Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Coronasomia, Susah Tidur Selama Pandemi

KOMPAS.com – Apakah kamu merasa sulit tidur saat pandemi Covid-19? Bisa jadi kamu menderita coronasomia. Kondisi ini ternyata banyak dialami masyarakat.

Coronasomia adalah kondisi sulit tidur akibat stres yang berhubungan dengan pandemi Covid-19. Terkadang, meski kita berhasil tidur, mimpi yang kita lihat pun sangat intens dan melelahkan, menambah stres.

Kondisi yang juga disebut coronasomia ini memang sedikit berbeda dari gangguan tidur lainnya. Sebab, bukan hanya virus yang dipikirkan, melainkan semua yang berubah akibat pandemi, seperti kesepian, masalah ekonomi, waktu kerja, sekolah, atau pola asuh anak.

Jika dibiarkan, coronasomia bisa berbahaya. Misalnya, dapat membuat kekebalan tubuh menurun karena kurang tidur serta perubahan mood dan emosi.

Selain itu, kurang tidur kronis juga dapat membuat masalah metabolisme dan kardiovaskular semakin buruk, darah tinggi, diabetes, dan menyebabkan berat badan meningkat.

Lantas, bagaimana menanganinya?

Untuk mencari tahu jawabannya, simak paparan yang dilansir dari Cleveland Clinic, berikut ini.

Mengapa bisa terjadi?

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, gangguan tidur ini disebabkan oleh meningkatnya stres dan kecemasan yang dibawa pandemi.

“Aktivitas normal kita terganggu, memberi dampak negatif bagi banyak orang,” ujar psikolog perilaku tidur Michelle Drerup.

Pandemi yang tak kunjung berakhir juga membuat orang-orang mulai lelah, belum lagi harus terkurung di rumah karena isolasi mandiri dan social distancing.

“Banyak di rumah dapat mengganggu isyarat berbasis cahaya untuk terjaga. Sinar matahari dan paparan cahaya membantu menjaga ritme sirkadian kita sesuai jadwal,” ujar Drerup.

Apakah coronasomia gejala Covid-19?

Memang, beberapa penyintas Covid-19 mengalami insomnia, tetapi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tidak menyebut coronasomia sebagai gejala.

Tips untuk menghadapi coronasomia

Tenang, jika kamu mengalami coronasomia, Drerup memiliki tips untuk mencegah coronasomia.

1. Kurangi menonton berita

Mencari informasi baru memang baik, tetapi cobalah untuk menguranginya dan menghindari kebiasaan seperti doomscrolling, terutama saat malam hari.

2. Tetap memiliki jadwal

Jadwal boleh terganggu dan WFH membuat semuanya lebih fleksibel, tetapi sebaiknya kita tetap mencoba untuk menetapkan waktu bangun dan waktu tidur seperti biasa.

3. Terpapar cahaya matahari

Pastikan tubuh tetap mendapat paparan cahaya matahari yang cukup di pagi hari. Tidak mendapatkan sinar matahari bisa berdampak negatif pada kebiasaan tidur kita.

4. Jangan melakukan “nap”

Nap atau tidur sejenak memang berguna untuk mengisi energi. Namun, jika dilakukan terlalu lama bisa membuat tidur malam terganggu.

5. Alihkan perhatian

Terkadang kita bangun di tengah malam dan sulit kembali tidur. Jika ini terjadi, cobalah untuk bangun dan pergilah ke ruangan lain. Mengalihkan perhatian dengan membaca, melakukan yoga, atau merajut dapat menolong kita lebih santai dan merasa tidak terganggu.

Namun, hindari stimulasi berlebih, seperti memainkan ponsel atau komputer. Selain berpotensi membuat kita melakukan doomscrolling, blue light bisa merusak mata.

6. Hindari cemas melihat jam

Saat terbangun tengah malam, kita biasanya mengecek jam dan mulai berusaha tidur, tetapi malah stres yang terjadi.

Jika ini terjadi, cobalah melakukan teknik relaksasi layaknya meditasi dan relaksasi otot progresif yang dapat membantu kita kembali tidur.

7. Cobalah obat tidur

Jika benar-benar sulit tidur, cobalah meminum obat tidur dari resep dokter. Namun, jangan bergantung pada obat itu.

Selain itu, obat tidur bisa membuat masalah tidur jika kita bangun di pagi hari dan tetap merasa mengantuk, lalu malah berada di kasur lebih lama. Hal itu akan menyebabkan sulit tidur keesokan harinya.

8. Lakukan terapi perilaku kognitif

Opsi lain yang bisa dipertimbangkan adalah melakukan cognitive behavioral therapy for insomnia (CBT-I) alias terapi perilaku kognitif.

“Terlepas apakah seseorang mengalami insomnia kronis sebelum atau setelah pandemi berjalam, pengobatan ini sudah teruji secara ilmiah dan efektif bagi pasien,” ujar Dr Drerup.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/04/081057120/mengenal-coronasomia-susah-tidur-selama-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke