Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Emasnya Terkelupas, Benarkah Kualitas Medali Olimpiade Tokyo Buruk?

KOMPAS.com - Kualitas medali Olimpiade Tokyo dipertanyakan setelah muncul keluhan permukaan emasnya yang terkelupas.

Awalnya, dua atlet China mengungkapkan bahwa medali yang didapatkan mulai terkelupas dan kilaunya memudar. Via media sosial Weibo, mereka mengunggah kondisi medali yang menjadi bukti prestasi olahraganya itu.

Buntut dari pengakuan ini, publik mempertanyakan material yang dipakai untuk medali prestisius ini. Apalagi masyarakat selama ini mengira medali juara olimpiade terbuat dari emas murni.

Anggapan ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah, tetapi memang kurang tepat.

Seperti diungkapkan Greysia Polli saat hadir di vlog Boy William, yang tayang di kanal YouTube presenter itu.

"Ini tuh lapisannya emas, tapi dalamnya kayak, jadi plastik segala macam, dia bikin dalamnya," terang Greysia.

"Lapisan emas iya, katanya 6 gram," ujarnya menambahkan.

Medali yang dibagikan kepada atlet berprestasi di Olimpiade Tokyo memang merupakan suatu inovasi baru.

Menjunjung semangat keberlanjutan dan ramah lingkungan, medali emas, perak, ataupun perunggu dibuat dari daur ulang sampah elektronik warga Jepang.

Menjunjung semangat ramah lingkungan

Proyek Medali Tokyo 2020 merupakan pertama kalinya dalam sejarah medali olimpiade dibuat menggunakan logam daur ulang. Momen ini juga pertama kalinya warga biasa terlibat dalam produksinya.

Japan Mint, otoritas yang memproduksi dan mengedarkan koin di Jepang, ditunjuk untuk menjalankan proses produksi.

Selama rentang waktu dua tahun, Japan Mint mengumpulkan 78.985 ton perangkat elektronik, termasuk 6,21 juta ponsel, dari seluruh warga Jepang.

Proyek itu menjangkau 90 persen kota, kota kecil, dan desa di Jepang, berkat adanya situs penjemputan donasi.

Kampanye daur ulang tersebut menghasilkan 70 pon (32 kilogram) emas, 7.700 pon (3.493 kilogram) perak, dan 4.850 pon (2.200 kilogram) perunggu.

Material tersebut diolah untuk menghasilkan 5.000 medali olimpiade yang di Tokyo.

Elemen emas, perak, dan perunggu dari perangkat tersebut diperoleh melalui peleburan. Proses ini dilakukan melalui pemanasan dan peleburan untuk mengekstrak logam dasar.

Material ini kemudian dibentuk ulang sesuai desain dan dilapisi dengan emas, perak, atau perunggu di permukaannya.

Meski nilainya mungkin tidak semahal yang diperkirakan banyak orang, semangat di balik pembuatan medali ini dipuji sejumlah pihak.

Banyak yang mengapresiasi langkah Jepang dalam membuat terobosan produk daur ulang, termasuk dari sampah elektronik. Di era digital ini, sampah sisa produk elektronik memang membanjir dan menjadi malah tersendiri.

Dylan Yang, desainer ternama di China, berpendapat, desain daur ulang Jepang sebenarnya mewakili gagasan keberlanjutan dan kesadaran. Hal-hal tersebut dianggap sebagai kebajikan dalam budaya Jepang.

“Nilai medali dapat ditentukan dengan makna simbolis di baliknya, bukan hanya seberapa mahal bahan yang digunakan untuk membuatnya. Hal yang sama berlaku untuk medali giok dan emas China," jelasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/27/130125920/emasnya-terkelupas-benarkah-kualitas-medali-olimpiade-tokyo-buruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke