Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Problem Gaslighting, Cara Jitu Mengenali dan Melawannya

Biasanya, pelaku berupaya untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali -termasuk dengan berbohong, memproyeksikan kekurangan dia kepada orang lain, dan lantas menghindar ketika dikonfrontasi dengan orang lain.

Ini adalah teknik yang kadang-kadang digunakan oleh para narsisis, orang dengan gangguan kepribadian antisosial, peleceh seksual, penipu, politisi, pelaku rasialis, pemimpin sekte, dan bos toksik.

Praktik ini juga ditemukan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosa, dan pasangan yang selingkuh, atau melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Cara menyadari kita sedang berurusan dengan gaslighter

Di bawah ini adalah lima hal yang biasa dilakukan pelaku gaslighting. Meskipun -memang, penelitian tentang gaslighting masih tergolong jarang.

Sehingga, sebagian besar deskripsi di bawah berangkat dari pengalaman psikolog klinis yang melihat banyak pasien mengalami manipulasi jenis ini.

Umumnya, korban bisa mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma.

Kondisi ini kemudian dapat menciptakan stres psikologis kronis yang mampu merusak kesehatan fisik seiring berjalannya waktu.

1. Berbohong 

Pelaku gaslighting mendapatkan kendali atau menghindari konsekuensi dari perilaku dia dengan menyembunyikan dan mendistorsi informasi.

Dia mungkin mengatakan kebohongan terang-terangan atau dengan cara yang halus.

Bahkan ketika dihadapkan dengan fakta-fakta spesifik yang bertentangan dengan apa yang dia katakan, pelaku tetap terus mengulangi kebohongannya.

Seorang pasangan yang selingkuh dapat menyangkal selingkuh bahkan setelah pasangannya sudah memergoki pesan WhatsApp yang memberatkan di ponsel dia.

Pelaku gaslighting mungkin juga mengklaim bahwa dia "tidak ingat" telah melakukan hal-hal yang kita lihat dia lakukan.

Atau, bukan tak mungkin dia membantah kejadian, yang bahkan kita pergoki sendiri.

2. Balik menuduh

Pelaku menggunakan pertahanan yang disebut "proyeksi." Proyeksi melibatkan penyangkalan kualitas negatif dalam diri kita, dengan melihatnya pada orang lain.

Bahkan hal itu tetap bisa terjadi, ketika kondisi tersebut tidak benar-benar ada.

Memproyeksikan berarti kita dapat terus merasa seperti korban yang tidak bersalah. Ini mungkin cara untuk mengatasi hati nurani yang bersalah.

Sesekali -misalnya, menerima email dari klien potensial yang mengklaim bahwa istri dia adalah pelaku narsis, dan dia lalu menggambarkan diri sebagai korban.

Ketika digali lebih dalam, ternyata dialah yang melakukan segala tuduhan tersebut.

Atau -misalnya, dalam situasi kekerasan terhadap pasangan, pelaku dapat memprovokasi kemarahan korban dengan merendahkan, menarik kasih sayang, membuat tuduhan palsu dan sebagainya.

Ketika pasangannya marah, mereka kemudian berkata, "Aku tidak kasar; kamu yang berteriak dan kehilangan kendali."

3. Menyebut korban emosi tidak seimbang, atau terlalu sensitif

Pelaku gaslighting berulang kali mengklaim, dia tidak memiliki masalah, itu semua tentang kita.

Dia meragukan kesehatan mental kita, dengan menuduh kita terlalu sensitif dan bereaksi berlebihan ketika dia mencoba berbicara tentang suatu masalah.

Pelaku bahkan mungkin memberi tahu teman dan keluarga kita, bahwa kita tidak seimbang secara emosional, demi mengikis sumber dukungan untuk kita.

Salah satu trik pelaku gaslighting di tempat kerja adalah mengecualikan kita dari rapat atau email penting.

Lalu, pelaku lantas menyangkal telah melakukannya, atau menyembunyikan rapat dari kita.

Ketika kita mengonfrontasi, dia bakal balik menuduh korban paranoid atau cemburu.

4. Melemahkan dengan cara halus

Pelaku gaslighting mendapatkan kendali atas kita dengan berfokus pada kekurangan kita.

Jika kita memberi tahu bahwa kita merasa tidak aman dan nyaman, maka dia akan menggunakan hal ini untuk melawan kita.

Dengan kedok, dia mungkin membuat kita mempertanyakan kompetensi kita sendiri.

Pelaku mungkin mempermalukan kita di depan umum, mengolok-olok, lalu mengaku "hanya bercanda".

Pelaku mungkin pula memberikan pujian secara tidak langsung atau membuat komentar tajam tentang pengasuhan, kinerja, kompetensi, atau kecerdasan kita.

Di tempat kerja -misalnya, pelaku mungkin dengan sengaja memfokuskan pembicaraan pada kekurangan kita.

Pelaku mungkin menghargai ide-ide kita, tapi kemudian menuduh kita cemburu.

Dia mungkin membujuk kita untuk membeli barang mewah, lalu mengkritik kebiasaan belanja kita.

Pelaku gaslighting membuat kita merasa tidak kompeten, sehingga bisa mengendalikan keuangan atau agenda tertentu.

Dia mungkin mengatakan, menjaga uang bukanlah "keahlian kamu", atau bahwa dia lebih baik dalam urusan tersebut.

Pelaku mungkin juga berbicara buruk tentang kita kepada keluarga, rekan kerja, atau teman.

Dia bisa saja menuduh kita sebagai orangtua yang buruk di depan anak-anaknya.

5. Membelokkan dan mengalihkan perhatian

Ketika kita mengonfrontasi para gaslighter tentang perilakunya, dia sering mengubah topik pembicaraan.

Atau, dia bisa melakukan serangan balik dengan memberi tahu kita bahwa itu semua salah kita, dan kitalah yang bermasalah.

Mereka juga mungkin mengatakan, kita membuat dia bertindak seperti itu karena kita membuat dia kesal.

Tanpa mengatasi kekhawatiran kita, dia juga mungkin memfokuskan kembali pembicaraan pada kekurangan kita, atau mengajukan keluhan tentang sesuatu yang dilakukan.

Jika tidak. dia mungkin menentang semua yang kita katakan, dan memilih fakta untuk mendukung sudut pandang, dan melemahkan sudut pandang dia.

Trik favorit pelaku adalah fokus pada nada suara kita, atau kata-kata yang kita gunakan daripada fakta situasinya. Dia mungkin menuduh kita "marah" atau "negatif".

Tips melawan pelaku gaslighting

Gaslighting dapat membuat kita kehilangan keseimbangan, membuat kita merasa bingung, tidak nyata, atau bahkan marah.

Namun pelaku tidak akan mengakui bahwa mereka melakukannya.

Nah, berikut ini adalah beberapa strategi untuk melawan, yang mungkin dapat membantu.

1. Minimalkan kontak

Jangan mengobrol dengan orang semacam ini karena dia kemungkinan besar memiliki agenda tersembunyi.

2. Jangan percaya

Jangan percaya pada apa yang dia katakan.

3. Tanggapan ambigu

Jika kita membalas atau marah, dia akan mencoba membuat kita terlihat buruk atau bertindak seperti korban untuk mendapatkan simpati.

Oleh karena itu, lebih baik memberi tanggapan yang ambigu, seperti "benarkah?" atau "Saya bingung."

4. Klarifikasi kontradiksi

Katakanlah bingung, kemudian minta dia untuk mengklarifikasi dengan kontradiksi.

"Kamu mengatakan ini tidak terjadi, tapi saya punya fotonya. Saya tidak mengerti. Maukah kamu jelaskan lagi apa maksudnya."

5. Bicara dengan teman

Berbicara dengan teman yang dipercaya dapat memberikan penegasan terhadap sudut pandang kita.

Tips ini pun mampu mendorong kita untuk menyusun strategi lebih jauh.

6. Ingat kualitas diri

Ingatkan diri kita sendiri tentang kualitas dan keberhasilan untuk melawan narasi negatif.

7. Membuat jurnal

Membuat jurnal atau buat buku harian tentang apa yang terjadi bisa amat membantu.

8. Pindah kerja

Dalam kasus yang terjadi di tengah pekerjaan, maka mengubah pekerjaan atau meninggalkan hubungan untuk menjauh seringkali merupakan respons terbaik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/05/121317720/problem-gaslighting-cara-jitu-mengenali-dan-melawannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke