Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Cara Mengatasi "Burnout" Saat Bekerja di Masa Pandemi

KOMPAS.com - Bekerja di masa pandemi Covid-19 tentu tidak mudah dan bisa memicu "burnout syndrome" atau kelelahan secara fisik maupun mental karena pekerjaan.

Kondisi seperti ini memiliki dampak yang menyebabkan kita menjadi frustasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

Bahkan, jika sampai atasan mengetahui hasil kinerja tidak sesuai ekspektasi, bisa saja berujung pada pemotongan gaji, pemecatan, dan tertinggal oleh rekan kerja yang lain.

"Burnout sering menjadi masalah saat kita sedang melakukan rutinitas pekerjaan. Apalagi di situasi pandemi yang mengharuskan kita untuk bekerja dari rumah."

Demikian penuturan seorang psikolog dari aplikasi konseling online Riliv, Prita Yulia Maharani, MPsi dalam sebuah siaran pers.

"Kondisi burnout yang umumnya kita alami yakni stres berat, frustasi, kurang motivasi, dan mudah merasa lelah," sambung dia.

Lantas, bagaimana mengatasi burnout selama masa pandemi ini supaya kita dapat kembali bekerja dengan efektif dan lebih baik?

Prita pun memaparkan lima cara yang dapat kita terapkan, baik ketika sedang bekerja di kantor atau rumah sebagai berikut ini.

1. Memahami pengaruh negatif burnout

Menurut Prita, salah satu cara mengatasi burnout adalah dengan memahami pengaruh negatifnya pada diri kita, terutama kinerja.

Maka dari itu, kita bisa memberikan usulan kepada manajer atau HRD tentang cara mengatur stres dan perasaan letih saat bekerja.

Lokakarya dapat menjadi ide yang tepat karena program yang satu ini dinilai memberikan wawasan kepada karyawan untuk mengatasi burnout.

2. Membicarakan jam kerja

Perhatikan ulang jam kerja di kantor, jika kita masuk kerja pukul 8 pagi, tetapi masih belum diizinkan pulang pukul 9 malam, maka bicarakan kepada atasan.

Atasan juga wajib memberi tahu kita apabila ada penyesuaian yang mungkin menyebabkan burnout.

Mengingat, produktivitas internal perusahaan dapat menurun akibat dampak dari burnout yang mengganggu ketahanan kerja.

3. Memperbaiki budaya kerja

Mencegah burnout sebenarnya bisa dilakukan dan mungkin kita bisa membicarakan soal perubahan budaya kerja yang lebih baik, serta manusiawi kepada atasan.

Sebab, budaya kerja perusahaan yang transparan, atasan yang selalu mengapresiasi usaha kita, dan memperhatikan work life balance akan lebih meningkatkan kesejahteraan.

Hal tersebut juga dapat mengurangi keinginan kita untuk resign di tengah masa sulit seperti ini.

4. Mencari program kesehatan mental yang tersedia di kantor

Lakukan diskusi bersama atasan untuk menyampaikan kritik dan saran terhadap beban kerja karena stres berat bisa menjadi masalah kesehatan mental.

Biasanya, beberapa perusahaan mengadakan program kesehatan mental lewat partnership dengan berbagai macam layanan.

Mulai dari asesmen kesehatan mental, self help content, sampai konseling kepada psikolog berpengalaman, dan profesional yang dapat diperoleh hanya dalam satu akses.

5. Mengikuti pertemuan evaluasi

Mengikuti pertemuan untuk evaluasi bersama atasan dan rekan kerja lainnya bisa menjadi cara mengatasi burnout.

Dalam evaluasi ini kita dapat saling berinteraksi untuk membenahi masalah pekerjaan seperti waktu dan sistem kerja.

Saran atau masukan kita terhadap tempat kerja itu juga sangat penting sebagai bahan evaluasi dan dengan begitu, kita bisa merasa lebih dihargai.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/29/084033220/5-cara-mengatasi-burnout-saat-bekerja-di-masa-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke