Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Jenis Diet Terpopuler Selama Pandemi, Mana Paling Sehat?

Meski ada banyak sekali pola diet, pada akhirnya yang dicari oleh para pelaku diet adalah kenyamanan sehingga diet itu bisa diterapkannya untuk jangka panjang.

Laman Cleveland Clinic mencatat lima diet terpopuler di Google selama pandemi. Ternyata, jenis diet yang paling banyak dicari bukanlah jenis diet baru.

Tapi, mana di antara jenis diet tersebut yang sesungguhnya lebih sehat dan benar-benar berhasil?

Berikut ulasan mengenai lima diet terpopuler selama pandemi, terutama sepanjang 2020:

1. Diet keto

Keto menekankan pola makan tinggi lemak dengan mengonsumsi makanan yang kalorinya berasal dari protein dan lemak.

Beberapa makanan yang identik dengan pelaku diet keto seperti daging, telur dan keju.

Bagi orang-orang yang mau menurunkan berat badan, diet keto sangatlah efektif.

Pada dasarnya, diet ini menyesuaikan apa yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar.

Biasanya, sistem tubuh kita menggunakan glukosa dari sumber karbohidrat sebagai bahan bakar energi. Namun, pelaku diet keto memangkas sumber energi itu.

Kondisi ini mendorong tubuh melakukan ketosis, sebuah proses pembakaran lemak sebagai bahan bakar.

Cara ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh kita, menjaga gula darah tetap rendah dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Diet ini mungkin ideal bagi orang-orang yang mengalami obesitas dan mencoba menurunkan berat badan atau bagi mereka yang sedang mencoba melawan diabetes tipe 2 atau epilepsi.

Namun, diet keto memiliki efek samping, termasuk “keto flu” dan “keto breath.”

Menurut Harvard Health Publishing, keto flu adalah kumpulan gejala yang dapat muncul antara hari kedua dan ketujuh setelah kita memulai diet keto.

Beberapa gejala keto flu adalah sakit kepala, kelelahan, mudah terganggu, mual, sulit tidur, hingga sembelit.

Sementara menurut Healthline, keto breath atau napas keto adalah kondisi ketika kita menghasilkan rasa atau bau berbeda di mulut yang berbeda dari bau mulut biasanya (halitosis).

Beberapa orang menggambarkan rasa tersebut mirip dengan rasa logam. Tapi, selain rasa yang aneh tersebut, napas keto juga bisa berbau buah-buahan atau memiliki bau menyengat mirip penghapus cat kuku.

2. Puasa intermiten

Pola diet pada puasa intermiten (intermittent fasting) menciptakan jendela waktu makan di mana kita secara drastis mengurangi asupan makanan atau tidak makan sama sekali di waktu tersebut.

Salah satu pola paling populer adalah diet 5:2, yang mengharuskan kita lima hari makan normal dan dua hari makan terbatas.

Ada banyak pola puasa intermiten, di antaranya:

  • Adanya rencana hari alternatif di mana kita merotasi hari makan dan hari puasa.
  • Makan dengan batasan waktu yang melibatkan pembagian hari menjadi waktu makan dan tidak makan. Salah satu contohnya adalah metode 16:8. Dalam contoh ini, kita bisa makan dalam jendela delapan jam, misalnya jam 11.00 hingga 19.00, dan berpuasa di waktu lainnya.
  • Puasa 24 jam atau tidak ada makanan selama sehari penuh.

Pola diet ini memiliki manfaat dan juga kerugian.

Baca apa yang dikatakan ahli jantung tentang pro dan kontra puasa intermiten dan bagaimana hal itu memengaruhi jantung dan tekanan darah Anda.

Manfaatnya, misalnya, membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, kontrol diabetes, dan berat badan. Semuanya adalah faktor risiko penyakit jantung.

Namun, menjalani pola diet ini juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang memicu aritmia.

3. Diet paleo

Pola diet ini sudah berlangsung sejak lama dan didasari apa yang nenek moyang kita sediakan di atas meja di zaman Paleolitikum dengan banyaknya menu daging tanpa lemak, ikan, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.

Namun, beberapa sumber seperti produk susu, gandum utuh, dan legume tidak dianjurkan dalam diet ini.

Seperti kebanyakan diet, diet paleo juga punya kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihannya termasuk membantu menurunkan berat badan, tekanan darah menenangkan, dan menahan rasa lapar.

Sementara kekurangannya adalah minimnya sumber biji-bijian dan kacang-kacangan yang kaya serat, serta biaya dan aksesibilitas makanan.

4. Diet DASH

DASH adalah singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension.

Ini adalah program makan yang berfokus pada penurunan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Dalam deskripsi yang paling sederhana, diet DASH mengharuskan pelakunya untuk lebih banyak mengonsumsi sumber kalium yang menyehatkan jantung dan lebih sedikit mengasup sumber natrium yang merusak arteri.

Manfaatnya diklaim dapat dirasakan dalam beberapa minggu.

Diet DASH juga dikenal sebagai pola diet yang fleksibel karena tidak menunjuk jenis makanan khusus. Kita juga tak perlu sampai kelaparan atau mengeliminasi camilan dalam pola makan harian kita.

Pola diet ini bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki masalah hipertensi. Di Amerika Serikat, misalnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegaha Penyakit (CDC) hampir setengah penduduk dewasanya berurusan dengan hipertensi.

5. Diet atkins

Dalam pola diet ini, karbohidrat dianggap sebagai musuh. Mirip seperti apa yang dilakukan para pelaku diet keto.

Perbedaan utamanya terletak pada pola dietnya. Diet Atkins sedikit lebih longgar dalam hal asupan protein.

Baik atkins maupun keto sama-sama berupaya menyesuaikan metabolisme tubuh untuk fokus pada pembakaran lemak.

Namun diet atkins menampilkan empat fase yang dimulai dengan aturan yang lebih ketat, kemudian berkurang seiring waktu.

Manfaat dari diet atkins termasuk menurunkan berat badan dan kontrol gula darah.

Tapi, pola diet ini juga punya kelemahan. Salah satunya adalah karena dianggap terlalu longgar terhadap aturan mengasup daging olahan. Seperti kita ketahui, terlalu banyak konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selain itu, diet ini juga membatasi asupan buah dan sayur agar tetap di bawah batas karbohidrat.

Nah, pada akhirnya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, apa yang ideal untuk orang lain belum tentu pilihan terbaik untuk kita, bukan?

Untuk menemukan diet yang paling tepat dengan diri kita, berkonsultasi dengan ahli adalah cara terbaik dan aman.

Jadi, sebaiknya tak langsung menjalani pola diet tertentu sebelum kita mendapatkan saran ahli, ya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/05/150314120/5-jenis-diet-terpopuler-selama-pandemi-mana-paling-sehat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke