Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Higienis dan Berkelanjutan, Tren Packaging di Tahun 2021

KOMPAS.com - Pandemi yang berlangsung sejak tahun lalu membuat permintaan pelaku usaha untuk kemasan mengalami peningkatan.

Sebab, saat ini masyarakat cenderung memilih untuk berbelanja online ketimbang harus ke luar rumah.

Menurut Arief Santoso, Director of Sales and R&D di PT Prima Makmur Rotokemindo, peningkatan pemesanan kemasan atau packaging di masa pandemi meningkat sebesar 15-30 persen.

"Permintaan terbesar datang dari perusahaan penyedia snack, biskuit, dan minuman," kata Arief dalam acara "Trend Packaging 2021 di Indonesia" yang diadakan via Zoom pada Selasa (15/6/2021).

Para pelaku usaha kini menjadi lebih menyadari kemasan merupakan hal penting, karena masyarakat lebih mengutamakan produk makanan dan minuman yang dikonsumsi higienis.

"Pelaku usaha makanan lebih berhati-hati memilih jenis kemasan, mereka ingin konsumen tetap aman dan nyaman saat memesan makanan di tempat mereka," lanjutnya.

Kesadaran masyarakat yang meningkat terkait kemasan sebuah produk membuat tren packaging berubah dan memengaruhi pelaku usaha dalam merancang sebuah kemasan.

Berikut ini tren packaging 2021 di Indonesia, sebagaimana dipaparkan Arief:

1. Kemasan yang higienis

Kemasan yang mudah dan aman menjadi salah satu jenis yang paling banyak dipesan.

Arief mengatakan, saat ini banyak perusahaan atau vendor makanan dan restoran sudah menerapkan pemberian plastik tambahan dan segel kepada pembeli yang memesan makanan untuk dibawa pulang (take away).

"Kalau kita pesan makan via ojek online, ketika sampai di rumah, kita melihat makanan itu dibungkus plastik dobel, sampai diberi segel oleh restoran," tutur dia.

Dia menambahkan, pola seperti itu menjadi tren dan meningkat, sehingga kebiasaan vendor yang membungkus makanan dan minuman ala kadarnya mulai berubah.

"Kalau tadinya minuman ditutup pakai tutup biasa, sekarang vendor lebih higienis, menutup minuman tersebut dengan cup lid atau sealer."

"Makanan yang dibawa pulang atau take away juga menggunakan flexible packaging dan disegel oleh pihak restoran. Segel itu baru dibuka ketika konsumen menerima makanan, dan konsumen merasa lebih aman," katanya.

2. Kemasan yang bisa digunakan kembali

Tingginya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan membuat pelaku usaha terdorong untuk menggunakan kemasan yang bisa digunakan kembali (reusable).

"Perusahaan sekarang sebisa mungkin memakai bahan packaging yang reuse. Tapi memang produk dengan packaging yang reusable harganya cenderung mahal," jelas Arief.

"Jika kita bandingkan antara produk air mineral yang menggunakan kemasan botol kaca dan botol plastik, pasti lebih murah produk yang kemasannya botol plastik."

"Tetapi siklus botol kaca jauh lebih lama dibandingkan botol plastik, dan botol kaca bisa didaur ulang," tambahnya.

Dia juga mencontohkan agar kita tidak langsung membuang kemasan produk yang sudah tidak terpakai di rumah.

"Misalnya, jika kita mempunyai pouch atau wadah bekas make up, jangan dibuang. Kita bisa menggunakan pouch ini untuk hal lain, seperti dijadikan pot untuk tanaman," ucap dia.

3. Kemasan yang bisa didaur ulang

Plastik merupakan salah satu material kemasan yang relatif mudah didaur ulang. Namun sayangnya, plastik juga penyumbang sampah terbesar di Indonesia, menurut Arief.

"Seperti yang kita ketahui, lebih dari 90 persen sampah di Indonesia ditimbun. Kalau di area Jakarta dan sekitarnya, sampah-sampah itu ditimbun di Bantar Gebang, dan sebagian besar adalah plastik," sebutnya.

Padahal, tambah Arief, plastik dapat didaur ulang untuk dijadikan bahan kemasan baru.

"Akan lebih baik lagi jika packaging sebuah produk adalah packaging yang bisa dijadikan kompos atau bisa terurai lingkungan, dan ini juga yang dicari para pelaku usaha."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/15/195820520/higienis-dan-berkelanjutan-tren-packaging-di-tahun-2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke