Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak, 8 Cara Menjadi Pribadi yang Lebih Optimistis

Pasalnya, selain bisa membuat hidup lebih bahagia, menjadi optimistis berpotensi mendapatkan hidup lebih sehat.

Salah satu alasannya, si optimis bakal lebih sering tersenyum dibandingkan si pesimis. 

Orang yang optimistis akan memiliki jantung yang lebih sehat, dan memiliki peluang hidup lebih tinggi.

Bahkan setelah divonis menderita penyakit berat, seperti kanker, diabetes, atau HIV dan AIDS.

Kelompok orang semacam ini pun diketahui jarang menghadapi stres.

Mereka juga bisa tidur dengan kuaitas yang lebih baik, serta dapat menghadapi stres dan trauma lebih baik dari mereka yang pesimistis.

Belum lagi, mereka lebih mampu mengelola hubungan dengan baik. Benar-benar menyenangkan ya sepertinya?

Sayangnya, dalam kenyataan, sulit untuk menjadi optimistis, apalagi bagi si pesimis sejati.

Namun jangan takut, ada delapan trik untuk menjadi lebih optimistis.

1. Teknik mindfulness

Penah mendengar teori otak kanan-otak kiri?

Ya, teori itu menyebutkan, mereka yang condong menggunakan otak kanan biasanya cocok di bidang kreatif, seperti seni.

Sementara itu, mereka yang menggunakan otak kiri lebih condong di bidang analisis seperti matematika.

Memang, tidak ada bukti bahwa sifat atau kelakuan kita terpusat pada satu sisi pikiran, penelitian menemukan orang yang kreatif biasanya lebih pesimistis.

Jika masuk ke dalam kategori kreatif, jangan khawatir.

Dalam penelitiannya, Richard Davidson, Direktur dari Laboratory for Affective Neuroscience di University of Wisconsin, menemukan, otak dapat dapat diatur ulang secara sadar, dan dapat mengubah pikiran menggunakan teknik mindfulness.

Hal ini dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam cara kita menanggapi pengalaman.

2. Definisikan kembali arti optimisme

Pekerja sosial klinis berlisensi Kimberly Hershenson, mengingatkan tentang adanya kecenderungan untuk mengasosiasikan optimisme dengan kebahagiaan.

Jangan berasumsi bahwa untuk menjadi optimistis, kita harus menyangkal tantangan hidup sepenuhnya.

Meskipun, kebahagiaan dapat menghasilkan optimisme dan membuatnya lebih mudah untuk memiliki pandangan optimistis, tapi keduanya berbeda.

Memiliki pandangan optimistis tidak berarti kita harus selalu bahagia atau melihat segala sesuatu berjalan dengan baik.

Sebaliknya, yakinkan diri bahwa ada hasil positif dalam menghadapi cobaan dan kesengsaraan.

3. Fokuslah pada apa yang bisa dikendalikan

Merenung memikirkan masa lalu mungkin memang menggoda, sama dengan merenungkan masa depan yang tidak pasti.

Namun, tidak ada satu pun dari tindakan ini yang akan membuat kita lebih optimistis.

Psikolog merekomendasikan kita untuk tetap memikirkan hal yang terjadi di hadapan kita saat ini.

Dengan demikian, kita bisa lebih fokus, terpusat, dan lebih positif, karena tidak berurusan dengan hal-hal yang tidak diketahui.

Fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kendalikan sekarang. Misalnya, jika tidak mendapatkan promosi besar yang kita idam-idamkan, jangan berpikiran negatif.

Fokuslah pada apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk mencapai tujuan kita.

4. Luangkan waktu untuk diri sendiri

Tenangkan pikiran dan luangkan waktu untuk diri sendiri, meski itu hanya 30 menit per minggu.

Berendamlah, membaca, berlari, atau menonton tayangan favorit kita.

Apa yang kita lakukan tidak sepenting apa yang kita rasakan. Yang penting, kita bisa terlibat dalam aktivitas yang menenangkan dan kita sukai.

5. Bersyukurlah

Luangkan waktu lebih untuk bercermin pada aspek positif hidup dibanding hal yang ingin kita tingkatkan.

Sebuah jurnal besyukur bisa membantu. Coba mulai hari dengan menuliskan tiga orang atau hal yang membuat kita berterima kasih.

Renungkan mengapa hal-hal atau orang-orang ini berharga bagi kita.

6. Jadilah orang baik

Cobalah untuk tetap baik pada orang lain, meski kita sedang dalam keadaan stres, atau saat kita merasa sedang diuji.

Dalam banyak kasus, melakukan kebaikan lebih bermanfaat bagi si pemberi daripada bagi si penerima loh.

7. Buang pikiran negatif sejak awal

Wajar jika pikiran negatif muncul sesekali. Namun, hidup memang rumit. Davidson mengatakan, menantang pikiran negatif adalah hal yang baik.

Misalnya, mungkin kita berpikir kalau menderita kanker adalah takdir. Alih-alih berpikiran seperti itu, balikkan dengan pemikiran yang lebih positif.

Misalnya, “Banyak orang dengan kanker berumur panjang dan memiliki hidup yang indah.”

8. Kelompok positif

Terakhir, pastikan untuk mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang cenderung berpikir positif, bukan para "Debbie Downer" yang selalu berpikir negatif.

Memang, setiap orang memiliki setidaknya satu teman atau anggota keluarga yang hobi mengeluh tentang berbagai hal.

Sayangnya, hal negatif bisa menular. Namun, kita tidak harus menghentikan pengeluh ini sepenuhnya.

Pastikan saja kita memiliki sekelompok orang optimistis yang bisa melawan energi negatif yang kita hadapi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/22/124049720/simak-8-cara-menjadi-pribadi-yang-lebih-optimistis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke