Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Edukasi Keuangan Bisa Bikin Karyawan Lebih Semangat Kerja

KOMPAS.com - Stres di tempat kerja ternyata bukan hanya disebabkan oleh beban kerja yang menumpuk. Masalah keuangan bisa menjadi pemicunya.

Penelitian 2016 di Amerika Serikat mengungkapkan, salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja karyawan adalah masalah keuangan pribadi.

Masalah keuangan menjadi beban pikiran sehari-hari sehingga menyebabkan stres dan berdampak pada produktivitas.

Stres juga bisa memperburuk kondisi kesehatan. Misalnya sakit kepala berkepanjangan, kelelahan, dan depresi hingga membuat izin sakit meningkat dua kali lipat.

Konsultan keuangan Ligwina Hananto mengungkapkan, penting bagi perusahaan untuk memberikan kesempatan karyawannya belajar literasi keuangan.

"Keterampilan literasi keuangan membuat karyawan berdaya secara finansial sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan."

Demikian kata Ligwina yang juga Lead Financial Trainer di QM Financial dalam temu media yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (4/5/2021).

Ligwina mengatakan, dalam survei korporat yang dilakukan oleh QM Financial untuk karyawan di beberapa perusahaan, ada beberapa fakta menarik.

Pertama, sebanyak 51 persen karyawan merasa penghasilannya kurang. Hasil lainnya, sebanyak 45,5 persen karyawan tidak siap pensiun.

Dari segi korporat, sebanyak 87,5 persen perusahaan mengaku membutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawannya.

Berdasarkan hasil survei, dapat ditarik kesimpulan jika financial intelligence atau kecerdasan keuangan dibutuhkan untuk kondisi finansial yang sehat.

Karyawan bisa dikatakan telah sehat secara finansial apabila sudah memiliki dan mengelola penghasilan yang memenuhi kebutuhan saat ini serta masa depan.

Kondisi finansial yang sehat juga membuat karyawan dapat mengelola utang dengan baik, siap menghadapi kondisi darurat pribadi, mampu pensiun dengan nyaman, dan tangguh menghadapi krisis finansial.

"Edukasi keuangan sebaiknya sudah dilakukan sejak awal calon karyawan masuk ke tempat kerja. Dengan begitu gaji pertama dapat dikelola dengan baik."

Demikian kata FDV Wulansari selaku Financial Trainer QM Financial dalam kesempatan yang sama.

Tiga fase karyawan

Wulansari menjelaskan, ada tiga fase karier karyawan di suatu perusahaan khususnya dalam mengelola gaji.

Pertama adalah fase rekrutmen yaitu ketika karyawan bergabung dengan perusahaan. Di fase ini, ada beberapa masalah umum kerap terjadi.

Mulai dari karyawan tidak paham mengenai benefit perusahan, euforia gaji pertama yang menyebabkan keborosan, hingga terlibat utang konsumtif.

Oleh karenanya, di fase ini karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk melakukan pengelolaan gaji, mengenal benefit dari perusahaan, dan bijak berutang.

Fase kedua adalah retain yaitu ketika karyawan mulai memasuki level karier yang lebih mapan. Pada fase ini, masalah yang umum terjadi adalah karyawan tidak optimal memanfaatkan kenaikan gaji.

Selain itu, karyawan belum mengenal produk investasi dan tidak paham pentingnya aspek proteksi.

"Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk mulai menghitung tujuan finansial, mengenal produk investasi, dan membuat rencana keuangan yang komprehensif," kata FDV Wulansari.

Terakhir adalah fase retreat di saat karyawan memulai persiapan transisi menuju pensiun. Banyak karyawan yang merasa tidak siap pensiun di fase ini.

Maka dari itu, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk menyiapkan aset aktif dan mengelola keuangan di masa pensiun.

"Untuk bisa menjalani setiap fase dengan baik, karyawan membutuhkan financial intelligence," pungkas FDV Wulansari.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/05/191157920/edukasi-keuangan-bisa-bikin-karyawan-lebih-semangat-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke