Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Human Library di Denmark Pinjamkan Manusia sebagai Sumber Pengetahuan

KOMPAS.com - Perpustakaan biasanya memiliki koleksi buku untuk dibaca pengunjungnya. Berbagai buku inilah yang kemudian menjadi sumber ilmu dan pengetahuan baru untuk para pengunjung perpusatakaan.

Namun, salah satu "perpustakaan" di Kopenhagen, Denmark, punya konsep tak biasa untuk para pengunjungnya. Bukan sebuah buku, kita bisa meminjam seseorang untuk menceritakan kisah hidupnya.

Selama 30 menit, kita bisa bertanya apa saja kepada orang tersebut, baik lewat dialog maupun diskusi kelompok kecil.

Setiap minggunya ada beberapa orang yang bisa 'dipinjam' untuk berkisah soal pengalaman hidupnya.

Tema maupun latar belakang orang-orang tersebut juga bervariasi, termasuk pelecehan seksual, kesehatan mental, dan isu-isu sensitif lainnya.

Orang yang dijadikan bacaan hidup itu akan membuka pembicaraan dengan menjelaskan topik dan latar belakang yang berkaitan. Misalnya saja HIV, disabilitas, transgender pengungsi, Yahudi dan Muslim, atau apa pun.

Konsep unik ini dijalankan oleh Human Library, gerakan sosial di Denmark yang berupaya menghilangkan berbagai prasangka yang tumbuh di masyarakat.

Ronni Abergel merupakan penggagasnya yang telah menjalankan perpustakaan hidup ini sejak tahun 2000. Awalnya, konsep ini digelar selama acara tahunan, Festival Musik Roskilde.

Peminatnya ternyata cukup tinggi sehinga Ronni lalu mengembangkannya menjadi organisasi nirlaba yang sudah menyebar ke lebih dari 70 negara.

"Human Library adalah ruang yang aman di mana kita dapat menjelajahi keragaman, belajar tentang cara-cara di mana kita berbeda satu sama lain, dan terlibat dengan orang-orang yang biasanya tidak akan pernah kita temui dan menantang bias bawah sadar Anda," jelasnya.

Setiap orang didorong untuk mengajukan pertanyaan yang sangat sulit. Abergel menekankan bahwa tidak ada yang terlarang, tidak peduli seberapa sensitif subyeknya meskipun tidak menjamin setiap orang akan mendapatkan jawabannya.

Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, Abergel ingin inisiatifnya membantu orang menjadi kurang khawatir, lebih terbuka, lebih memahami, dan menerima hak kita untuk menjadi berbeda.

Namun, dia menegaskan, tujuan utamanya adalah menjalankan ruang belajar netral agar banyak orang bisa terlibat, belajar tentang diri sendiri dan kelompok lain.

"Apa yang Anda pelajari dan apa yang Anda lakukan dengan pembelajaran Anda sepenuhnya ada di tangan Anda," jelasnya.

Kesempatan untuk merefleksikan hidup

Sering kali, sesi percakapan Human Library mengalir dengan bebas. Kegiatan ini juga dilakukan di lingkungan yang tenang seperti perpustakaan kota, ruang pertemuan, atau taman terbuka.

Iben, korban pelecehan seksual berusia 46 tahun yang pendiam dengan masalah kesehatan mental, sudah empat tahun belakangan menjadi salah satu koleksi 'buku' yang ditawarkan Human Library. 

Pria yang enggan menyebutkan nama belakangnya itu menawarkan tiga buku lisan dengan topik berbeda. Tema yang disediakannya antara lain korban pelecehan seksual, hidup dengan gangguan kepribadian ambang, atau gangguan stres pascatrauma yang parah.

Menurutnya, percakapan umumnya berjalan lancar dan setiap orang selalu punya pertanyaan yang berbeda.

Kadang kala ada pertanyaan yang sulit atau memang enggan dijawabnya.

"Saya sudah bilang bahwa halaman itu belum ditulis. Jadi mereka hanya tersenyum dan berkata oke," kenangnya.

Selama ini, ia tidak pernah memiliki pengalaman buruk ketika menarasikan kisah hidupnya. Pengalaman berbagi ini juga diakuinya berdampak baik bagi dirinya sendiri.

"Ini adalah hadiah (menjadi) sebuah buku, Anda bisa merefleksikan diri," tandasnya.

Karem, salah satu penikmat dan pengunjung Human Library, mengaku pengalaman yang dirasakannya amat menyentuh.

"Untuk melihat orang itu dan mendengarkannya dan melihat perspektifnya, seluruh cerita yang hampir terbentang di depan Anda" adalah 'sangat menyentuh'," kata pria berusia 41 tahun ini.

"Ini membuat orang melihat bahwa pada akhirnya kita memiliki banyak atribusi, tetapi tetap memiliki daging dan darah dan tulang yang sama."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/24/115604720/human-library-di-denmark-pinjamkan-manusia-sebagai-sumber-pengetahuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke