Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pengorbanan Putri Mako dari Jepang demi Menikahi Kekasihnya

KOMPAS.com - Kisah percintaan bangsawan dengan rakyat jelata yang penuh dengan rintangan dan drama rupanya bukan fiksi belaka.

Romansa Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang sarat konflik mungkin adalah yang paling terkenal. Namun, Benua Asia juga punya cerita yang tak kalah menariknya dari Kekaisaran Jepang.

Plot serupa dialami oleh Putri Mako, keponakan Kaisar Naruhito, pimpinan monarki Jepang saat ini, yang berkeras menikahi kekasihnya, Kei Komuro.

Ia rela melepaskan status kerajaannya termasuk berbagai hak istimewanya demi menjadi istri pria yang dicintainya itu.

Baru-baru ini dikabarkan, ia juga akan menolak bantuan dana dari pemerintah Jepang sebesar 1,3 juta dollar AS atau setara dengan 18 miliar rupiah.

Dana yang berasal dari pajak rakyat itu memang secara tradisional diberikan kepada wanita kerajaan yang kehilangan status kerajaan mereka ketika mereka menikah.

Uang tersebut dimaksudkan untuk membantu memulai kehidupan barunya meski tak lagi berstatus bangsawan.

Sepertinya, wanita berusia 29 tahun itu bertekad untuk benar-benar hidup mandiri ketika sudah menikah nanti.

Imperial House Law tahun 1947 di Jepang memang mengharuskan seorang putri untuk meninggalkan keluarga kekaisaran setelah menikah dengan orang biasa.

Komuro sendiri saat ini diketahui tinggal di AS, tempat ia menjalani studi ilmu hukumnya yang akan selesai pada Desember mendatang.

Ia diperkirakan telah mendapat tawaran pekerjaan dari salah satu firma hukum di AS, yang bakal menjadi sumber penghasilan pasangan ini.

Pertama bertemu di bangku kuliah

Putri Mako yang merupakan kesayangan rakyat Jepang pertama kali bertemu calon suaminya itu di bangku kuliah.

Perjumpaan perdananya terjadi ketika mereka menghadiri acara belajar di luar negeri di sebuah restoran di Shibuya, sebuah distrik di Tokyo tahun 2012.

Kala itu, keduanya sama-sama berstatus sebagai mahasiswa di International Christian University di Tokyo.

"Pertama saya tertarik dengan senyum cerahnya," kata Putri Mako, dalam wawancaranya bersama media beberapa waktu lalu.

Tak butuh waktu lama, Komuro kemudian melamar kekasihnya saat makan malam pada bulan Desember 2013.

Mereka kemudian menjalani hubungan jarak jauh ketika Putri Mako melanjutkan studi master Ilmu Museum dan Galeri di Universitas Leicester Inggris.

Pasangan ini kemudian mulai mengungkapkan hubungannya ke publik ketika mengumumkan rencana pernikahanya pada September 2017.

Menurut media Jepang, penundaan itu diumumkan setelah muncul skandal keuangan yang menyeret ibu Komuro.

Ia dikabarkan berhutang kepada mantan tunangannya sebesar 40.000 dollar AS atau sekitar 570 juta rupiah demi membiayai pendidikan anak laki-lakinya itu.

Pernikahan Putri Mako kembali harus tertunda karena pandemi Covid-19 yang melanda Jepang.

Selain itu, ayahnya yakni Pangeran Akishino kemudian dilantik sebagai pewaris tahta kekaisaran dan resmi menjadi putra mahkota pada tahun 2020.

Berbagai halangan tersebut rupanya tak menggoyahkan hubungan Putri Mako dan Kumoro. Keduanya bahkan semakin yakin untuk menikah dan menjalani sisa hidup bersama.

Dalam peryataan publiknya tahun lalu, Putri Mako mengatakan pernikahan adalah pilihan yang diperlukan untuk hidup dan menghormati hati keduanya.

"Kami tak tergantikan satu sama lain, dan kami saling bersandar di saat-saat bahagia dan tidak bahagia," tambahnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/03/122856220/kisah-pengorbanan-putri-mako-dari-jepang-demi-menikahi-kekasihnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke