Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Efek Menyantap Makanan Pedas bagi Tubuh

Lalu, bagaimana sebenarnya efek makanan pedas bagi kesehatan?

Sebelum membahas hal itu, sebaiknya kita mengetahui apa yang membuat makanan terasa pedas, serta manfaat dari mengonsumsi makanan pedas.

Adalah senyawa capsaicin yang membuat makanan menjadi terasa pedas.

Capsaicin, senyawa kimia yang ditemukan dalam cabai rawit menghasilkan sensasi terbakar ketika dimakan.

Tidak semua orang menyukai sensasi panas dari capsaicin, namun senyawa ini ada manfaatnya bagi kesehatan.

National Library of Medicine menyatakan, capsaicin berfungsi sebagai analgesik atau pereda nyeri.

Menurut University of Michigan Health, capsaicin bisa digunakan untuk meredakan nyeri saraf.

Selain itu, masalah sendi seperti rheumatoid arthritis dan penyakit kulit semacam psoriasis juga dapat diobati dengan salep yang mengandung capsaicin.

Efek samping menyantap makanan pedas

Menyantap makanan pedas bisa memberikan dampak yang beragam bagi tubuh, antara lain:

1. Heartburn

"Beberapa masalah medis bisa memburuk akibat asupan makanan pedas," kata Mary Matone, RD, ahli diet terdaftar di Culina Health.

Makanan pedas bisa memperburuk masalah refluks gastroesofageal, atau juga dikenal dengan Gerd.

Gerd adalah kondisi yang terjadai ketika aliran balik asam lambung ke kerongkongan, yang dapat memicu sensasi terbakar di saluran pencernaan bagian atas dan dada.

"Makanan pedas tidak dianggap sebagai penyebab utama Gerd, namun makanan pedas akan memperburuk gangguan tersebut," ungkap Matone.

"Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, makanan pedas bisa mengiritasi kerongkongan, menyebabkan heartburn dan rasa tidak nyaman."

Studi tahun 2017 yang dimuat ke dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility menemukan, senyawa capsaicin dapat memperlambat laju makanan bergerak melalui perut yang meningkatkan risiko refluks.

Sementara itu, University of Chicago Medicine menyatakan, anggapan yang menyebutkan makanan pedas bisa meningkatkan risiko sakit maag tidaklah benar.

"Capsicum sebenarnya dapat mengurangi produksi asam lambung," ujar Matone.

"Makanan pedas, terutama yang mengandung capsicum, bisa membantu memperbaiki gejala pada mereka yang menderita tukak lambung."

2. Penurunan berat badan

Ada beberapa teori yang mengungkap peran makanan pedas dalam penurunan berat badan.

Hasil studi yang dimuat ke dalam jurnal Appetite menyebutkan bahan makanan pedas dapat meningkatkan pembakaran kalori dan lemak atau mengurangi nafsu makan.

Dalam studi tersebut, peserta studi diberi senyawa capsaicin dalam bentuk suplemen atau makanan utuh.

Pada peserta yang mengonsumsi capsaicin, terlihat peningkatan dalam pembakaran energi (sekitar 10 persen), namun hasil itu tidak berlangsung lama.

"Bukti menunjukkan asupan capsicum dapat meningkatkan pengeluaran energi dan mendorong penurunan berat badan."

"Namun perlu dicatat peningkatan ini minimal dan tidak menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan tanpa tindakan lain," ucap Matone.

"Perubahan berat badan individu bisa jadi juga tergantung dari berat badan awal dan persentase lemak tubuh individu."

Kesimpulannya, cabai atau bahan makanan pedas tidak bisa dijadikan andalan untuk menurunkan berat badan.

Pendekatan untuk mengurangi berat badan adalah pola makan seimbang dan berolahraga teratur.

3. Meredakan hidung tersumbat

University of Michigan Health menyebut, capsaicin sering digunakan untuk melonggarkan saluran lendir pada hidung.

Reaksi pilek akibat mengonsumsi makanan pedas akan terasa mengganggu bagi sebagian orang.

Namun pada akhirnya, sirkulasi udara akan menjadi lebih baik.

4. Bisa memperpanjang umur

Temuan dari penelitian yang dipublikasikan dalam The British Medical Journal pada 2015 menemukan makanan pedas bisa memperpanjang usia seseorang.

Dalam studi itu disebutkan individu yang makan makanan pedas hampir setiap hari berpeluang besar untuk hidup lebih lama (14 persen), daripada individu yang hanya mengonsumsi makanan pedas sekali dalam seminggu.

Namun, penelitian tersebut bersifat observasional, artinya tidak dapat membuktikan hubungan sebab dan akibat.

Menurut Harvard TH Chan School of Public Health, capsaicin yang bersifat anti peradangan dan antioksidan bisa berperan dalam memperpanjang umur manusia.

5. Menjaga kesehatan jantung

Hasil riset yang dimuat dalam British Journal of Nutrition mengungkap, orang dewasa yang sering makan makanan pedas memiliki kadar kolesterol LDL yang lebih rendah.

Angka tersebut terlihat ketika dibandingkan dengan mereka yang makan makanan pedas dalam jumlah sedikit atau tidak sama sekali.

Kadar kolesterol LDL, atau kolesterol "jahat" yang rendah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

Namun, studi yang sama juga melaporkan temuan lain, yaitu makanan pedas terkait dengan kadar trigliserida yang lebih tinggi di dalam darah.

Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Para peneliti meyakini adanya kadar trigliserida yang tinggi ini berasal dari fakta bahwa bahan-bahan makanan pedas kerap dipakai untuk menambah rasa pada nasi yang mengandung karbohidrat.

Dengan kata lain, makan makanan pedas dalam jumlah besar juga bisa diartikan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat olahan.

Sehingga, hal itu berpotensi menimbulkan penumpukan lemak dalam darah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/24/063000120/5-efek-menyantap-makanan-pedas-bagi-tubuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke