Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ternyata Resiliensi Orang Indonesia Tergolong Rendah, Apa Artinya?

Selain karena penyakit Covid-19 itu sendiri, masalah kesehatan mental ini pun timbul akibat dari pembatasan sosial, guncangan ekonomi, hingga ketidakpastian akan perubahan situasi.

Oleh sebab itu, untuk bisa menghadapi Covid-19 dan masalah kesehatan mental yang mengikutinya, kita perlu melakukan resiliensi.

Resiliensi adalah kemampuan bangkit kembali secara positif dari kejadian yang tidak menyenangkan.

Baru-baru ini, tim peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) menyelesaikan sebuah studi mengenai resiliensi orang Indonesia.

Penelitian tersebut dilakukan secara daring pada periode akhir Mei hingga awal Juni 2021.

Mereka melibatkan sebanyak 5.817 responden dengan kisaran usia 18-82 tahun dari berbagai macam lapisan profesi.

"Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan dan faktor-faktor resiliensi orang Indonesia."

Demikian dikatakan salah satu penulis studi sekaligus psikolog, Bagus Takwin, SPsi, MHum dalam webinar bersama Fakultas Psikologi UI, Sabtu (10/7/2021).

"Sehingga, kami dapat merekomendasikan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan resiliensi, kesehatan mental, dan kebahagiaan orang-orang di masa pandemi," sambung dia.

Resiliensi orang Indonesia rendah

Berdasarkan temuan studi, secara umum, rata-rata resiliensi orang Indonesia tergolong rendah.

Artinya, mereka sulit untuk kembali ke keadaan semula setelah mengalami kejadian sulit yang traumatis.

Orang Indonesia cenderung tidak tahan terhadap tekanan, dan pesimistis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan.

Ada pun faktor utama penyebab resiliensi orang rendah adalah karena menurunnya afek positif atau sesuatu yang membuat mereka merasa senang dan bersemangat.

"Resiliensi rendah bukan karena menderita penyakit, tetapi karena orang-orang kehilangan kesenangan mereka."

"Seperti tidak bisa bertemu teman, nongkrong, atau berpergian ke suatu tempat," kata dia.

"Kalau resiliensi rendah ini dibiarkan berkepanjangan akan berdampak buruk bagi masing-masing individu, dan dapat berpengaruh pada aktivitas kehidupannya sehari-hari," lanjut dia.

Dampak buruk dari resiliensi yang rendah yakni semakin meningkatnya gangguan depresi, emosi negatif, gangguan fisik, menurunnya emosi positif, kepuasaan hidup, dan kebahagiaan.

Bahkan, Bagus mengungkapkan, resiliensi yang sangat rendah juga bisa mengalami kesedihan yang mendalam dan kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas harian.

Daya lenting rendah tapi fleksibilitas tinggi

Meski resiliensi atau daya lenting terhadap pandemi Covid-19 rendah, namun orang Indonesia cenderung memiliki kelenturan yang cukup tinggi.

Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia dan tim pakar Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro S. Wongkaren memberikan sedikit penjelasannya.

Menurut dia, kelenturan yang tinggi ini berarti orang Indonesia tetap merasa stres dan tertekan pada masalah, khususnya pandemi.

Dia menyebut, orang Indonesia bakal menganggapnya sebagai sebuah cobaan yang memang harus dijalani.

"Kalau dalam bahasa Jawa-nya kita sebut sebagai 'nrimo', ya. Jadi, walaupun ada berbagai masalah ya kita cenderung pasrah dan menerima saja," ujar dia.

Penyebab dari kelenturan yang tinggi ini bisa dilihat dari berbagai macam faktor, seperti idenditas agama, budaya, dan sebagainya.

"Tapi, saya melihat yang paling utama adalah faktor agama. Di mana, orang Indonesia saat menghadapi masalah akan selalu melihat kekuatan yang lebih tinggi yakni Tuhan."

"Dan, ya itu tadi menganggapnya sebagai cobaan," papar dia.

Kendati demikian, Turro merekomendasikan agar orang-orang tetap dapat mengembalikan afek positif mereka dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan di rumah.

Sebab, resiliensi bukanlah sesuatu yang kita dapatkan sejak kecil, melainkan kemampuan yang harus diolah untuk mampu membuat diri semakin tangguh dan kuat menghadapi masalah.

"Jadi jangan hanya kelenturannya saja yang tinggi tetapi juga harus menjaga kelentingannya tetap kuat dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/10/160407820/ternyata-resiliensi-orang-indonesia-tergolong-rendah-apa-artinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke