Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jessica Mila Pernah Alami Skoliosis, Merasa Tulang Rusuk Kiri Menonjol

Kondisi itu tak disadarinya, hingga suatu hari salah seorang temannya menegur Mila karena merasa tulangnya tampak berbeda.

"Aku kan dulu ikut cheers (cheerleader), biasanya kami pakai kostum harus yang fit body banget. Pada saat itu temanku notice, kok tulangnya agak miring ya, mil."

Demikian diungkapkan Mila dalam Instagram Live bertajuk Scoliosis Awareness Month: Apakah Skoliosis Dapat Disembuhkan? bersama Eka Hospital, belum lama ini.

Karena tak merasakan sakit apapun, pemeran film Imperfect itu membiarkan kondisi itu hingga duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia akhirnya memeriksakan diri ke dokter karena merasa tulangnya seperti menonjol.

"SMA aku merasa kok makin tulang rusuk aku yang sebelah kiri agak menonjol. Setelah itu baru ke dokter, benar aku skoliosis," tuturnya.

Saat itu, Mila sebetulnya tak merasa khawatir karena memang tak merasakan sakit apapun. Namun, ia banyak mendapatkan komentar dari orang-orang yang mengetahui dirinya mengalami skoliosis.

"Setiap orang tahu aku skoliosis, biasanya respons orang: itu enggak boleh didiemin lho, harus diobati, kalau perempuan nanti pada saat hamil bisa makin parah atau saat tua nanti bermasalah," ucapnya menirukan komentar orang-orang tersebut.

Sejak saat itu, Mila menyadari bahwa dirinya kerap lupa memiliki kondisi tulang belakang yang berbeda dan seharusnya lebih memerhatikan kesehatan tulangnya.

Mendengar banyak omongan orang justru membuatnya semakin peduli dengan tulang belakangnya. Misalnya, memilih jenis olahraga yang bisa membantu tulang belakangnya lebih kuat dan lebih lurus.

Aktris kelahiran 3 Agustus 1992 itu juga menyadari bahwa tangannya sangat sering terasa pegal sebelah jika melakukan aktivitas olahraga yang hanya melibatkan satu tangan.

"Karena mungkin bagian ototnya ada yang lebih lemah, jadi ketika dipakai lebih kaku atau lebih pegal."

"Jadi aku ngerasain sendiri di badanku lebih nyaman melakukan olahraga seperti berenang atau pilates dibandingkan olahraga satu tangan," tuturnya.

Skoliosis biasa ditemukan di usia pubertas

Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD, dr Phedy, SpOT (K) Spine menjelaskan, skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang tidak normal karena berbentuk melengkung seperti huruf C atau S.

Ada beberapa faktor penyebab skoliosis. Tipe skoliosis yang dialami oleh Mila, kata Phedy, adalah skoliosis idiopatik atau jenis skoliosis yang didapatkan di masa pertumbuhan.

Sementara jenis lainnya adalah skoliosis degeneratif, skoliosis neuromuscular, hingga skoliosis congenital.

Skoliosis degeneratif terjadi akibat kerusakan bantalan dan tulang belakang yang aus seiring bertambahnya usia. Sedangkan skoliosis neuromuscular diakibatkan kerusakan jaringan saraf dan otot yang menyebabkan kelengkungan tulang belakang dan skoliosis congenital akibat pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal ketika masih di dalam kandungan.

"Hampir 80 persen kasus skoliosis yang kami dapatkan adalah skoliosis idiopatik. Banyak terjadi pada remaja, anak SD, SMP, seperti kasusnya Mila," ungkap Phedy.

Selain itu, kasus skoliosis ternyata juga lebih banyak terjadi pada anak perempuan daripada laki-laki.

"80 persen terjadi pada anak perempuan, kalau laki-laki lebih jarang," tambahnya.

Selain tulang belikat tambah lebih menonjol seperti yang dialami Mila, beberapa gejala skoliosis lainnya yang dapat dilihat seperti tubuh penderita yang condong ke satu sisi, salah satu bahu lebih tinggi, hingga tinggi pinggang yang tidak rata.

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan sendirinya tanpa bantuan dokter spesialis tulang.

Dokter nantinya perlu melakukan pengecekan lebih detil dari gejala yang dialami oleh pasien serta pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan yang didukung foto rontgen dan CT scan.

Kondisi ini dapat diobati dengan berbagai cara. Pada kasus ringan, misalnya, dapat dilakukan observasi karena tidak memerlukan pengobatan khusus.

Pasien biasanya akan dianjurkan melakukan gerakan olahraga untuk melenturkan dan menguatkan otot punggung.

Ada pula metode orthosis (brace) yang diindikasikan bagi penderita skoliosis dengan kelengkungan antara 35-45 derahat dan tulang yang belum matang pertumbuhannya.

"Pada kondisi tulang yang sudah matang, atau kelengkungan lebih dari 45 derajat, brace tidak banyak berguna," kata Phedy.

Terakhir, melalui tindakan operasi. Prosedur ini dilakukan jika kelengkungan skoliosis sudah lebih dari 45 derajat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/28/152900220/jessica-mila-pernah-alami-skoliosis-merasa-tulang-rusuk-kiri-menonjol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke