Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Gejala Covid-19 yang Harus Diwaspadai Penderita Diabetes

KOMPAS.com - Diabetes merupakan salah satu penyakit penyerta atau komorbid yang dapat memperparah infeksi Covid-19.

Terlebih lagi, gelombang kedua Covid-19 yang sangat mudah menular membuat orang-orang dengan diabetes harus menghadapi risiko keparahan penyakit, serta kematian yang tinggi.

Kadar glukosa darah yang buruk mengganggu produksi insulin dalam tubuh dan menekan sel imun.

Diabetes juga dapat menyulitkan tubuh memanfaatkan nutrisi, memiliki aliran darah yang buruk, dan bahkan mungkin memiliki jangka waktu pemulihan yang lama.

Seperti Covid-19, diabetes dapat mempersulit melawan viral load, tetapi juga mengundang penyakit lain.

Menurut dokter, pasien diabetes umumnya memiliki masalah pada pembuluh darahnya sehingga mereka lebih mungkin menderita gangguan kardiovaskular, penurunan pernapasan, serta penyakit paru-paru kronis.

Karena kondisinya yang kurang baik ini, pasien diabetes kemungkinan besar dapat mengalami beberapa gejala-gejala lain.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini terdapat empat gejala Covid-19 yang harus diwaspadai pasien diabetes seperti yang dilansir dari Times of India.

1. Ruam kulit dan kuku Covid-19

Pada gelombang kedua virus corona, gejala yang lebih tidak biasa dapat muncul seperti ruam kulit, peradangan, dan gejala alergi.

Di samping itu, timbulnya garis horizontal pada kuku tangan dan kaki (kuku Covid-19), gatal-gatal, serta bintik merah menjadi tanda infeksi yang dialami oleh pasien diabetes.

Orang yang menderita diabetes juga lebih rentan terhadap manifestasi kulit dan penyembuhan yang lebih lambat dari luka.

Kadar gula darah yang tinggi membuat luka sulit sembuh dan meningkatkan kemungkinan peradangan, pembengkakan, bercak merah, lecet, yang semuanya dapat muncul bersamaan dengan infeksi virus corona.

Oleh karena itu, pasien diabetes harus sangat rajin menjaga kesehatan kulit mereka dan mewaspadai tanda-tanda awal virus corona ini.

2. Pneumonia atau radang paru

Pneumonia dapat menjadi faktor risiko dan ancaman serius bagi pasien Covid-19, terlebih lagi bagi orang-orang yang sedang berjuang melawan diabetes, baik tipe 1 atau tipe 2.

Dengan tingkat peradangan yang tinggi dan penanda gula darah yang tidak terkontrol, kesehatan pernapasan dapat sangat terganggu dan memberikan hasil yang merugikan.

Kadar gula darah yang tinggi juga memudahkan virus berkembang di dalam tubuh dan menyebarkan kerusakan lebih lanjut.

Keterlibatan paru-paru tingkat tinggi, seperti yang terlihat jelas selama gelombang kedua infeksi juga dapat menambah risiko.

3. Penurunan saturasi oksigen

Penurunan tingkat saturasi oksigen bisa menjadi salah satu komplikasi terbesar yang mungkin dihadapi pasien Covid-19.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pasien dengan kondisi peradangan seperti diabetes yang menekan fungsi kekebalan tubuh dapat mengalami kekurangan oksigen.

Selain itu, mereka kemungkinan besar dapat mengembangkan gejala terkait, termasuk sesak napas, nyeri dada, dan masalah di paru-paru.

Hipoksia atau kondisi di mana kadar oksigen menurun dengan cepat tanpa melihat gejala lain juga biasanya lebih sering terlihat pada pasien Covid-19 yang menderita diabetes.

4. Infeksi jamur hitam (Mucormycosis)

Ancaman mendadak yang meningkat dalam bentuk infeksi jamur hitam menambah kekhawatiran pasien Covid-19 di India.

Infeksi jamur misterius yang menyebabkan kelainan bentuk wajah yang khas seperti bengkak, sakit kepala, dan iritasi saat ini paling merepotkan bagi pasien Covid-19 yang menderita diabetes atau sedang menjalani terapi steroid.

Menurut dokter, kondisi peradangan seperti diabetes menekan fungsi sistem kekebalan dan meningkatkan risiko terkena infeksi.

Kadar gula darah yang tinggi juga membuat pengaturan yang sempurna bagi jamur untuk berkembang biak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/14/183300420/4-gejala-covid-19-yang-harus-diwaspadai-penderita-diabetes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke