Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Faktor Penyebab Nyeri Dada pada Pasien Covid-19

Gelombang kedua pandemi juga telah mengubah cara gejala berkembang, yang membuat pasien Covid-19 merasa lebih sakit pada awalnya.

Tingkat keparahan pun meningkatkan kemungkinan orang mengalami gejala yang lebih parah, beberapa di antaranya bahkan tampak menakutkan.

Salah satu gejalanya adalah nyeri dada, yang intensitasnya bisa melemahkan dan sangat membutuhkan bantuan.

Nyeri dada sekarang adalah gejala yang sering dilaporkan di antara pasien Covid-19 yang menderita infeksi ringan sekalipun.

Meskipun ini adalah indikator umum dari kesehatan pernapasan secara keseluruhan, namun nyeri dada pada pengidap Covid-19 dapat muncul karena berbagai faktor.

Penyebab nyeri dada

Nyeri dada atau mengalami semacam ketidaknyamanan di dada mungkin bukan satu-satunya gejala Covid-19 yang berdiri sendiri, tetapi sebagian besar terjadi akibat gejala yang ada.

Sedangkan untuk intensitas dan jenis nyeri yang dialami seseorang, bisa terasa sangat tajam karena diperburuk oleh gangguan pernapasan.

Penting untuk diketahui, nyeri dada pada pasien Covid-19 kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas dan tidak pernah terjadi sendiri.

Karena itu, mengalami nyeri dada saat telah dinyatakan positif virus corona menjadi tanda penderita harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Nah, berikut ini juga terdapat beberapa faktor penyebab nyeri dada yang kerap ditemui pada pasien Covid-19.

1. Batuk yang hebat

Meskipun batuk kering adalah gejala umum di hampir semua kasus virus corona, batuk karena Covid-19 dapat memengaruhi seseorang dengan sangat berbeda.

Selain persistensi, durasi, dan intensitas, serangan batuk yang parah juga dapat menyebabkan nyeri dada.

Batuk yang sangat hebat tidak hanya menghalangi pernapasan, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan dan robeknya otot di dekat tulang rusuk maupun rongga dada.

Sehingga, sudah pasti kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan yang akut.

2. Pneumonia Covid-19

Pneumonia akibat Covid-19 bisa menjadi komplikasi serius yang membutuhkan perhatian segera.

Pneumonia adalah komplikasi yang disebabkan karena peradangan pada kantung udara yang ada di dalam paru-paru.

Komplikasi dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam rongga pernapasan yang kemudian memicu gejala nyeri dada.

Maka, nyeri dada bisa melemahkan dan menjadi lebih intens di malam hari.

3. Radang paru-paru

Insiden infeksi paru-paru sekarang meningkat selama pandemi. Dilaporkan munculnya beberapa bentuk infeksi atau kerusakan pada tahap infeksi pra-gejala maupun tanpa gejala.

Bahkan, peradangan ringan saja dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada rongga dada.

Oleh sebab itu, rontgen dada atau CT-Scan disarankan untuk menentukan tingkat keterlibatan paru-paru dalam kasus tersebut.

4. Komorbid penyakit jantung

Orang-orang yang menderita penyakit jantung apa pun atau berisiko terkena penyakit arteri koroner harus waspada terhadap tanda dan gejala peringatan.

Nyeri dada, yang sering kali merupakan tanda kondisi jantung juga bisa menimbulkan masalah.

Penyebaran virus yang cepat di dalam tubuh dapat menyebabkan mialgia dan miokarditis, serta masalah jantung invasif lainnya.

5. Covid-19 menyebar melalui darah

Sekarang kita tahu tentang dampak mematikan dari virus SARS-COV-2 pada tubuh.

Ketika Covid-19 terus menyebar melalui aliran darah, maka itu dapat menyebabkan emboli paru yang terjadi ketika gumpalan darah pecah, menyebar ke paru-paru.

Sehingga, kondisi ini yang dapat menyebabkan rasa sakit yang mendalam di dada dan pada kasus yang parah bisa membatasi aliran darah ke paru-paru.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/08/090000020/5-faktor-penyebab-nyeri-dada-pada-pasien-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke