Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wimar Witoelar Didiagnosis Sepsis Sebelum Meninggal, Apa Itu?

KOMPAS.com - Mantan Juru Bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Wimar Witoelar, meninggal dunia pada Rabu (19/5/2021) di sebuah rumah sakit di Jakarta.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, pria berusia 75 tahun itu didiagnosis mengidap penyakit sepsis atau komplikasi akibat infeksi yang menyebabkan tekanan darah turun drastis, serta kerusakan pada banyak organ.

Melansir dari laman Healthline, penyakit ini dibagi menjadi tiga tahap keparahannya menjadi sepsis, sepsis berat, dan syok sepsis.

Gejala sepsis meliputi demam di atas 38ºC atau suhu di bawah 36ºC, detak jantung lebih tinggi dari 90 detak per menit, tingkat pernapasan lebih tinggi dari 20 napas per menit, dan adanya infeksi.

Sementara, sepsis berat memiliki gejala seperti bercak kulit, penurunan buang air kecil, perubahan kemampuan mental, jumlah trombosit rendah, masalah pernapasan, fungsi jantung abnormal, menggigil karena penurunan suhu tubuh, ketidaksadaran, dan kelemahan ekstrim

Lalu, gejala syok septis meliputi gejala sepsis yang parah, ditambah dengan tekanan darah yang sangat rendah.

Sepsis berat dan syok sepis juga dapat menyebabkan komplikasi, di mana gumpalan darah kecil dapat terbentuk di seluruh tubuh.

Gumpalan ini menghalangi aliran darah dan oksigen ke organ vital maupun bagian lain dari tubuh, yang meningkatkan risiko kegagalan organ dan mengakibatkan kematian jaringan (gangren).

Penyebab sepsis

Infeksi apa pun dapat memicu sepsis, tetapi jenis infeksi berikut lebih mungkin menyebabkan sepsis:

• pneumonia

• infeksi perut

• infeksi ginjal

• infeksi aliran darah

Menurut National Institute of General Medical Sciences, jumlah kasus sepsis di Amerika Serikat meningkat setiap tahun. Kemungkinan alasan peningkatan tersebut meliputi:

• populasi yang menua karena sepsis lebih sering terjadi pada lansia

• peningkatan resistensi antibiotik yang terjadi ketika antibiotik kehilangan kemampuannya untuk melawan atau membunuh bakteri

• peningkatan jumlah orang dengan penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka

Sepsis pada lansia

Karena sistem kekebalan tubuh kita melemah seiring bertambahnya usia, lansia dapat berisiko mengalami sepsis.

Dalam sebuah studi tahun 2006, hampir sebanyak 70 persen orang yang berusia di atas 65 tahun berisiko terkena kasus sepsis.

Selain itu, orang-orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, kanker, tekanan darah tinggi, dan HIV juga banyak yang ditemukan mengalami sepsis.

Jenis infeksi yang paling umum menyebabkan sepsis pada lansia adalah infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia atau genitourinari yang merupakan infeksi saluran kemih.

Infeksi lain bisa datang dengan kulit yang terinfeksi karena luka atau kulit robek.

Meskipun infeksi ini mungkin tidak disadari untuk sementara waktu, kebingungan atau disorientasi adalah gejala umum yang harus diperhatikan saat mengidentifikasi infeksi pada manula.

Pencegahan sepsis

Mengambil langkah untuk mencegah penyebaran infeksi dapat mengurangi risiko berkembangnya sepsis. Ini termasuk:

• Mendapatkan vaksin untuk flu, pneumonia, dan infeksi lainnya.

• Mempraktikkan kebersihan yang baik. Ini berarti melakukan perawatan luka yang benar, sering mencuci tangan, dan mandi secara teratur.

• Mendapatkan perawatan segera jika kita mengembangkan tanda-tanda infeksi. Setiap menit penting untuk pengobatan sepsis karena semakin cepat mendapatkan perawatan akan semakin baik hasilnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/19/135528720/wimar-witoelar-didiagnosis-sepsis-sebelum-meninggal-apa-itu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke