Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suka Makan Ikan? Ini Yang Harus Diketahui Soal Keracunan Merkuri

KOMPAS.com – Ada banyak manfaat kesehatan dari konsumsi ikan.

"Ikan cenderung kaya akan asam lemak omega-3, yang baik untuk otak dan jantung,"

Demikian kata Felicia Wu, PhD, profesor di departemen pertanian, makanan , dan ekonomi sumber daya di Michigan State University.

Ikan yang mengandung omega-3 dalam jumlah tinggi disebut Wu sebagai ikan “SMASH”, seperti salmon, mackerel, teri, sarden, dan herring.

Ikan juga bisa menjadi sumber kalsium dan nutrisi lain yang baik. Itulah mengapa American Heart Association merekomendasikan makan ikan setidaknya dua kali seminggu sebagai bagian dari menu sehat.

Namun, perlu diketahui bahwa beberapa ikan dapat memiliki kadar merkuri yang tinggi, sehingga tidak boleh kita konsumsi berlebihan.

Apa itu keracunan merkuri?

Merkuri adalah unsur alami yang ditemukan di tanah, air, dan udara. Dalam jumlah kecil mungkin tidak mempengaruhi kesehatan kita, tapi jika dikonsumsi terlalu banyak bisa menjadi racun.

Kebanyakan orang mengasosiasikan keracunan merkuri dengan konsumsi ikan, tetapi bisa juga karena hal lain.

“Orang dapat terpapar merkuri yang terlepas dari wadah atau perangkat rusak yang mengandung merkuri, seperti termometer dan tambalan gigi,” kata Malina Malkani, ahli gizi dan penulis diet terdaftar.

“Merkuri juga terkadang ditemukan dalam pestisida, fungisida, dan pengawet.”

Penting juga untuk dipahami bahwa ada dua jenis merkuri yaitu, metilmerkuri dan merkuri unsur (logam).

Yang pertama, methylmercury, dapat ditemukan di tubuh ikan dan kerang, menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA).

Sedangkan merkuri yang kedua biasanya berasal dari tumpahan merkuri logam atau bila produk yang mengandung merkuri logam pecah.

Tentu, keduanya tidak baik untuk tubuh.

Gejala keracunan merkuri

Keracunan merkuri pada orang dari segala usia dapat menyebabkan efek neurologis. Menurut WHO dan EPA, beberapa masalah dan gejalanya meliputi:

  • masalah memori
  • tremor atau gemetar
  • kecemasan, lekas marah, dan depresi
  • insomnia
  • sakit kepala
  • kehilangan penglihatan
  • gangguan bicara
  • kelemahan otot

"Asupan merkuri sangat berbahaya selama kehamilan dan masa bayi, ketika kepekaan terhadap efek merkuri meningkat," kata Malkani.

"Kadar merkuri yang tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dalam keadaan cacat, malformasi kraniofasial, cacat tabung saraf, kerusakan otak, dan cerebral palsy infantil," katanya.

Daftar ikan dengan merkuri tinggi

Nah, mengingat bahwa merkuri seringkali ditemukan dalam ikan, maka kita perlu mengetahui ikan-ikan apa saja yang berpotensi menyimpan merkuri di tubuhnya.

Jenis ikan yang paling banyak mengandung merkuri umumnya adalah ikan besar yang berada di puncak rantai makanan yaitu:

Ini termasuk:

  • Tuna (tongkol) yang besar
  • Hiu
  • Ikan todak
  • Marlin
  • Makarel raja

“Alasan ikan-ikan tersebut mengandung lebih banyak merkuri adalah karena merkuri terakumulasi dalam rantai makanan laut, dimulai dengan plankton yang mengambil merkuri dari lingkungan,"

"Dan kemudian dikonsumsi oleh ikan yang lebih kecil, yang pada gilirannya dikonsumsi oleh ikan yang lebih besar,” katanya.

Daftar ikan rendah merkuri

Ikan lain yang cenderung rendah merkuri meliputi:

  • Ikan salmon
  • Ikan trout
  • Ikan sarden
  • Teri
  • Ikan herring
  • Ikan kod
  • Kerang-kerangan, seperti udang atau kerang

"Tingkat merkuri dalam ikan dan kerang tergantung pada sumber makanan sang ikan, berapa lama mereka hidup, dan seberapa tinggi mereka dalam rantai makanan," ujar Malkani.

Ikan merkuri tinggi dapat memiliki 10 sampai 20 kali lebih banyak merkuri dibandingkan ikan dengan merkuri tingkat rendah.

Jadi, kita sebaiknya memilah-milah ikan apa yang kita makan dan seberapa banyak untuk menghindari keracunan merkuri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/28/153804620/suka-makan-ikan-ini-yang-harus-diketahui-soal-keracunan-merkuri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke