Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Bahaya Baby Walker agar Anak Terhindar dari Celaka

Namun, dari semua alat-alat bantu tersebut, ada satu alat yang sangat tidak disarankan oleh para ahli: baby walker.

Pasalnya, sebuah penelitian terbaru menujukkan, baby walker masih menjadi penyebab berbagai cedera pada bayi setiap tahunnya.

Cedera -bahkan, tetap terjadi meski alat aitu telah memenuhi standar keamanan baru yang dikeluarkan pada tahun 2010 silam.

Penelitian juga menunjukkan, meski cedera menurun dalam 10 tahun terakhir, baby walker masih bertanggung jawab atas berbagai cedera pada leher dan kepala bayi, termasuk patah tulang.

Apa itu baby walker?

Baby walker adalah alat yang didesain untuk digunakan oleh anak berusia 5-15 bulan.

Alat ini berbentuk bulat, memiliki roda, lengkap dengan sebuah kursi gantung untuk menampung anak di tengahnya.

Kursi gantung inilah yang membuat kaki bayi bisa menyentuh tanah dan “berjalan.”

Orangtua mungkin menganggap baby walker sebagai barang wajib untuk membantu bayi mereka belajar berjalan.

Padahal, ada bahaya mengintai dibaliknya, membuatnya harus dihindari sebisa mungkin.

Namun, apa bahayanya? Dan apa alternatifnya? Berikut ulasannya.

Ancaman cedera

“Mungkin jelas bahwa anak bisa mengalami cedera saat lepas dari pengawasan dan terjatuh dari tangga."

"Namun, ada beberapa cedera lain yang penyebabnya tidak terpikirkan oleh kita, seperti meraih kompor atau memegang sebuah lilin."

"Intinya, anak bisa mengambil apa pun yang bisa dia raih,” ujar dokter anak Kimberly Giuliano, MD.

“Anak bisa berjalan dengan cepat, sejauh beberapa kaki hanya dalam beberapa detik saja. Jauh lebih cepat dari orang dewasa yang berlari,” tambah Giuliano.

Karena itu, jangan pernah berpikir untuk menaruh anak di baby walker saat berada di luar rumah.

Jalanan di sekitar rumah kita bisa saja rata, lengkap dengan rumput yang lembut, namun, bahaya anak berjalan ke arah kolam atau ke jalan raya tetap mengintai.

Baby walker tidak membantu anak berjalan

Selain alasan keamanan, Giuliano menjelaskan tentang adanya kesalahan pemahaman terkait manfaat baby walker bagi anak.

“Alat ini dapat menunda perkembangan motorik anak,” kata dia.

“Otot yang digunakan anak saat melakukan gerakan berjalan dalam sebuah berbeda dengan otot yang digunakan saat berjalan dengan tenaga sendiri."

"Karena itu, seorang anak yang berjalan dengan bantuan walker berpotensi berjalan lebih lambat dibanding anak yang diberi waktu untuk belajar berjalan sendiri tanpa bantuan,” tambahnya.

Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2019 membuktikan kata-kata Giuliano, dengan membagikan laporan terkait hal itu. 

Terbukti, skor tes perkembangan lokomotif yang lebih rendah terjadi pada bayi yang menggunakan baby walker, daripada mereka yang tidak.

Alternatif yang lebih aman

Bagi orangtua yang sibuk dan berharap bisa membuat anak aman sambil melipat baju atau memasak, Giuliano mengatakan ada perangkat stasioner lain yang jauh lebih aman.

Contohnya, dengan mendudukkan bayi di sebuah kursi tinggi dengan aman,

Opsi lainnya, bisa dengan menggunakan sebuah playpen atau menghalangi ruang gerak bayi dengan baby gate (pintu pengaman bayi).

Kendati demikian, meski kita mengikuti rekomendasi ini, Giuliano meminta agar orangtua tetap memastikan anak ada dalam jangkauan pengelihatan kita.

Lalu, saat menggunakan berbagai alat untuk mengasuh bayi, orangtua perlu memastikan alat itu memiliki ukuran yang pas dengan bayi kita.

“Saat seorang anak bertambah besar dan tinggi, potensi tersandung saat menggunakan alat bermain pun semakin tinggi,” kata Giuliano.

“Seorang anak yang senang bergerak bisa terjatuh jika pinggangnyasangat dekat dengan bagian atas perangkat. Mereka berpotensi menjatuhkannya,” tambah dia.

Jadi, akan lebih baik jika orangtua berkonsultasi pada dokter anak terkait menjaga keamanan anak di rumah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/21/111848220/kenali-bahaya-baby-walker-agar-anak-terhindar-dari-celaka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke