Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hubungan Kandas, Hindari Mengirim 11 Pesan Ini pada Mantan Pacar

Putus cinta adalah momen yang tak mudah. Rasanya sulit sekali menahan jari kita untuk tak mengirim pesan pada mantan. Tapi, hal itu sering kali bukanlah ide yang baik.

Jika kamu baru saja putus cinta, hindari mengirimkan pesan berikut ke mantan pacar:

1. "Aku baru saja mendengar lagu kita!"

Selama membina hubungan, kita mungkin berbagi banyak hal dengan pasangan. Termasuk salah satunya adalah lagu-lagu favorit.

Sayangnya, kenangan itu mungkin masih ada di ingatan kita setelah putus. Misalnya, ketika mendengar lagu tersebut di supermarket atau toko buku, kita mungkin teringat pada mantan dan kenangan bersamanya.

Ketika hal ini terjadi, hindari dorongan untuk meraih ponsel dan memberi tahu mantan pacar bahwa kita memikirkannya. Menurut psikoterapis Melanie Shapiro kepada Elite Daily, itu bukan ide yang baik.

"Menghubungi mantan bahwa kita mengingat mereka karena satu lagu mungkin merupakan cara yang baik untuk menyampaikan bahwa kita masih mengingatnya. Tapi itu seperti menahan diri kita dan mantan."

"Jika dia tidak merespons, itu akan terasa menyakitkan," katanya.

2. Sumpah serapah

Menurut Psychology Today, ada tujuh tahap duka setelah perpisahan, yakni putus asa, penolakan, tawar-menawar, kambuh, kemarahan, penerimaan, dan harapan yang dialihkan.

Sayangnya, jalan menuju penerimaan yang dan harapan yang dialihkan itu sangatlah panjang dan penuh kebencian terhadap mantan kita.

Kemarahan memang merupakan emosi yang normal ketika putus cinta dan sehat untuk membiarkan diri kita menerima emosi itu.

Tapi, kemarahan menjadi tidak sehat jika dibiarkan menguasai diri kita, apalagi mengirimkannya ke mantan pacar lewat chat.

Pelatih hubungan dan kehidupan bersertifikasi, Chelsea Leigh Trescott menjelaskan, kemarahan setelah putus cinta sering kali berkaitan dengan kebutuhan kita untuk menjadi benar.

"Alih-alih berusaha untuk menjadi benar, saya belajar bagaimana membiarkan diri dan orang lain menjadi benar," tulis Trescott dalam sebuah artikel untuk HuffPost.

Jadi, alih-alih mengirim pesan singkat, cobakah menganbil selembar kertas dan tulis surat yang bagus untuk mantan kita ketika sedang marah.

Kita tak harus mengirimkannya. Tapi, menuliskannya akan membuat kita merasa lebih baik karena sudah mengeluarkan sesuatu dari dada kita.

Lagi-lagi, kemajuan teknologi akan sangat mudah membuat kita mengirimi pesan ke orang yang tidak tepat.

Psikolog Adam Borland menyamakan kesedihan yang kita rasakan setelah putus cinta dengan kesedihan yang dirasakan setelah seseorang yang kita cintai meninggal dunia.

Pada momen itu, kita mungkin mempertanyakan siapa diri kita dan meragukan kemampuan kita untuk bisa maju sendirian. Situasi itu sering kali membuat kita ingin menjangkau orang yang kita rindukan dan memberi tahunya bahwa kita merindukannya.

"Memberi tahu dia bahwa kita merindukannya bukanlah hal yang tidak masuk akal, tapi akan membuat proses penyembuhan menjadi lebih sulit," ujarnya kepada Cleveland Clinic.

Sebaliknya, psikolog menyarankan kita untuk menjangkau keluarga dan teman-teman dekat, lalu terbuka kepada mereka tentang kesedihan yang kita rasakan.

4. "Selamat atas hubungan barumu"

Mengirimi pesan ke mantan tidak selalu salah.

Misalnya, untuk mengungkapkan penyesalan yang tulus karena pernah menyakiti hati kita atau menyampaikan perubahan jika perpisahan tidak berlangsung dengan baik-baik saja dan saling menghormati.

Namun, ketika mantan kita sudah memiliki pasangan baru, kita juga tak perlu mengiriminya pesan.

Menurut psikoterapis dan tokoh televisi Dr. Fran Walfish kepada My Domaine, banyak orang masih berharap bisa kembali ke mantan pasangannya setelah putus.

Ketika mengetahui mantan sudah memiliki pasangan baru, fantasi tersebut harus berakhir.

Sebelum benar-benar bisa menerima dan bahagia dengan hubungan baru mantan pasangan, kita harus merawat luka kita terlebih dahulu.

5. Daftar semua kesalahan yang dilakukan mantan

Seperti yang telah disebut, putus cinta memang tidak mudah. Namun, tak perlu mengirimkan daftar kesalahan mantan setelah putus, sekalipun dia memintanya.

Mungkin saja kita dan pasangan hanya tumbuh ke arah yang berbeda dan memang sudah waktunya untuk berpisah.

Meski begitu, bukan berarti kita sama sekali tak boleh memberikan kejelasan tentang mengapa kita memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

Jika mantan kita meminta penjelasan tambahan, pastikan pembahasannya fokus. Pastikan pembahasan tersebut berguna untuk mereka ketahui.

Ingatlah bahwa kritik konstruktif bisa menjadi sesuatu yang positif. Namun, segala sesuatu yang baik juga tetap butuh moderasi.

Pada momen tersebut, kita mungkin berusaha mengumpulkan kembali puing-puing yang retak. Namun, melakukan itu mungkin saja malah melukai diri kita sendiri.

"Mencoba berteman baik dengan mantan sesegera mungkin setelah putus adalah ide yang buruk," kata psikoterapis Rachel Sussman kepada Time.

Menurutnya, waktu akan menyembuhkan. Ada banyak hal yang akan kita temukan bersama waktu dan ruang.

Jadi, sebelum terburu-buru menghubungi mantan untuk mengajaknya berteman, cobalah aplikasi meditasi atau melakukan hal menenangkan lainnya.

7. "Aku suka foto profil barumu!"

Konten yang diunggah mantan pacar ke media sosial sering kali membuat kita tergoda untuk merespons.

Meski begitu, psikoterapis Lisa Brateman mengatakan bahwa berinteraksi lewat unggahan media sosial mantan adalah tren kencan baru yang sangat tidak sehat dan harus dihindari sama sekali.

"Ketika kita masih menyukai sesuatu orang lain, kita akan tetap terikat," kata Brateman kepada Men's Health.

Jika belum sanggup melupakan mantan, psikolog klinis Wendy Walsh menyarankan untuk berhenti berteman dan berhenti mengikuti akun mantan di setiap platform media sosial.

"Ketika kita mengunggah sesuatu di media sosial, kita cenderung mengunggah foto-foto terbaik kita, di mana kita bakal terlihat seperti sedang bersenang-senang."

"Setiap kali melihatnya, kita akan melukai diri sendiri dan akan lebih sulit bagi melupakannya," ucap Walsh kepada Men'sHealth.

8. "Kenapa kamu tidak membalas pesanku?!"

Mungkin kita sudah mengirim pesan kepada mantan pacar untuk memberi tahunya bahwa kita mendengar lagu yang mengingatkan kita padanya, mengirim kata-kata umpatan, atau sekadar memberi tahu bahwa kita merindukannya.

Jika tak kunjung membalas, mungkin saja dia sibuk dan belum membalas atau sekadar memilih untuk tidak terlibat.

Ini adalah dunia yang kejam dan dingin di luar sana, tetapi terus mengirimi mantan pesan tidak akan membuat situasi menjadi lebih baik.

Jika mantan ingin berbicara dengan kita, yakinlah bahwa dia akan merespons pada waktunya. Jika tidak, mungkin dia memang tidak ingin.

9. Tanggapan terhadap teks yang diunggahnya

Ini sebetulnya tergantung dari situasi perpisahan setiap orang.

Namun, mendapatkan pesan dari seorang mantan bisa dirasa sangat menyenangkan.

Psikolog klinis Beth Kurland menjelaskannya secara ilmiah kepada Elite Daily. Menurutnya, ketika kita putus lalu menerima pesan teks dari seorang mantan, ini dapat memicu dan mengaktifkan sirkuit saraf yang sama.

Namun, Kurland juga mengungkapkan bahwa pesan dari mantan, meskipun sangat singkat, bisa menjerumuskan kita.

Setelah itu, kita akan berharap mendapatkan kepuasan lebih dari mengirimi pesan ke orang yang sama. Inilah yang membuat seseorang susah move on setelah putus dari hubungan terdahulu dan mengapa menjadi terobsesi.

Menghubungi mantan setelah putus memang sangat menggoda. Tapi, jika itu berbahaya buat diri kita sendiri dan kita ingin move on, mengapa melakukannya?

10. Teks "tidak sengaja"

Beberapa orang mungkin akan mencoba berpura-pura "tidak sengaja" mengirimi pesan teks berisi kalimat mesra ke mantan pacar. Tujuannya, mungkin membuat mantan cemburu. Namun, cara ini bukanlah ide yang baik dan tak perlu dicoba.

Tak perlu memaksakan percakapan dengan manipulasi ringan. Menurut konselor Elise Howell LPCA, lebih baik mendengarkan naluri diri dan menghabiskan energi untuk memperbaiki diri sendiri daripada memulai percakapan dengan berbohong kepada mantan, tak peduli seberapa kecil kebohongan itu.

11. "Bisakah kita mencoba lagi?"

Ketika kita diliputi rasa kesedihan, kita mungkin mendapatkan ide untuk menelepon atau mengirim pesan pada mantan dan menanyakan apakah dia yakin dengan keputusan untuk putus.

Jika dia mengatakan "ya", kita mungkin merasa terinspirasi untuk memintanya mempertimbangkan kembali keputusan itu.

Pemikiran ini dinamakan "breakup brain (tindakan otak saat putus cinta)", yang sebaiknya tidak dipercaya.

Mengirimi mantan pesan dan mengemis untuk kembali membina hubungan tak pernah menjadi ide yang baik.

Psikolog dari Florida State University, Roy Baumeister menjelaskan kepada Psychology Today bahwa hal paling sehat yang bisa dilakukan adalah mengarahkan pikiran kita pada segala hal yang lebih baik di kehidupan.

Kita mungkin berpikir hanya dia yang kita ingin dan butuhkan. Namun, ingatlah bahwa sebetulnya ada banyak "ikan di laut". Jadi, jangan habiskan energi untuk membombardir mantan dengan pesan karena itu hanya akan mematahkan hati kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/20/164519120/hubungan-kandas-hindari-mengirim-11-pesan-ini-pada-mantan-pacar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke