Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Cara Ajar Anak untuk Hadapi Kekalahan

Sebagai orangtua, sudah menjadi tugas kita untuk membantu anak belajar menghadapi kekecewaan dengan tenang.

Meski bukan tugas yang mudah, tetapi mengajarkan anak menerima kekalahan sangat penting bagi perkembangan perilaku mereka.

Psikiater anak, Dr Joseph Austerman, DO mengatakan, mengajarkan keterampilan semacam ini sangat penting untuk membantu anak mengatasi kesulitan di kemudian hari.

"Adalah tanggung jawab kita sebagai orangtua untuk membantu anak-anak menavigasi ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan mereka," ujar Austerman.

"Semakin baik kita mengajari mereka, semakin baik pula mereka akan dapat melakukannya sebagai orang dewasa," sambung dia.

Mengajarkan anak menghadapi kekecewaan

Lebih lanjut, Austerman membagikan beberapa tips untuk membantu anak-anak belajar menangani kekecewaan dan kekalahan dalam olahraga atau permainan.

1. Mendiskusikan tentang menang dan kalah

Diskusikan menang dan kalah dengan anak sebelum mulai bertanding/berlomba.

Bicarakan tentang bagaimana kalah terkadang membuat frustrasi, tetapi menang dan kalah bukanlah hal yang paling penting.

Sebaliknya, fokuslah pada bagaimana berlatih, meningkatkan keterampilan, dan bekerja dengan tim yang lebih penting.

2. Mendengarkan anak

Jangan jatuh ke dalam perangkap keinginan untuk menghilangkan semua kemarahan dan frustrasi.

Tanyakan mengapa mereka frustrasi, validasikan kalah itu sulit, dan kemudian bingkai kembali percakapan tersebut.

Daripada membahas jumlah poin yang dicetak, bicarakan tentang bagaimana anak telah mencoba yang terbaik.

3. Berikan pujian

Jika anak kita kalah dalam permainan, tunjukkan hal-hal yang berjalan dengan baik. Soroti upaya terbaik mereka.

"Tepat setelah kekalahan bukanlah waktu untuk analisis kritis, serahkan itu pada pelatih," ungkap Austerman.

4. Hindari membanding-bandingkan

Terkadang, saat anak mengalami kekalahan orangtua ingin membandingkan performa atau penampilannya dengan anak lain.

Namun, sebaiknya tahan keinginan untuk membandingkan semacam itu. 

"Ini tidak pernah menjadi resep untuk meningkatkan harga diri atau kemampuan mereka," kata dia lagi.

5. Sampaikan pesan yang sama 

Menghadapi kekalahan memang tidaklah mudah, dan orangtua harus tetap mengirimkan pesan penyemangat bagi anak.

Dan, lakukan hal ini, bahkan jika anak memenangi pertandingan/perlombaan.

Sebab, yang terpenting adalah bagaimana mereka menikmati kesempatan tersebut, dan sudah bekerja keras.

6. Menjadi contoh yang baik

Apabila anak mudah frustrasi karena kekalahan dan kesulitan melewatinya, orangtua mungkin perlu memeriksa perilakunya sendiri.

Apakah mereka melihat kita marah saat menonton acara olahraga di televisi, atau apakah melihat kita kesal saat macet di jalan?

Pastikan kita menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Ini akan memudahkan mereka menangani frustrasi di kemudian hari.

7. Mengetahui perilaku pelatih dan teman anak

Anak-anak mudah dipengaruhi oleh pelatih, rekan tim, dan teman mereka.

Jadi, jika kita melihat perilaku temperamental datang dari anak-anak dan orang dewasa yang menghabiskan waktu bersama dia. 

Pertimbangkan untuk melakukan percakapan yang bermakna tentang bagaimana anak bisa terpengaruh.

Apabila toksisitas berlanjut, mungkin lebih baik untuk mengeluarkan anak-anak dari tim, atau membuat mereka menghabiskan lebih sedikit waktu dengan lingkungan yang toksik.

8. Menjaga kesabaran

Austerman menuturkan agar kita dapat menjaga kesabaran dengan anak-anak dan mempelajari cara mengatasi kekalahan dengan lebih tenang.

"Ini adalah proses ketika anak-anak tumbuh," ujar dia.

"Teruslah memberikan pujian atas usaha dan perilaku mereka yang baik."

"Ini akan membantu mereka belajar bagaimana menangani dan mengatasi situasi yang membuat frustrasi," sebut Austerman.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/06/101618820/8-cara-ajar-anak-untuk-hadapi-kekalahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke