek kondisi kita ke dokter.

Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Angka teratas merupakan tekanan sistolik dan mewakili ukuran tekanan di bagian arteri saat jantung berkontraksi.

Sementara itu, angka 80 merujuk pada tekanan diastolik dan mewakili tekanan di arteri saat jantung dalam keadaan rileks.

"Tekanan darah 90/60 mmHg mungkin normal untuk seseorang yang muda dan sehat, tetapi dapat menyebabkan gejala pusing atau lemah pada pasien berusia lanjut atau seseorang dengan masalah kesehatan lain," sebut Courson.

Penyebab tekanan darah rendah

Konsumsi obat-obatan adalah salah satu penyebab paling umum seseorang mengalami tekanan darah rendah.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi tekanan darah, tiga di antaranya:

  • Stroke volume, jumlah darah yang dipompa dari jantung dengan setiap kontraksi.
  • Tonus pembuluh darah (blood vessel tone), yang dapat dipengaruhi kekakuan atau penyumbatan pembuluh darah.
  • Denyut jantung.

Jika salah satu faktor ini terganggu, maka akan menyebabkan tekanan darah rendah.

Sebagai contoh, pasien yang mengalami gagal jantung dan stroke volume rendah cenderung lebih rentan terhadap tekanan darah rendah.

Kondisi tersebut bisa terjadi jika pasien terlalu banyak mengeluarkan cairan dengan diuretik (pil air).

Beberapa kondisi seperti infeksi atau kelumpuhan dapat memengaruhi tonus pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan darah rendah.

Selain itu, tekanan darah rendah juga bisa diakibatkan oleh aritmia, gangguan yang menyebabkan detak jantung terlalu lambat (bradikardia) atau terlalu cepat (takikardia).

Nilai tekanan darah yang naik dan turun adalah hal yang normal. Kita membutuhkan tekanan darah lebih tinggi saat berolahraga dan tekanan darah lebih rendah saat istirahat karena kebutuhan oksigen kita berbeda.

Tekanan darah itu diatur oleh sistem saraf otonom kita.

"Saya menganggap ini sebagai sistem saraf 'otomatis' kita karena kita tidak mengendalikannya dengan pikiran," jelas Courson.

Jadi, jika kita sedang kesal atau berolahraga, tekanan darah akan naik. Tapi kita tidak bisa "menduga-duga" apakah tekanan darah kita naik atau turun, kata Courson.

Beberapa orang mengalami gangguan yang memengaruhi sistem saraf otonom, yang dapat mengakibatkan orang tersebut kesulitan mengatur tekanan darah.

Hal ini dapat mengakibatkan tekanan darah rendah saat seseorang berdiri, atau orang itu mengalami tekanan darah yang fluktuatif, antara tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah.

Tekanan darah rendah dapat menyebabkan gejala pusing atau lemas, dan perasaan akan pingsan.

Jika kita memiliki gejala yang berhubungan dengan tekanan darah rendah, segera hubungi dokter.

Namun, apabila tekanan darah kita lebih rendah dari normal namun kita tidak merasakan gangguan apa pun, menurut Courson, kita mungkin dalam kondisi baik-baik saja.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/02/124504520/tekanan-darah-rendah-perlukah-khawatir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke