Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Badai Sitokin Bisa Sebabkan Kematian Pasien Covid-19?

KOMPAS.com – Salah satu kondisi yang ditakutkan oleh pasien Covid-19 adalah terjadinya badai sitokin sebab bisa menyebabkan kematian.

Pada dasarnya badai sitokin merupakan pelepasan sitokin yang berlebihan oleh tubuh sehingga merusak organ tempat terjadinya reaksi kekebalan tubuh.

Jika berlangsung di paru, menyebabkan sindrom kesulitan pernapasan akut (ARDS)dan menyebabkan kegagalan multiorgan sehingga terjadi kematian.

Dijelaskan oleh dr.Jeffri Aloys Gunawan Sp.PD, reaksi sitokin ini tidak hanya terjadi pada pasien Covid-19 saja tetapi juga penyakit lain.

Dia menjelaskan, badai sitokin merupakan fase ketiga dari perjalanan penyakit infeksi Covid-19 dan yang paling ditakutkan.

“Karena susah sekali penanganannya dan bisa menimbulkan kerusakan organ dalam yang tidak bisa kembali, bahkan kematian langsung,” ujar dokter penyakit dalam yang juga melayani telemedicine di aplikasi Good Doctor ini.

Meski demikian, tidak semua pasien Covid-19 akan mengalami badai sitokin. Menurut dokter Jeff, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik.

“Ini dialami kalau seseorang punya faktor genetic yang mengandung penyakit HLH (Hemophagocytic lymphohistiocytosis) yaitu penyakit yang menyebabkan disregulasi sel-sel darah putih. Jadi seharusnya sel-sel darah putih tidak berlebihan, namun dicetuskan oleh infeksi Covid dan menyebabkan kerusakan berlebihan,” paparnya.

Dengan kata lain, jika kita tidak punya riwayat genetic gangguan sel darah putih maka risiko terjadinya badai sitokin sangat rendah.

Ia mengatakan, menurut data ada sekitar 10-15 persen orang yang mengalami gejala berat akibat badai sitokin dan 3 persen di antaranya meninggal dunia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/30/084845320/mengapa-badai-sitokin-bisa-sebabkan-kematian-pasien-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke