Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Kurangi Rasa Cemas dan Menikmati Perkembangan Balita

KOMPAS.com - Melihat anak-anak tumbuh sehat dan berkembang dengan baik sesuai waktunya adalah momen yang paling membahagiakan bagi orangtua.

Namun, tidak semua anak memiliki garis waktu yang seragam. Ada anak yang sudah bisa lancar berjalan di usia 10 bulan, tapi ada juga yang melakukannya di usia 1.5 tahun. Hal ini terkadang membuat kita khawatir dan merasa belum cukup baik menjadi orangtua.

Nah, untuk menghindari rasa khawatir ini, kita perlu memahami bahwa setiap anak unik dan sehingga bisa terus mendorong mereka untuk dapat berkembang dengan lebih baik.

Dilansir dari laman Motherly, berikut empat aspek yang perlu dipahami saat mengikuti perkembangan anak yang unik tanpa rasa khawatir.

1. Anak memiliki proses dan waktunya sendiri

Anak kita memiliki proses dan waktunya sendiri. Itu berarti latihan berjalan, berbicara, dan semuanya dikembangkan pada waktu yang sesuai untuk anak.

Jika kita khawatir anak belum bisa berjalan atau berbicara, tanyakan kepada dokter tentang apa yang mungkin berguna untuk anak kita.

Menurut Milestone Moments yang dikembangkan oleh CDC, penting untuk mengawasi bagaimana anak bermain, belajar, berbicara, dan bertindak untuk mengetahui perkembangannya.

Apabila anak kita mencoba untuk mencapai tonggak baru dan membutuhkan dukungan ekstra, temukan cara efektif yang dibutuhkan anak tanpa terburu-buru dalam proses belajar.

Berkonsultasi dengan dokter juga penting untuk mencegah kita menyalahkan diri sendiri atau memberikan tekanan yang tidak semestinya pada anak.

2. Anak kita adalah pribadinya sendiri

Perilaku dan pengalaman anak kita tidak selalu ada di dalam kendali kita sebagai orangtua.

Belajarlah untuk meminta izin dan menawarkan pilihan pada anak saat mendandaninya atau menentukan hal yang lain. Misalnya, saat anak kita baru berusia 17 bulan tapi dia sudah punya selera fesyen sendiri dalam berpakaian, biarkan anak memilih sesuai dengan seleranya tersebut.

3. Perasaan anak tidak selalu tentang orangtua

Orangtua sering merasa bersalah ketika buah hatinya merasa sedih atau marah, padahal emosi ini adalah ekspresi emosional yang normal dalam kehidupan.

Emosi yang kuat dan bahkan beberapa bentuk agresi adalah bagian normal dari perkembangan. Sebagai orangtua kita perlu memastikan anak mengekspresikan perasaannya secara baik dan tidak menyakiti dirinya atau orang lain.

Cobalah untuk memberikan batasan yang jelas dan masuk akal untuk perilaku anak kita, mengawasi perilaku yang memicu emosinya, dan memberi teladan yang baik.

Mencoba yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ini berarti kita melakukan segala yang diperlukan untuk mempromosikan ekspresi emosional yang sehat dalam jangka panjang, serta bersikap sabar.

Tentu saja, kita juga perlu menyadari pentingnya memvalidasi perasaan anak-anak kita.

Membiarkan anak memiliki emosi dan menghormati perasaan itu adalah cara yang optimal untuk mengkomunikasikan perasaannya yang sebenarnya.

4. Lika-liku yang tak terduga dalam pengasuhan anak

Sebagai orangtua, kita harus memahami bahwa ada banyak lika-liku tidak terduga yang akan kita temukan saat mengikuti perkembangan anak dan kita harus menerimanya.

Sebab, harapan tinggi yang kita miliki terhadap anak sering kali menyebabkan stres bagi diri sendiri dan memberikan tekanan pada anak. Hal ini juga mengurngai kesempatan kita untuk pengalaman hidupnya yang tidak terduga.

Padahal, dengan belajar menghargai banyak liku-liku dalam pengasuhan justru akan membuat anak merasa lebih diterima dan kita juga dapat menikmati perkembangan anak dengan lebih baik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/29/125734220/tips-kurangi-rasa-cemas-dan-menikmati-perkembangan-balita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke