Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui 11 Penyebab Kita Sering Buang Air Kecil

KOMPAS.com - "Meskipun setiap orang berbeda, kebanyakan orang dewasa buang air kecil lima sampai tujuh kali dalam 24 jam, sebagian besar di siang hari," kata Ali Dabaja, MD, ahli urologi dari Henry Ford Hospital di Detroit.

Jika kita buang air kecil lebih sering dari itu, apakah berarti ada sesuatu yang salah?

Menurut Melissa A. Laudano, MD, seorang ahli urologi di Montefiore Health System  mengatakan bahwa itu bisa saja berpotensi ada hal yang salah, tapi tidak selalu.

Berikut ini adalah kemungkinan penyebab kita sering buang air kecil.

1. Minum terlalu banyak cairan

“Apa yang masuk harus keluar,” kata Kristy M. Borawski, MD, profesor urologi di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina-Chapel Hill.

"Artinya bila kita banyak minum, pasti akan banyak pipis. Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil," katanya.

Minuman berkafein dan beralkohol juga dapat meningkatkan frekuensi kita untuk buang air kecil karena bersifat diuretik, yang berarti meningkatkan produksi urin.

Asam sitrat, yang ditemukan dalam makanan dan minuman jeruk, juga bisa menjadi penyebabnya.

"Bahkan makanan pedas bisa memancing keinginan kita untuk buang air kecil," tambah Dr. Dajaba.

Vitamin C dalam makanan kita atau dari suplemen bahkan dapat berkontribusi sebagai penyebab kita sering buang air kecil.

2. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih atau ISK mempengaruhi pria dan wanita, tetapi tidak sama. Wanita jauh lebih rentan, terutama sebelum menopause.

Ini adalah infeksi yang menyerang saluran kemih, saluran yang terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter (membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih), dan uretra (mengangkut urin dari kandung kemih ke luar).

“Setiap kali seseorang mengalami kenaikan frekuensi buang air kecil yang tiba-tiba, kita perlu memastikan apa sebabnya untuk menyembuhkan infeksi saluran kemih,” kata Dr. Borawski.

85 persen ISK disebabkan oleh bakteri dan dapat diobati dengan antibiotik.

3. Sistitis interstisial

Sistitis interstisial juga disebut sindrom kandung kemih yang menyakitkan, di mana kondisi kronis ini lebih sering menyerang wanita berusia 20 hingga 40 tahun.

“Ini sangat sering dikacaukan dengan ISK, bedanya tidak ada bakteri yang tumbuh,” kata Dr. Laudano.

"Kami menduga itu adalah gangguan yang berasal dari lapisan kandung kemih yang merasakan kandung kemih penuh, dan mengaitkannya dengan rasa sakit."

Orang dengan kondisi ini sering juga memiliki kondisi lain seperti endometriosis, fibromyalgia, nyeri kronis, sindrom iritasi usus besar, kecemasan, atau depresi.

4. Kehamilan

Pada tahap awal kehamilan, sering buang air kecil disebabkan oleh peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).

Saat kehamilan berlanjut, janin yang tumbuh memberi tekanan pada kandung kemih kita, sekali lagi ini dapat menyebabkan kita perlu mengosongkan kandung kemih lebih sering.

Namun, jika ini disertai dengan rasa nyeri dan terbakar, kita perlu mencurigai bahwa ini ada kaitannya dengan infeksi saluran kemih.

Selanjutnya, kita dapat mengkonsultasikan ini ke dokter dan mengobatinya, sehingga tidak menyebar ke ginjal.

5. Pembesaran prostat

Istilah medis untuk pembesaran prostat adalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

Kelenjar prostat yang menghasilkan sebagian cairan dalam air mani, terletak di bawah kandung kemih dan membungkus uretra.

Prostat biasanya membesar seiring bertambahnya usia pria. Ini normal. Tetapi, karena posisi kelenjar dapat menekan uretra, maka ini dapat menghalangi aliran urin.

Akibatnya, kita tidak bisa mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, dan membuat kita merasa perlu untuk buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari.

Ini tergolong sebagai masalah umum, karena sekitar setengah dari pria berusia 51 hingga 60 tahun mengalami pembesaran prostat, dan sekitar 90 persen pria berusia 80 tahun atau lebih mengalaminya.

Obat-obatan untuk mengendurkan prostat dan kandung kemih bisa menjadi solusinya.

6. Berkurangnya kadar estrogen

Penurunan kadar estrogen seiring bertambahnya usia wanita terutama setelah menopause juga dapat menyebabkan kita lebih sering buang air kecil.

“Karena ada reseptor untuk estrogen di uretra itu sendiri, perubahan hormonal dapat memengaruhi fungsi eliminasi urin,” jelas Dr. Laudano.

Melahirkan juga dapat melemahkan beberapa jaringan pendukung panggul, dan ini menjadi penyebab lain kita sering buang air kecil.

7. Obat-obatan

Tidak mengherankan, penyebab utama di sini adalah diuretik seperti Lasix (furosemide) atau Bumex (bumetanide) yang sering diresepkan dokter untuk mengobati kondisi jantung.

Seluruh tujuan obat ini adalah untuk mengurangi tekanan pada jantung dengan membuang cairan ekstra.

Lalu, relaksan otot seperti Valium (diazepam) dan Ativan (lorazepam) terkadang memberikan efek yang sama.

8. Diabetes

Sering buang air kecil merupakan salah satu tanda khas diabetes melitus, baik tipe 1 maupun tipe 2, terutama pada stadium awal dan saat penyakit tidak ditangani dengan baik.

Itu karena ginjal kita perlu mengeluarkan air ekstra untuk mengencerkan dan mengeluarkan kelebihan gula darah. Namun, buang air kecil sepanjang waktu menyebabkan kita merasa sangat haus.

"Obesitas, yang dapat terjadi berdampingan dengan diabetes tipe 2, juga terkait dengan frekuensi buang air kecil," kata Dr. Borawski.

Sering buang air kecil juga merupakan tanda dari bentuk diabetes yang langka, diabetes insipidus. Gejalanya adalah karena produksi hormon antidiuretik vasopresin yang dibatasi, bukan peningkatan kadar gula darah.

9. Beser

Menurut Urology Care Foundation, kandung kemih yang terlalu aktif atau OAB bukanlah penyakit tetapi kumpulan gejala yang disebabkan ketika otak kita secara keliru memerintahkan kandung kemih untuk berkemih bahkan ketika tidak perlu.

Kadang-kadang ini terjadi karena otot kandung kemih berkontraksi terlalu sering, sehingga menyebabkan kita buang air kecil sebelum benar-benar perlu.

10. Kecemasan

Jika kita pernah merasa ingin buang air kecil dengan tidak nyaman sebelum melakukan presentasi di depan umum, maka kecemasan dapat dikaitkan dengan sering buang air kecil.

"Kecemasan, "100 persen" terkait dengan sering buang air kecil," kata Dr. Borawski.

Sebuah studi tahun 2016 di jurnal Urology yang menemukan bahwa orang dengan kandung kemih yang terlalu aktif lebih cenderung memiliki gejala kecemasan daripada orang lain.

Menurut penelitian, semakin buruk kecemasan, semakin jelas gejala kandung kemih ini terlihat.

11. Kanker kandung kemih

Tidak perlu terlalu khawatir, karena kanker kandung kemih ini jarang terjadi, dan biasanya memiliki gejala lain juga. 

“Bukan hal yang aneh jika kanker kandung kemih menyebabkan iritasi kandung kemih, tapi itu bukan hal yang paling umum,” kat Dr. Dabaja.

Sering buang air kecil bisa menjadi gejala kanker ini, tetapi biasanya ada tanda-tanda lain juga, terutama adanya darah dalam urin kita.

Sekali lagi, jangan khawatir. Darah dalam urin juga dapat menunjukkan kondisi lain yang tidak terlalu berbahaya, termasuk infeksi, batu ginjal atau kandung kemih, dan tumor jinak.

Namun, kita perlu menghubungi dokter jika melihat darah dalam urin kita. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/15/214536820/ketahui-11-penyebab-kita-sering-buang-air-kecil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke