Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gelombang Kedua Pandemi, Jangan Tunda atau Pilih-pilih Vaksin Covid-19

Hal itu disampaikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyusup rangkaian kenaikan kasus yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Kenaikan kasus mingguan bahkan disebut lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Januari 2021.

Per Selasa (29/6/2021), ada penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 20.467.

Dengan demikian, total jumlah kasus Covid-19 yang tercatat pemerintah yaitu 2.156.465 dengan 1.869.606 sembuh dan 58.024 meninggal dunia.

Di tengah kasus yang melonjak, masyarakat diingatkan untuk memperketat penerapan protokol kesehatan dan segera mendapatkan vaksin Covid-19 jika sudah mendapat undangan vaksinasi atau memiliki kesempatan.

Praktisi Kesehatan, dr Andi Khomeini Takdir, SpPD mengimbau agar masyarakat tak menunda-nunda.

"Begitu ada undangan vaksinasi, gunakanlah. Jangan menunggu vaksin A, vaksin B, karena vaksin terbaik yang ada sekarang adalah vaksin yang tersedia."

Hal itu diungkapkannya dalam dialog di Media Center KPCPEN yang bertajuk “Kiat Sehat Isolasi Mandiri” di kanal YouTube FMB9ID_IKP, Selasa (29/6/2021).

Beberapa masyarakat menunda vaksin karena menunggu kedatangan vaksin jenis tertentu masuk ke Indonesia.

Padahal, kata Andi, vaksin yang ditunggu belum jelas kapan atau apakah akan datang karena saat ini semua negara masih menjaga stok vaksinnya masing-masing.

"Belum tentu datang. Karena semua orang masih menjaga stok vaksin buat negaranya sendiri. Jadi kita gunakan yang kita punya sambil saling jaga, saling pantau," tuturnya.

Vaksinasi perlu digencarkan demi mencapai target kekebalan komunitas atau herd immunity. Untuk mencapainya, 70 persen populasi harus sudah divaksin.

"Supaya target terjadinya herd immunity bisa terpenuhi tahun ini. Kita enggak mau wabah ini membuat kita sama takutnya di tahun depan, kan."

"Kita ingin bisa sehat sama-sama, ingin semuanya selamat," ujar Andi.

Pentingnya disiplin memakai masker

Andi kembali mengingatkan pentingnya penerapan tindakan pencegahan secara disiplin untuk mencegah penularan Covid-19.

Menurutnya, saat ini kita tak perlu menyalahkan pihak mana pun, sebab kesehatan diri dan keluarga adalah tugas masing-masing.

"Kita tahu bahwa tidak semua orang punya akses kesehatan yang sama dengan yang lain, yang kalau sakit bisa cepat cari, beli obat-obatan mahal pun mereka bisa (beli). Tapi sebagian besar orang di Indonesia tidak memiliki kemampuan itu."

"Yang kita punya kemampuan yang sama adalah mencegahnya. Kalau kita semua melakukan upaya penuh untuk mencegah agar tidak terpapar virus, ini semua bisa dilakukan," katanya.

Salah satunya adalah disiplin mengenakan masker dengan tepat sebagai salah satu protokol kesehatan Covid-19.

Kini dianjurkan untuk memakai dua lapis masker atau masker dobel sehingga transmisi virus lebih rendah.

Penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menganjurkan pemakaian masker medis di bagian dalam dan dilapisi lagi dengan masker kain di bagian luar.

Dengan memakai madker dobel, efek proteksi diharapkan naik dari 60-80 persen menjadi 90 persen.

"Tetap ada celah 10 persen tapi tentu lebih bagus dibandingkan yang 60 persen," ujarnya.

Selain itu, pastikan pula disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 lainnya, seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/30/103034720/gelombang-kedua-pandemi-jangan-tunda-atau-pilih-pilih-vaksin-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke