Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai 5 Jenis Hepatitis: Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatannya

Peringatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit ini sekaligus menghilangkan hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 2030.

Bertepatan dengan Hari Hepatitis Sedunia 2021, mari mengenal lebih jauh mengenai penyakit ini.

Melansir laman Aliansi Hepatitis Dunia, hepatitis adalah peradangan hati yang paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

Ada lima virus hepatitis utama yang disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. Kelima jenis virus ini paling mengkhawatirkan karena beban penyakit dan kematian yang ditimbulkannya serta potensi wabah dan penyebaran epidemi. Berikut penjelasannya:

1. Hepatitis A

Hepatitis A terutama menyebar melalui makan makanan atau minum air yang terkontaminasi.

Penyakit ini sering menjadi endemik di negara-negara yang mengalami kekurangan air bersih dan sanitasi yang buruk.

Hepatitis A dapat dicegah dengan vaksin.

Pengobatan dalam beberapa minggu setelah terpapar virus juga dapat memberikan kekebalan jangka pendek.

Risiko paparan dapat dikurangi secara signifikan dengan mempraktikkan kebersihan dan sanitasi yang baik serta menghindari air minum yang sumbernya berpotensi tidak aman.

Tidak ada pengobatan untuk hepatitis A. Penyakit ini hanya menyebabkan hepatitis akut sehingga tubuh seringkali dapat membersihkan infeksi itu sendiri dalam beberapa minggu.

Namun, infeksi hepatitis A terkadang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

2. Hepatitis B

Hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi.

Misalnya, dari ibu ke anak saat melahirkan, kebiasaan berbagi pisau cukur atau sikat gigi, berhubungan seks tanpa kondom, hingga berbagi jarum suntik untuk menyuntikkan narkoba.

Vaksinasi sangat efektif dalam mencegah infeksi hepatitis B. Jika belum mendapatkan divaksinasi, hindari melakukan kebiasaan buruk di atas bersama dengan orang yang terinfeksi demi mengurangi kemungkinan terpapar.

Selain itu, hindari pula melakukan tato atau tindik di tempat-tempat sembarangan atau tidak berlisensi.

Anak-anak yang lahir dari ibu dengan hepatitis B harus divaksinasi dalam waktu 12 jam setelah lahir. Hal ini dapat mencegah infeksi yang kemungkinan berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Meskipun saat ini tidak ada obat yang nyata untuk hepatitis B, obat-obatan seperti interferon alfa dan peginterferon serta berbagai obat antivirus tersedia untuk digunakan.

Obat-obatan ini dapat membantu memperlambat replikasi virus dan terkadang membantu proses pembersihan.

Hal terpenting, obat-obatan ini sangat mengurangi risiko komplikasi hepatitis B seperti sirosis hati dan kanker hati.

3. Hepatitis C

Hepatitis C menyebar melalui kontak darah ke darah.

Cara infeksi Hepatitis C paling umum termasuk praktik injeksi yang tidak aman, sterilisasi peralatan medis yang tidak memadai, hingga darah dan produk darah yang tidak disaring.

Virus ini juga dapat ditularkan melalui praktik seksual tertentu yang melibatkan kontak darah. Namun, apakah virus bisa ditularkan secara seksual tanpa adanya darah masih belum jelas.

Meskipun hal itu terjadi, tampaknya sangat jarang meskipun risikonya dapat meningkat dengan adanya infeksi menular seksual lainnya.

Saat ini, belum ada vaksinasi untuk hepatitis C. Untuk menghindari penularan, pastikan menghindari berbagi jarum dan barang lain seperti sikat gigi, pisau cukur atau gunting kuku dengan orang yang terinfeksi.

Penting pula untuk menghindari pembuatan tato atau tindik di sembarang tempat dan tidak berlisensi.

Meski vaksinnya belum ada, namun pengobatan dapat menyembuhkan infeksi hepatitis C.

Pengobatannya melibatkan kombinasi interferon dan ribavirin, tetapi ada peningkatan penggunaan obat antivirus kerja langsung yang kuat.

Orang dengan genotipe hepatitis C berbeda mungkin merespons pengobatan secara berbeda-beda. Pada beberapa orang, pengobatan satu mungkin lebih berhasil daripada yang lain.

Namun, efek perbedaan genotipe mulai menghilang karena tingkat kesembuhan dengan obat baru mendekati 100 persen.

4. Hepatitis D

Hepatitis D ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Infeksi virus ini hanya terjadi pada individu yang sudah pernah terinfeksi virus hepatitis B.

Oleh karena itu, infeksi hepatitis D dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi hepatitis B.

Selain itu, hindari pula berbagi jarum dan barang lain seperti sikat gigi, pisau cukur atau gunting kuku dengan orang yang terinfeksi, serta menghindari pembuatan tato di sembarang tempat dan tidak berlisensi.

Pengobatan untuk hepatitis D terdiri dari interferon, tetapi tidak terlalu efektif.

5. Hepatitis E

Sama seperti hepatitis A, hepatitis E utamanya ditularkan melalui makanan atau minum air yang terkontaminasi.

Wabah ini umumnya terjadi di mana ada kekurangan air bersih dan sanitasi yang buruk.

Saat ini, sudah tersedia vaksin untuk mencegah hepatitis E, tetapi belum tersedia secara luas.

Untuk mencegahnya, kurangi risiko terkena hepatitis E dengan mempraktikkan kebersihan dan sanitasi yang baik, serta menghindari minum air dari sumber yang berpotensi tidak aman.

Tidak ada pengobatan untuk hepatitis E, namun seseorang yang terinfeksi biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Meskipun, dalam beberapa kasus bisa berakibat fatal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/28/102441220/waspadai-5-jenis-hepatitis-penyebab-pencegahan-dan-pengobatannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke