Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertengkaran antara Saudara Kandung, Bagaimana Mengatasinya?

KOMPAS.com – “Kakak bisa nonton konser, kok aku tidak?” atau “Aku ingin jadi anak tunggal saja!”

Dua kalimat di atas biasanya dilontarkan anak saat kesal dan bertengkar dengan saudaranya sendiri.

Saudara kandung memang bisa menjadi teman terdekat anak, namun menemukan anak yang tidak pernah bertengkar dengan saudaranya sendiri itu hampir tidak mungkin.

Setiap adik-kakak pasti pernah bertengkar, dan itu normal.

Banyak hal yang menyebabkan saudara kandung bertengkar, seperti sifat dan umur yang berbeda, komplain tentang hak yang berbeda, atau berebut memakai kamar mandi atau potongan terakhir sebuah kue.

Memang, pertengkaran dan persaingan antar-saudara kandung merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Namun jika terlalu sering, orangtua bisa stres.

Untuk itu, orangtua harus bisa membantu anak dengan meminimalisir pertengkaran dan membuat anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Berikut ini, ada deretan akar permasalahan pertengkaran saudara dan apa yang harus dilakukan orangtua.

Mencari akar permasalahan

Saat anak betengkar dengan saudara kandung sendiri, yang harus Anda lakukan terlebih dahulu adalah mencari akar permasalahannya.

Anak memang terkadang tidak rasional, apalagi anak kecil. Hal itulah yang membuat masalah kecil bisa membuat anak-anak bertengkar hebat dengan saudaranya sendiri.

Berikut ini, hal-hal yang dapat menjadi akar permasalahan dan pemicu pertengakaran antar-saudara kandung.

Perhatian

Anak selalu mencoba menarik perhatian orangtua. Semakin sibuk orangtua, semakin besar permintaan anak akan perhatian orangtua. Sebaliknya, semakin kecil fokus orangtua untuk memperhatikan kedua anaknya.

Saat ada bayi, misalnya. Akan sulit bagi seorang kakak untuk menerima keberadaan adiknya karena posisinya yang tergeser dari pusat perhatian orangtua.

Selain itu, biasanya perhatian orangtua akan terpusat pada anak yang sakit atau memiliki kebutuhan khusus, seperti anak yang sulit belajar.

Anak lain akan mulai bertingkah untuk mendapatkan perhatian jika mereka merasa diabaikan.

Berbagi

Mayoritas keluarga memiliki dana terbatas. Artinya, setiap saudara harus saling berbagi. Memberikan mainan atau benda kesukaan anak pada saudaranya itu sulit, terutama bagi anak kecil.

Sifat yang unik

Bisa saja anak pertama memiliki sifat keras kepala, sementara adiknya adalah seorang introvert dan pendiam. Perbedaan sifat ini bisa membuat pertengkaran.

Perbedaan umur dan jenis kelamin juga bisa memicu pertengkaran antar-saudara.

Masalah keadilan

Jika diumpamakan, anak seperti hakim kecil. Mereka selalu meminta keadilan dan kesetaraan, lalu memperjuangkan apa yang mereka anggap sebagai hak mereka.

Seorang adik bisa saja protes karena kakak mereka bisa pergi ke konser sementara dia harus tetap di rumah.

Si kakak juga bisa kesal karena mereka harus menjaga adiknya di rumah, alih-alih hangout bersama teman-temannya.

Perasaan diperlakukan tidak adil dan iri pada saudara ini dapat menyebabkan dendam, lho.

Apa yang harus dilakukan jika pertengkaran terjadi?

Teriakan saling menjatuhkan anak-anak mungkin membuat Anda stres, namun sebaiknya hindari terlibat dalam pertengkaran kecuali jika seorang anak terluka. Cobalah untuk membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Terlibat tidak akan mengajari anak-anak cara menangani konflik. Malah, itu bisa membuat Anda tampak lebih menyukai satu anak daripada yang lain. Apalagi, jika Anda selalu menghukum anak yang sama.

Biasanya, beberapa ketidaksepakatan akan berakhir dengan sendirinya. Berikut adalah beberapa tips untuk menyelesaikan konflik ketika pertengkaran saudara kandung menginjak titik tidak bisa lagi dihindari.

Pisahkan

Pisahkan anak dan biarkan mereka menenangkan diri di kamar mereka. Terkadang, yang dibutuhkan anak hanyalah waktu untuk diri sendiri dan jarak antara satu sama lain.

Ajarkan negosiasi dan kompromi

Tunjukkan pada anak bagaimana cara menyelesaikan masalah yang menguntungkan semua pihak.

Pertama, minta mereka untuk berhenti berteriak dan mulai berkomunikasi. Beri setiap anak kesempatan untuk bercerita.

Dengarkan, dan jangan menghakimi.

Lalu, coba untuk mengklarifikasi masalah. Misalnya dengan mengatakan, “Jadi, kakak kesal karena adik merebut mainanmu, ya?” saat anak yang lebih tua terlihat kesal.

Setelah itu, minta anak untuk menemukan solusi yang tepat dan menguntungkan keduanya. Jika mereka tidak bisa, Anda bisa membantunya dengan memberi solusi.

Misalnya, jika bertengkar karena mainan, beri batas waktu agar kedua anak bisa mendapatkan jatah untuk bermain.

Tetapkan peraturan

Pastikan anak terikat dengan peraturan yang sama, seperti tidak boleh saling pukul, saling hina, atau merusak benda milik saudaranya.

Biarkan anak berpendapat tentang bagaimana aturan ditetapkan dan ditegakkan. Misalnya, mereka bisa memutuskan bahwa hukuman untuk memukul adalah tidak bisa menonton TV selama satu malam.

Membiarkan anak berperan dalam proses pengambilan keputusan akan membuat mereka merasa memiliki sedikit kendali atas hidup mereka sendiri. Ketika anak-anak mengikuti aturan, pujilah mereka untuk itu.

Aturannya mungkin berbeda tergantung pada usia anak. Sama halnya dengan hak istimewa dan konsekuensinya yang dapat bervariasi sesuai usia anak.

Jangan pilih kasih

Meski salah satu anak bandel sementara anak yang lain sangat baik dan penurut, jangan pilih kasih dan bandingkan anak.

Hindari mengatakan kata-kata yang tidak pantas diucapkan pada anak, misalnya: “Kenapa sih, kamu tidak bisa seperti kakakmu?”

Mengatakan hal seperti itu hanya akan membuat anak makin membenci satu sama lain. Memberi anak perlakuan pilih kasih juga dapat merusakan hubungan Anda dan anak.

Jangan buat semua setara

Tidak akan pernah ada kesetaraan sempurna dalam suatu keluarga. Seorang anak yang lebih tua tentu bisa mendapatkan beberapa hal yang belum bisa didapatkan adik mereka.

Alih-alih menyetarakan anak, perlakukan setiap anak sebagai individu yang unik dan spesial.

Beri anak hak memiliki

Berbagi memang baik, namun anak tidak bisa dipaksa untuk berbagi segalanya. Semua anak tentu memiliki benda spesial yang hanya bisa dia miliki.

Gelar pertemuan keluarga

Coba berkumpul bersama keluarga setiap satu minggu sekali untuk membahas masalah yang ada.

Beri setiap anggota keluarga kesempatan untuk menyampaikan keluhan mereka. Lalu, cari solusi bersama.

Beri setiap anak perhatian terpisah

Memang sulit untuk menghabiskan waktu bersama dengan setiap anak, apalagi jika Anda memiliki keluarga yang besar.

Namun, salah satu alasan saudara kandung bertengkar adalah karena mereka kekurangan perhatian.

Untuk memberi tahu anak-anak bahwa Anda menghargai setiap anak, buatlah waktu berduaan untuk setiap anak.

Buat hari-hari istimewa, seperti mengajak putri Anda berbelanja atau putra Anda ke bioskop, cukup berdua saja. Bahkan, 10 hingga 15 menit perhatian dari Anda setiap hari dapat membuat anak merasa istimewa.

Bagaimana jika anak lepas kendali?

Sangat normal bagi saudara kandung untuk bertengkar dari waktu ke waktu. Tetapi, ketika perkelahian mencapai titik di mana satu anak menjadi korban secara emosional atau fisik, wajib dihentikan.

Perilaku memukul, menggigit, atau "menyiksa" yang berulang (misalnya, menggelitik, menggoda, atau meremehkan) adalah bentuk pelecehan dan Anda harus turun tangan.

Jika Anda tidak dapat menghentikan kekerasan itu sendiri, bicarakan dengan dokter atau psikolog anak untuk mendapatkan bantuan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/12/091500220/pertengkaran-antara-saudara-kandung-bagaimana-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke