Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Pertempuran" Nike, Adidas, dan Puma di Euro 2020, Siapa Juaranya?

Tentu saja, turnamen tersebut bukan hanya mempertandingkan tim antarnegara di benua biru, melainkan juga menjadi ajang pertempuran merek-merek kelas atas.

Kita dapat menyaksikan betapa brand seperti Nike, Puma, Adidas, dan lain-lain pada jersey, sepatu, hingga aksesori yang dikenakan para pemain, tim official, hingga pelatih.

Nah, terkait persaingan di antara merek-merek tersebut, brand apa -kira-kira, yang berhasil menempati posisi pertama mengungguli merek pesaing lainnya?

Yuk, kita simak kupasannya berikut ini. 

1. Jersey

Setidaknya, sembilan dari 24 negara peserta Euro 2020 menggunakan jersey dengan logo Swoosh.

Saingan berat Nike, yaitu Adidas mensponsori delapan tim, sedangkan Puma empat tim.

Ada pula merek Hummel yang terpampang di jersey timnas Denmark, atau Joma di jersey Ukraina.

Ketika babak perempat final bergulir, delapan dari sembilan tim yang menggunakan jersey berlogo Nike tersingkir, menyisakan Inggris sebagai satu-satunya "perwakilan" Nike.

Dari empat tim yang disokong, Puma masih memiliki tiga tim, sementara Adidas maju dengan dua tim.

Jumlah perwakilan masing-masing merek semakin mengerucut begitu Euro 2020 memasuki babak semifinal.

Italia (Puma) melawan Spanyol (Adidas), sementara Inggris (Nike) menghadapi Denmark (Hummel).

Selain Italia, ada satu lagi tim yang memakai jersey berlogo Puma, yaitu Swiss. Tentu, pamor Puma sebagai sebuah merek meningkat di turnamen ini.

Pasalnya, Swiss secara tak terduga mampu menembus babak perempat final usai menyingkirkan juara Piala Dunia 2018, Perancis di babak 16 besar.

Sayang, langkah Swiss terhenti di perempat final lantaran kalah dari Spanyol lewat babak adu penalti.

Republik Ceko, yang juga "disponsori" Puma, tidak tampil mengecewakan. Negara itu mampu mengalahkan perwakilan Nike, Belanda di babak 16 besar.

Jika menimbang jumlah uang yang diinvestasikan, Nike dan Adidas boleh dibilang sedikit merugi karena Perancis dan Jerman gagal menembus 16 besar Euro 2020.

Seperti dilaporkan The Athletic, kesepakatan Nike dengan Perancis memiliki nilai tertinggi dalam sepakbola internasional, mencapai sekitar 78 juta dollar AS per tahun atau setara Rp 1,1 triliun.

Nilai kerja sama itu jauh di atas kesepakatan jangka panjang Adidas dengan timnas Jerman, 60 juta dollar AS per tahun atau sekitar Rp 867 miliar.

Dalam laporan yang sama, kesepakatan antara Puma dengan Italia "hanya" bernilai 35 juta dollar AS atau lebih kurang Rp 506 miliar.

Timnas yang memiliki nilai kesepakatan terendah dengan merek adalah Makedonia Utara.

Negara itu bekerja sama dengan merek pakaian olahraga Jerman, Mako yang nilainya hanya 555.000 dollar AS atau lebih kurang Rp 8 miliar.

Terakhir, ada merek Hummel yang sejak lama mensponsori timnas Denmark sebesar 2,4 juta dollar AS per tahun.

Denmark disorot publik lantaran kapten tim tersebut, Christian Eriksen sempat terkena serangan jantung di lapangan saat pertandingan pembuka Euro 2020.

2. Kontrak merek dengan pemain

Nike sering membiarkan kontrak dengan pemain berakhir begitu saja lantaran adanya perubahan dalam strategi merek.

Ada dugaan, saat ini Nike sedang memangkas pengeluaran. Namun hal itu agaknya kurang tepat.

Seperti diberitakan the Athletic, pendekatan Nike yang membiarkan kontrak dengan sejumlah bintang besar berakhir bukan disebabkan oleh pandemi.

Disebutkan Nike sedang mengubah kebijakan dengan mengubah fokus pada sejumlah atlet elit yang beragam dan mempromosikan keadilan sosial dalam kampanye perusahaan.

Belum lama ini, Nike membiarkan Raheem Sterling "hijrah" ke New Balance. Padahal, Sterling bisa dibilang sebagai salah satu pemain terbaik Inggris di Euro 2020.

Dapat diartikan, Nike tidak memiliki kekuatan penuh secara finansial untuk memertahankan winger Manchester City itu.

Sedangkan pemain Inggris lain yang disponsori Nike, Marcus Rashford justru tidak menampilkan performa terbaik selama turnamen.

Pemain depan Manchester United tersebut bahkan membuat dosa besar bagi timnas Inggris, karena gagal mengeksekusi tendangan penalti saat menghadapi Italia di babak final.

Bintang Nike yang bersinar di Euro 2020 rasanya hanya Cristiano Ronaldo, yang mengemas lima gol dan satu assist.

Kylie Mbappe, atlet lain yang dikontrak Nike harus mengalami keterpurukan akibat timnas Perancis tersingkir dari Swiss.

Bagaimana dengan Adidas? Merek itu jelas sangat diuntungkan karena kiper timnas Italia, Gianluigi Donnarumma memenangi penghargaan Player of the Tournament.

Donnarumma sempat menjalin kontrak dengan Puma, sebelum akhirnya pindah ke Adidas beberapa tahun lalu.

Lalu tak hanya itu, bintang muda Spanyol, Pedri yang juga dikontrak the Three Stripes, memeroleh penghargaan sebagai Young Player of the Tournament.

Penghargaan yang didapat Donnarumma dan Pedri secara tidak langsung akan mendatangkan keuntungan bagi Adidas.

Puma sendiri memiliki beberapa perwakilan pemain dari kedua negara finalis, yaitu Georgio Chiellini (Italia) dan Harry Maguire (Inggris).

Maguire mengeksekusi tendangan penalti dengan sempurna, di mana bola hasil sepakannya menghujam gawang Donnarumma.

Sedangkan Chiellini mengangkat trofi Piala Euro 2020 dengan memakai item Puma dari kepala hingga kaki.

Jadi, tak berlebihan jika disebut Euro 2020 cukup membenamkan Nike, dan meningkatkan pamor Puma.

Meski demikian, pendapatan Puma di turnamen tersebut hanya mencapai sekitar 6 miliar dollar AS.

Angka itu jauh di belakang Nike dan Adidas yang masing-masing mengumpulkan 36 miliar dollar AS dan 23,5 miliar dollar AS.

Dengan kata lain, secara ekonomi pertempuran pakaian olahraga masih didominasi oleh Nike dan Adidas.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/13/171302520/pertempuran-nike-adidas-dan-puma-di-euro-2020-siapa-juaranya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke