Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Mitos Seputar Penyakit Jantung yang Tak Perlu Dipercaya

Melansir Eurekalert, ini adalah data menurut Statistik Penyakit Jantung dan Stroke yang dirilis American Heart Association pada Januari 2021 di jurnal Circulation.

Secara global, hampir 18,6 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular pada 2019. Ini merupakan tahun terakhir penghitungan statistik itu dilakukan di seluruh dunia.

Para ahli mengingatkan bahwa pengaruh luas pandemi Covid-19 juga akan memengaruhi peringkat penyakit jantung di tahun-tahun mendatang.

Meski begitu, miskonsepsi atau mitos seputar penyakit jantung dan pencegahannya masih saja ada di masyarakat.

Melansir Cleveland Clinic, berikut sejumlah mitos seputar penyakit jantung yang perlu diketahui dan sebaiknya tak dipercaya:

1. Hanya terjadi jika ada riwayat keturunan

Faktor genetik terkadang memang berperan penting terhadap pengembangan penyakit arteri koroner.

Namun, menurut Ketua Departemen Bedah Toraks dan Kardiovaskular Cleveland Clinic, A Marc Gilinov, MD, 90 persen penyakit jantung disebabkan oleh gaya hidup yang tidak baik.

Ini termasuk pola makan tidak sehat, kebiasaan merokok, hingga sedikit atau tanpa olahraga.

2. Kolesterol baik dapat seimbangkan kolesterol jahat

Penelitian terbaru menemukan bahwa meningkatkan konsumsi sumber kolesterol baik (HDL) tak lantas dapat membantu menyeimbangkan kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

Alih-alih memerhatikan kolesterol total, yang termasuk kolesterol baik dan jahat, lebih baik kita fokus dengan LDL saja.

Kadar HDL tinggi dalam tubuh memang baiik. Tapi, itu berarti tubuh kita masih menyimpan kolesterol di arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya.

3. Menurunkan LDL hanya lewat makanan

Menurut Gillinov, jika kadar LDL kita sangat tinggi, kitaa memerlukan statin atau obat penurun kolesterol lainnya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Sebab, hati akan menghasilkan sekitar 75 pesen kolesterol dalam tubuh dan pola makan hanya bertanggung jawab atas 25 persen lainnya.

Pola makan sehat memang dapat menurunkan LDL kita, tapi konsumsi obat penurun kolesterol menjadi penting jika kita memiliki LDL yang sangat tinggi dan riwayat penyakit arteri koroner.

4. Tekanan darah tinggi bisa dirasakan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Banyak orang mengira kondisi ini akan menunjukkan gejala tertentu yang bisa dirasakan.

Padahal, tekanan darha tinggi disebut "silent killer" bukan tanpa alasan.

Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala hingga menyebabkan serangan jantung atau stroke. Kita hanya bisa mengetahui angka tekanan ddarah dengan cara memeriksakannya.

Menurut Gillinov, memeriksakan tekanan darah sebelum usia 21 tahun atau lebih awal menjadi langkah yang baik untuk mengantisipasi kemungkinan terkena penyakit jantung di masa depan, terutama jika memiliki riwayat tekanan darah tinggi di keluarga.

"Ini dapat memberikan dasar untuk pengukuran yang kita lakukan sepanjang hidup," ujarnya.

5. Lemak tidak baik untuk jantung

Ada empat jenis lemak berbeda yang kita temukan dalam makanan dan tidak semuanya buruk.

Lemak trans atau minyak terhidrogenasi parsial adalah yang terburuk. Jenis lemak ini banyak ditemukan pada makanan yang diproses dan digoreng serta dapat meningkatkan kadar LDL.

Lemak jenuh juga merupakan jenis lemak yang harus dihindari. Lemak ini berasal dari produk hewani seperti daging merah dan mentega.

Dianjurkan untuk mengganti sumber lemak jenuh yang tidak sehat dengan lemak tak jenuh tunggal yang sehat dan lemak tak jenuh ganda.

Menerapkan hal tersebut dapat membantu menurunkan kadar LDL dalam tubuh kita.

6. Makanan tertentu bantu turunkan risiko penyakit jantung

Gillinov menegaskan, tidak ada makanan tertentu yang dapat mencegah penyakit jantung. Namun, pola makan tertentu dapat membantu mencegahnya.

Beberapa makanan yang dianggap dapat menurunkan risiko penyakit jantung seperti blueberry, delima, dan kenari, bahkan ikan sekalipun memang bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Namun, mengonsumsi makanan itu saja tidak dapat mencegah penyakit jantung.

Pola makan seperti diet Mediterania adalah salah satunya. Pola diet ini menyertakan makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, sayuran, buah, dan lemak tak jenuh tunggal seperrti minyak zaitun, yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

7. Beberapa jam olahraga berat dapat sehatkan jantung

Untuk menurunkan risiko kematian akibat penyakit arteri koroner dan kanker, kita perlu melakukan lima atau enam sesi aktivitas fisik moderat hingga berat per minggunya.

Kita tak perlu menjadi atlet atau melakukan olahraga super berat di akhir pekan untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Hal terpenting adalah mengurangi waktu duduk kita dan mulailah lebih banyak bergerak. Kita akan mendapatkan manfaat dari aktivitas apapun yang kita lakukan.

Semakin banyak melakukannya, akan semakin banyak pula manfaat yang kita dapatkan.

Ubah beberapa kebiasaan kecil menjadi kebiasaan yang lebih sehat, seperti memilih naik tangga daripada lift, meluangkan waktu untuk berkebun, dan lainnya.

Usahakan meluangkan waktu setidaknya 30 menit setiap harinya untuk melakukan aktivitas fisik. Jika tak bisa melakukannya dalam satu waktu, kita boleh membaginya ke dalam beberapa sesi. Misalnya, 10-15 menit per sesi.

8. Penyakit jantung lebih banyak dialami oleh pria

Faktanya, setiap tahunnya, lebih banyak wanita yang meninggal karena penyakit jantung daripada kanker payudara.

Mungkin, pria tampak lebih umum mengalami penyakit ini karena cenderung mengembangkannya dan mengalami serangan jantung di usia yang lebih muda daripada wanita.

Namun, wanita akan mulai menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung setelah menopause risiko. Hanya saja, di usia tersebut, risiko serangan jantung pada pria dan wanita sama saja.

Kabar baiknya, kata Gillinov, peluang wanita untuk bertahan dari serangan jantung meningkat sebesar 56 persen karena lebih peduli dan mengelola penyakit jantungnya lebih awal.

Salah satu alasan mengapa wanita tidak selalu didiagnosis dengan penyakit jantung adalah karena banyak wanita menggunakan jasa dokter kandungan untuk perawatan primer dan tidak pernah mendapatkan pemeriksaan jantung.

Padahal, wanita tetap perlu menjalani pemeriksaan lengkap dari kepala hingga ujung kaki dengan pemeriksaan jantung di awal masa dewasa.

Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan teridentifikasinya faktor risiko sejak awal dan dapat didiskusikan dengan dokter untuk mencegah penyakit jantung di masa depan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/15/124132420/8-mitos-seputar-penyakit-jantung-yang-tak-perlu-dipercaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke