Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Pelajaran Hidup yang Patut Dicontoh dari Para Atlet Olimpiade

Selama 18 hari pelaksanaan acara, kita mendapatkan tontonan persaingan para olahragawan kelas dunia dalam memerebutkan medali dan memberikan kebanggaan pada negaranya.

Ada yang sukses membawa pulang medali dan, sayangnya, ada pula yang kembali dengan tangan kosong.

Meski demikian, olimpiade kali ini menyisakan berbagai cerita inspiratif dari perilaku para pesertanya.

Para atlet berprestasi ini memberikan contoh akan berbagai sikap penting yang perlu ditunjukkan selama berkompetisi.

Dalam berbagai pertandingan yang digelar, kita ditunjukkan bahwa martabat dan rasa hormat jauh lebih penting dibandingkan persaingan ketat antarkontingen dalam perolehan medali.

Tentunya, hal ini juga bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Para atlet membuktikan, cara berperilaku seseorang amat esensial dibandingkan kemenangan semata.

  • Menghargai tuan rumah ala kontingen Irlandia

Kontingen Irlandia menunjukkan pentingnya manner ketika mengunjungi tempat baru.

Rombongan atlet ini melakukan gestur ojigi kepada tuan rumah Jepang, sebagai tanda hormat dan sopan santun saat upacara pembukaan.

Ojigi merupakan budaya penghormatan Jepang yang dilakukan dengan cara membungkuk yang biasanya saling berbalas.

Sikap tersebut dianggap ramah sekaligus sangat berjiwa olimpiade, yang digelar untuk menyatukan seluruh negara di dunia.

  • Persahabatan jauh lebih penting daripada persaingan

Mutaz Essa Barshim dari Qatar dan Gianmarco Tamberi dari Italia membuktikan persahabatan jauh lebih penting daripada persaingan atau kemenangan belaka.

Keduanya rela berbagi medali emas dalam cabang lompat tinggi yang diikuti, setelah bersaing ketat dengan hasil yang berkali-kali imbang.

Alih-alih terus bersaing, Mutaz Essa Barshim kemudian mengusulkan untuk berbagi medali emas kepada pesaingnya.

“Sejarah, temanku,” kata Barshim, menjabat tangan Tamberi, memberikan contoh pentingnya sportivitas sekaligus persahabatan yang membuat haru penonton dunia.

  • Menghormati pesaing yang kalah

Ruby Tui, pemain rugby wanita asal Selandia Baru mencontohkan sikap terpuji ketika diwawancara usai melakoni pertandingan perempat final.

Ia bertanding melawan tim rugby ROC (Rusia), yang berhasil dikalahkan dengan skor 36-0, angka yang fantastis. 

Dibandingkan merendahkan lawannya yang kalah, ia memberi selamat kepada tim ROC atas performa mereka di lapangan.

Menurut dia, pertandingan berjalan sangat alot, karena lawannya bermain begitu baik dan tangguh.

  • Kesehatan mental sama pentingnya 

Simone Biles, pesenam lantai Amerika Serikat, dijagokan dalam semua nomor yang diikutinya di Tokyo.

Ia juga berstatus sebagai atlet gimastik paling berprestasi dengan berbagai pencapaiannya sebelumnya.

Maka dari itu, dunia terkejut ketika ia memutuskan mundur dari pertandingan karena gangguan psikologis yang dialaminya.

Biles mengalami twisties, gangguan mental yang membuatnya tak bisa fokus dan mengontrol gerak tubuhnya sehingga berisiko bagi dirinya.

Sikapnya ini menuai berbagai dukungan sekaligus kritik, mengingat pentingnya momen tersebut.

Namun gadis berkulit hitam ini membuktikan kesehatan mental dan keselamatan diri jauh lebih penting dibandingkan medali emas olimpiade.

  • Kesetaraan gender

Atlet lompat indah Inggris, Tom Daley menjadi buah bibir selama olimpiade bukan hanya karena raihan prestasinya.

Peraih medali emas sinkronisasi menara 10 meter ini jadi pembicaraan karena hobinya yakni merajut yang kerap dilakoninya di sela-sela pertandingan di Tokyo.

Merajut umumnya jadi hobi perempuan, bukan pria berotot dan gagah seperti ayah satu anak ini.

Namun Tom menunjukkan kebanggannya pada hobinya sekaligus mendukung berbagai isu penting yang masih sensitif bagi banyak orang termasuk keseteraan gender dan dukungan pada LGBTQ+.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/10/154114920/5-pelajaran-hidup-yang-patut-dicontoh-dari-para-atlet-olimpiade

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke