Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Naomi Osaka dan Meghan Markle tentang Kesehatan Mental

KOMPAS.com – Jika dilihat sepintas, Naomi Osaka dan Meghan Markle mungkin tidak memiliki kemiripan fisik.

Naomi Osaka memiliki rambut ikal, sedangkan Meghan Markel memiliki rembut panjang bergelombang.

Profesi keduanya pun berbeda.

Kendati demikian, keduanya memiliki satu persamaan. Apakah itu?

Untuk mengetahuinya, simak paparan berikut ini

Naomi Osaka baru saja menjadi atlet keturunan kulit hitam pertama yang tampil di sampul majalah Sports Illustrated Swimsuit Issue pada Senin (19/7/2021) lalu.

Namun, dia juga menjadi atlet berkulit campuran pertama yang dipermalukan karenanya.

“Sejak mengatakan kalau dia terlalu introvert untuk berbicara pada media, Naomi Osaka malah tampil di reality show, menjadi Barbie, dan kini tampil dalam sampul edisi pakaian renang SI,” tulis Clay Travis, seorang penyiar yang menggantikan Rush Limbaugh dalam cuitannya.

Sementara itu, Megyn Kelly yang dipecat dari NBC karena membela blackface, ikut menambah panas situasi dan menyerang Osaka yang berdarah Haiti dan Jepang dengan mengatakan: “Jangan lupakan sampul (dan interview di) Vogue Japan dan Time Mag!”

Piers Morgan pun melakukan hal yang sama.

Sebenarnya, Travis, Kelly, dan Morgan tahu benar bahwa Osaka tidak mengatakan dirinya terlalu introvert untuk bicara di hadapan awak media.

Saat atlet berusia 23 tahun itu mundur dari French Open di bulan Mei lalu, Osaka mengatakan bahwa dia mengalami “kecemasan parah” sebelum berbicara pada awak media.

Ia juga menderita depresi sejak AS Terbuka pada 2018, ketika dia menjadi pusat perhatian setelah mengalahkan idolanya, Serena Williams.

Namun, hal itu membuat Osaka dianggap munafik, membuatnya diserang di Twitter.

Padahal, muncul menjadi model Barbie dan tampil di majalah didapatkan Osaka karena dia adalah salah satu pemain tenis terbaik di dunia.

Selain itu, Osaka melakukan pemotretan untuk S.I. dan sampul majalah lainnya tahun lalu, jauh sebelum hiatusnya baru-baru ini.

Hal serupa terjadi pada Meghan Markle, Duchess of Sussex.

Saat Meghan dan Pangeran Harry berbagi foto keluarga atau mengumumkan proyek baru, para kritikus selalu melontarkan pendapat nyinyirnya.

Apalagi, setelah wawancara Meghan dan Oprah Winfrey pada Maret lalu, saat pasangan itu menjelaskan bahwa mereka mengundurkan diri dari kerajaan setelah Meghan merasa mengalami pembunuhan karakter oleh media tabloid Inggris.

“Meghan dan Harry ingin mendapatkan privasi tapi haus perhatian,” tulis salah satu headline.

Padahal, sama seperti Osaka, Meghan dan Harry tidak pernah meminta privasi penuh, hanya sedikit dihargai.

Mereka hanya ingin bebas dari situasi yang memicu depresi dan kecemasan, tidak pernah mengatakan bahwa mereka tidak ingin menjadi orang biasa yang menjadi sasaran pelecehan rasis dan seksis.

Namun setelah membagikan masalah kesehatan mental mereka, baik Osaka dan Meghan menerima penyerangan, termasuk dari bintang tenis dunia Martina Navratilova, yang mengatakan bahwa Osaka harus lebih kuat.

Tokoh bisnis terkemuka asal Inggris Lord Alan Sugar pun menuduh Meghan berbohong. Beberapa pihak bahkan menyebut hanya ada dua pilihan bagi Meghan dan Osaka: Menerima risiko jadi orang terkenal atau enyah selama-lamanya.

Padahal faktanya, baik Meghan dan Osaka hanya ingin agar mereka juga diberi ruang pribadi.

Meghan berharap jurnalisme lebih bertanggung jawab dan etis, serta internet yang lebih aman dan berbelas kasih. Dia juga melakukan penelitian terkait bagaimana algoritme menargetkan wanita dan anak perempuan kulit hitam.

Sementara dalam cerita sampul Time, Osaka mengatakan bahwa masalah yang dihadapinya bukanlah terhadap media, namun terhadap konferensi pers berformat tradisional.

Menurut Osaka, konferensi pers seperti itu sudah kuno dan butuh perombakan.

“Saya yakin kita bisa membuatnya lebih baik, lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi kedua belah pihak. Kurangi subyek-obyek dan lebih peer to peer,” kata Osaka.

Osaka juga sempat menyebut nama Meghan saat mengucapkan rasa terima kasihnya pada orang-orang yang mendukungnya dengan baik saat isu kesehatan mentalnya diangkat ke depan publik.

Seharusnya, ada tempat bagi Osaka dan Meghan untuk mendapat kritik dari media tanpa adanya kata-kata tak pantas pada mereka.

“Ini tentang batasan dan rasa menghargai,” kata Meghan pada Oprah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/23/140903720/cerita-naomi-osaka-dan-meghan-markle-tentang-kesehatan-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke