Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang Kecintaan Mendiang Charlie Watts dengan Setelan Jas

Watts meninggal dunia pada usia 80 tahun di sebuah rumah sakit di London, Inggris. Keluarga dikabarkan menemaninya hingga tutup usia.

Kabar itu juga diunggah melalui akun media sosial Rolling Stones.

"Dengan kesedihan yang mendalam kami mengumumkan berpulangnya Charlie Watts yang kami sayangi," demikian kutipan pengumuman tersebut.

Seperti diketahui, Watts sebelumnya pernah menjalani perawatan kanker tenggorokan pada 2004.

Pesan duka turut diunggah oleh rekan satu grup Watts, Mick Jager dan Keith Richards melalui media sosialnya.

Tanpa keterangan foto, Jagger mengunggah foto Watts yang sedang duduk di balik drum sambil tertawa.

Sementara Richards mengunggah drum kit kosong dengan tulisan "closed" tergantung di sana. Meski ia juga tak menyertakan keterangan foto, tapi foto itu menyampaikan duka yang mendalam bagi seluruh dunia, terutama penggemar Rolling Stones.

Vogue menyebutnya sebagai "sartorialist terbaik di dunia rock n' roll".

Vanity Fair bahkan memasukannya ke dalam daftar hall of fame Figur Berpakaian Terbaik Internasional.

Dia memiliki lebih dari 200 setelan jas di rumahnya di London dan sebagian di rumahnya di Devon.

Di era ketika spandeks dan jeans robek adalah tren, Watts setia pada setelan dengan jenis kerah notched lapel dan bertumpuk.

Di tahun 1960an ia kerap pergi ke tempat seperti Madison Avenue untuk berburu pakaian, meskipun jas di sana kemudian cepat ketinggalan zaman.

Meski begitu, beberapa di antaranya masih ia gunakan.

"Kebanyakan dari barang saya masih saya pakai, beberapa (dimiliki) sejak 30 tahun lalu," katanya dalam wawancara bersama GQ pada 2012.

Rupanya, ia juga banyak mendesain sendiri pakaian yang dimilikinya. Watts mengingat bagaimana ia datang ke dua penjahit langganannya di London dan menyampaikan bentuk pakaian yang diinginkannya.

"Jika saya pergi ke penjahit, saya punya dua (penjahit) di London, dan saya bilang ingin kerah notch lapel pada setelan jas berkancing ganda, mereka tidak akan berhasil membuatnya. Mereka sering kali bakal membuat kerahnya jenis peak lapel."

"Ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh penjahit busana pria dengan baik, jadi saya berpikir kenapa tidak (mendesain sendiri)?" tuturnya.

Watts kecil sering diajak oleh ayahnya pergi ke penjahit untuk membuat pakaian. Saat itu ia juga jatuh cinta dengan beberapa penyanyi Hollywood dan mereka menggunakan kerah jas yang sangat khas.

Musisi jazz di era 1950-1960an menurutnya juga tampak tampan dan sangat modis di saat yang sama.

Meski dianggap punya selera berbusana yang tinggi, namun Watts justru merasa dirinya kuno jika dibandingkan dengan rekan-rekannya di Rolling Stones.

"Saya punya gaya berpakaian yang kuno dan lebih tradisional. Saya pemalu dan saya tidak terlalu suka dengan sesi foto. Saya tidak suka penata busana," kata pria kelahiran 2 Juni 1941 itu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/25/095857520/mengenang-kecintaan-mendiang-charlie-watts-dengan-setelan-jas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke