Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Jatuh Cinta Mengubah Kinerja Otak

KOMPAS.com - Jatuh cinta dapat mendatangkan keajaiban pada hati dan jiwa. Tapi ada organ lain yang sangat terpengaruh ketika kita jatuh cinta, yakni otak.

Saat seseorang jatuh cinta, beberapa bagian otak diaktifkan dan yang lainnya dimatikan. Hal ini tentunya memengaruhi cara kerja otak.

Melansir Your Tango, berikut dampak jatuh cinta terhadap kinerja otak.

1. Merasa kecanduan

Ada pepatah yang mengatakan jatuh cinta seperti obat. Otak menyimpan perasaan cinta menggunakan sistem yang sama ketika seseorang kecanduan narkoba.

Ketika sistem tersebut diaktifkan, muncul perasaan euforia hingga keinginan untuk merasakan lebih seperti kecanduan.

2. Mulai berpikir tentang pasangan

Saat jatuh cinta, seseorang tidak lagi memikirkan dirinya sendiri tapi juga pasangannya. Perubahan cara berpikir itu memengaruhi otak.

Sejak lahir, seseorang terhubung dengan ibunya. Namun ilmwan menemukan, koneksi berubah ketika orang tersebut menjalin hubungan. Ikatan yang dibagi dengan pasangan atau anak menjadi lebih dalam.

Suatu studi baru-baru ini menemukan, penggunaan kata ganti orang pertama terkait dengan tingkat depresi lebih tinggi.

Sebaliknya, penggunaan kata "kami" yang sering merujuk kepada pasangan terkait dengan sesuatu lebih sehat.

3. Mencintai lebih lama dan menjadi lebih bijak

Jatuh cinta sama baiknya untuk hati dan kesehatan mental. Orang yang sedang jatuh cinta melaporkan tingkat dopamin yang lebih tinggi.

Hal ini terkait dengan kesenangan, keinginan, dan euforia. Penelitian melaporkan, orang-orang dalam hubungan positif dan sehat akan hidup lebih lama.

Selain itu, berada dalam suatu hubungan membuat seseorang lebih bahagia, lebih bijaksana, dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik.

4. Lebih suportif

Salah satu manfaat terbesar dari jatuh cinta adalah belajar caranya bersandar dan mendukung orang lain. Membangun kepercayaan dalam suatu hubungan sangatlah penting dan otak membantu melakukannya.

Melalui pemindaian MRI, para peneliti telah menemukan, ketika seseorang jatuh cinta, korteks frontal mati.

Korteks frontal adalah area otak yang bertanggung jawab untuk penilaian. Jadi, ketika sedang jatuh cinta, seseorang cenderung tidak kritis atau skeptis terhadap pasangannya. Mereka akan menganggap apa yang dikatakan dan dilakukan pasangannya adalah benar.

5. Menghilangkan stres

Dalam hubungan yang sehat, berpegangan tangan pada pasangan sudah cukup untuk membuat seseorang tidak stres.

Manfaat lainnya adalah menurunkan tekanan darah, meringankan rasa sakit fisik, dan meningkatkan kesehatan. Hubungan yang sehat dan membesarkan hati sebenarnya mengubah fungsi otak.

6. Lebih bersinar

Dalam suatu penelitian yang menilai pasangan jatuh cinta, para ilmuwan menemukan bahwa pusat penghargaan di area otak menyala hanya dengan melihat foto orang tercinta.

Ini adalah kunci hubungan dapat bertahan lama. Selain itu, peneliti menemukan penurunan aktivitas cahaya di bagian otak yang tenang dan stres ketika seseorang jatuh cinta sehingga lebin bersinar.

7. Merasa aman

Mirip dengan ikatan pertama yang dibuat bayi dengan ibunya, perasaan aman akan muncul saat menjalin hubungan.

Seiring bertambahnya usia dan perubahan, tubuh sebenarnya mengingat siklus dan tahapan otak yang dilalui di masa muda.

Nadi ketika seseorang merasa terhubung kembali dengan dirinya semasa bayi, perasaan aman dan kepuasan itu akan datang kembali.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ketika seseorang merasakan cinta, itu menutup bagian otak yang mengendalikan rasa takut dan emosi negatif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/09/115120120/bagaimana-jatuh-cinta-mengubah-kinerja-otak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke