Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alami Tenggorokan Panas? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya

Nah, beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab tenggorokan panas, di antaranya:

1. Infeksi Virus atau Bakteri
Penyebab paling umum dari tenggorokan panas, yaitu infeksi virus atau bakteri. Setiap orang pernah mengalami sakit tenggorokan, peradangan yang menyakitkan di bagian belakang tenggorokan. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus.

Selain tenggorokan terasa perih, gatal, atau serak, terutama saat menelan, Anda juga dapat mengalami batuk, pilek, suara serak, atau diare.

Antibiotik tidak bekerja melawan virus. Jadi, mengobati gejala yang ada, yaitu dengan istirahat, obat pereda nyeri yang dijual bebas, obat kumur air asin, dan pelega tenggorokan atau semprotan anestesi tenggorokan.

Pada kasus lainnya, tenggorokan panas juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, yang disebut juga radang tenggorokan.

Jika mengalami kondisi ini, Anda harus mendapatkan antibiotik agar tidak menyebabkan komplikasi serius seperti demam rematik, demam berdarah, dan radang ginjal.

2. Sindrom Mulut Terbakar
Sindrom mulut terbakar atau burning mouth syndrome dapat menjadi kondisi yang menyebabkan tenggorokan panas. Penyebab pasti dari kondisi ini memang tidak dapat ditentukan, namun beberapa faktor dapat menjadi penyebabnya.

Menurut American Family Physician, sindrom mulut terbakar kerap dialami oleh wanita, setelah memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan perubahan hormonal yang terjadi pada wanita pasca menoapause.

Beberapa kondisi lainnya yang dapat menjadi penyebab sindrom mulut terbakar, yaitu depresi kronis atau gangguan kecemasan, kekurangan nutrisi, diabetes tipe 2, dan perubahan fungsi saliva.

Pada beberapa kasus yang jarang, infeksi kandida juga dapat menjadi penyebab sindrom mulut terbakar.

Gejala yang dapat terjadi saat seseorang mengalami sindrom mulut terbakar, yaitu mulut dan tenggorokan yang terasa panas, mulut yang terasa kering, sering merasa haus, dan perubahan rasa. Periksakan ke dokter untuk memastikannya.

Selama masa penanganan, sebaiknya hindari merokok, makanan pedas, dan minuman beralkohol. Minum lebih banyak cairan dinilai dapat membantu mengontrol rasa sakit dan meredakan gejala yang muncul.

3. GERD
Tenggorokan panas dapat menjadi salah satu gejala dari penyakit gastroesophageal reflux disease (Gerd), atau penyakit saluran cerna bagian atas akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Nah, efek naiknya asam lambung inilah yang menyebabkan dada terasa panas, seperti terbakar dan nyeri, serta tenggorokan juga akan terasa panas. Sensasi terbakar ini biasanya terjadi di leher bagian atas, dan akan terasa semakin memburuk saat menelan.

Kondisi ini terjadi karena asam lambung sering mengalir kembali ke kerongkongan, saluran yang menghubungkan tenggorokan ke lambung. 

Selain harus segera mendapatkan pengobatan yang tepat, gaya hidup pengidap Gerd harus benar-benar diperhatikan. Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol harus dibatasi.

Hindari juga untuk terlalu sering mengonsumsi makanan pemicu Gerd, seperti makanan pedas, buah-buahan sitrus, cokelat, dan lainnya. 

4. Esofagitis
Kondisi ini bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya tenggorokan panas. Esofagitis adalah peradangan pada esofagus, sehingga penyebab utamanya adalah Gerd.

Asam lambung yang direfluks ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang biasanya mengakibatkan sensasi terbakar di tenggorokan dan kesulitan untuk menelan.

Esofagitis dapat menjadi kondisi yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Esofagitis menyebabkan seseorang mengalami nyeri dada, terutama di belakang tulang dada yang terjadi saat menelan makanan. Makanan yang tertelan akan terjebak di dalam esofagus, yang akhirnya membuat kamu menjadi mulas.

Selain Gerd, penyebab esofagitis lainnya, seperti terjadinya infeksi, terapi radiasi ke area leher, konsumsi obat-obatan tertentu, alergi makanan, terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia (misalnya, pembersih saluran tenggorokan).

Jika Gerd menjadi penyebabnya, maka perubahan gaya hidup dan konsumsi obat-obatan tertentu sangat diperlukan.

5. Batuk saluran napas atas
Tenggorokan panas dapat juga disebabkan oleh postnasal drip, atau yang disebut juga sindrom batuk saluran napas atas. Kondisi ini terjadi ketika lendir dan cairan dari sinus dan hidung mengalir ke tenggorokan.

Postnasal drip biasanya digambarkan sebagai sensasi ada sesuatu yang menetes ke tenggorokan, dan menyebabkan iritasi dan menyebabkan rasa terbakar. Batuk juga umum terjadi saat Anda terus berusaha membersihkan tenggorokan.

Ada beberapa penyebab terjadinya postnasal drip, antara lain alergi, sinus, atau virus flu.

Tenggorokan panas juga dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat menyebabkan mulas, seperti obesitas, kehamilan, kebiasaan merokok, dan tingkat stres yang tinggi.

Cara mengatasinya

Cara mengatasi tenggorokan panas harus disesuaikan dengan penyebabnya masing-masing. Namun, ada beberapa penanganan pertama yang bisa dilakukan.

Dilansir dari laman Medical News Today, jika gejalanya disebabkan oleh pilek, atau flu, pengobatan rumahan bisa efektif untuk mengobati gejala dan meredakan nyeri.

Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting untuk memulihkan diri dari pilek atau flu, sebab tubuh perlu mengganti cairan yang hilang dari keringat. Air putih juga membantu fungsi tubuh dalam melawan infeksi bakteri atau virus.

Selain itu, minum banyak cairan membantu menghentikan tenggorokan menjadi kering, yang bisa menyebabkan iritasi. Cara untuk melegakan tenggorokan, Anda dapat minum campuran air hangat, madu, dan lemon.

Menjaga tenggorokan tetap hangat juga mampu mengurangi rasa sakit, karena panas melemaskan otot dan dapat meredakan nyeri. Anda dapat membungkus leher dengan menggunakan syal agar tetap hangat.

Selanjutnya, Anda dapat segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Artikel ini merupakan kerjasama Kompas.com dan Parenting.Orami.co.id

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/12/165806220/alami-tenggorokan-panas-cari-tahu-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke