Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Olimpiade Tokyo Tanpa Teriakan dan Sorak-Sorai, Apa Jadinya?

Dia masih ingat betul bagaimana reaksi para penonton di Moskwa, ketika namanya diumumkan untuk memasuki arena menjelang perlombaan. 

"Tak ada suara, sangat sunyi," kata Kirk Sell.

Nah, para atlet yang ambil bagian dalam perhelatan Olimpiade Tokyo tahun ini juga kemungkinan akan merasakan apa yang diceritakan Kirk Sell.

Komite Olimpiade Internasional dan panitia nasional Jepang  -yang khawatir dengan merebaknya pandemi Covid-19- membatasi jumlah penonton tidak lebih dari 10.000 di arena. 

Jumlah tersebut menjadi volume yang lebih kecil dari kebiasaan yang selama ini ada. Belum lagi, hampir seluruh penonton dipastikan adalah warga Jepang.

Selain itu, mereka pun tidak akan diizinkan untuk bersorak atau bernyanyi menyerukan yel-yel, karena bersuara diyakini sebagai salah satu cara penyebaran virus corona.

Lantas, bagaimana para atlet dari seluruh dunia itu akan bereaksi terhadap tidak adanya penonton di tribun?

Kirk Sell, yang memenangi medali perak untuk AS di Olimpiade Athena tahun 2004 dan sekarang menjadi profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, pun berkomentar. 

Dia mengatakan, kemungkinan sebagian besar atlet Olimpiade secara psikologis sudah siap untuk tantangan itu.

“Pikiran awal saya adalah bahwa kurangnya penonton akan terasa aneh bagi atlet."

"Tetapi pada saat yang sama, banyak dari mereka kemungkinan telah berkompetisi dalam situasi yang sama sebelumnya, meskipun tidak pada level itu,” kata Kirk Sell.

“Ketika saya melakoni ajang Piala Dunia renang di Moskwa, itu menarik banyak perenang internasional menonton. Tetapi kerumunan itu hampir seluruhnya domestik,” ungkap dia.

Tetapi tetap saja, kata dia, keheningan mungkin mendatangkan dampak psikis bagi beberapa atlet, dan bisa menjadi faktor dalam Olimpiade ini.

“Sebab ada tak sedikit atlet yang terbiasa mendapat dorongan dari kerumunan yang bersorak-sorai, meski ada yang lain mampu tampil sebaik atau lebih baik dari biasanya tanpa sorakan, ” kata Sell.

Beruntung, IOC -meski melarang sorak-sorai, berpelukan, tos, dan berjabat tangan- tetapi tidak dengan bertepuk tangan.

Olimpiade akan berlangsung mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, dan Paralimpiade dari 24 Agustus-5 September 2021.

Juga, -tidak seperti ajang serupa sebelumnya, atlet tidak akan diizinkan mengunjungi venue sebagai penonton, dan dapat dilarang bertanding jika tepergok.

Sam Sommers, seorang profesor psikologi di Tufts University dan yang juga co-writer  "This Is Your Brain on Sports," ikut mengungkapkan pandangannya. 

Dia meyakini, atlet bakal tampil berbeda di depan penonton, daripada saat mereka harus berlaga "sendirian".

Menurut dia, hal yang bakal berpengaruh terkait jantung yang berdetak lebih cepat, dan mungkin dapat memudahkan untuk fokus pada laga agar dijalani dengan baik.

Konon, untuk beberapa atlet, kompetisi di Tokyo bisa terasa sangat akrab dan menenangkan.

“Pengalaman bertanding tanpa penonton mungkin tidak jauh berbeda dengan sesi latihan mereka,” kata Sommers.

Pemain bola basket dan bisbol profesional dapat merasakan apa yang akan dialami oleh American Olympians ketika musim NBA dan MLB dilanjutkan pada tahun 2020, saat tidak ada orang di tribun.

“Itu adalah pengalaman yang nyata,” kata Sommers, tetapi belum ada penelitian yang dilakukan tentang bagaimana performa atlet terkait dengan kondisi tersebut."

“Kita memang belum tahu bagaimana bertanding di level ini tanpa penonton akan mempengaruhi atlet, karena datanya belum ada,” kata dia.

“Sebagian besar penelitian dilakukan beberapa dekade yang lalu,” sambung dia.

Kay Porter, seorang psikolog yang telah bekerja dengan generasi atlet dan lebih suka disebut "spesialis persiapan mental" juga ikut berkomentar. 

Dia memuji kerumunan kecil tapi antusias yang menonton uji coba Olimpiade yang baru rampung di Eugene, Oregon.

Menurut dia, kerumunan kecil pendukung terasa mampu menyemangati para atlet melewati kondisi panas yang menyiksa di wilayah tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/06/115645920/olimpiade-tokyo-tanpa-teriakan-dan-sorak-sorai-apa-jadinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke