Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali, Perbedaan Body Positivity dan Body Neutrality

Meski sama-sama berfokus mengajak orang-orang untuk lebih menerima dan menghargai tubuh, namun keduanya juga memiliki sejumlah perbedaan.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, seorang dokter dan penulis kesehatan di Verywell Mind, Kristen Fuller, MD, menguraikan perbedaannya.

Dia juga membagikan cara mengadopsi kedua gerakan ini untuk membuat hidup lebih baik.

Gerakan body positivity

Gerakan body positivity mulai muncul di semua saluran media sekitar tahun 2012.

Tujuannya adalah untuk mengubah standar kecantikan feminin yang tidak realistis menjadi pendekatan yang lebih menyeluruh dan realistis.

Tubuh datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Selulit dan kerutan adalah hal yang normal.

"Maka, rencana olahraga dan diet bisa sangat tidak sehat. Sebaliknya, kita harus fokus mengonsumsi makanan utuh yang bergizi dan mencintai tubuh kita apa adanya," kata Fuller.

"Sebab, gerakan ini menekankan, semua tubuh itu indah," sambung dia.

Gerakan body positivity juga telah tumbuh semakin populer, yang pada akhirnya mengembangkan beragam kritik dan stigma.

Kritik terhadap body positivity

Saat ini, hampir tidak mungkin untuk masuk ke media sosial tanpa dibanjiri iklan diet dan olahraga dengan tagar #bodylove, #bodypositivity, #allbodiesarecreatedequal, #loveyourbody, dan #allbodiesarebeautiful.

Tiap individu bangga menunjukkan ketidaksempurnaan tubuh mereka dan mempromosikan body positivity.

Namun, tidak dapat dipungkiri, ada banyak juga pelecehan, penolakan, dan kritik terhadap gerakan ini.

• Citra tubuh positif dan budaya obesitas

Banyak orang percaya, gerakan body positivity telah menciptakan budaya tidak sehat, yang memungkinkan orang mengabaikan komplikasi medis yang sering menyertai obesitas.

Obesitas sendiri terkait dengan beberapa masalah kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung.

Tetapi, banyak pendukung gerakan ini yang mengkritik penelitian mengenai kesehatan.

Menurut Fuller, para pendukung body positivity menerima semua tipe tubuh terlepas dari risiko kesehatan.

Mereka pun tetap mempromosikan pilihan hidup yang sehat sambil tetap menentang diet berbahaya dan budaya untuk menjadi kurus.

Banyak ahli kesehatan akhirnya berpendapat, ada berat badan yang tidak sehat dan berat badan yang sehat, yang sangat berbeda dari kurus atau gemuk.

Individu bisa kurus dan tidak sehat atau kelebihan berat badan dan tidak sehat.

"Menjadi kurus tidak secara otomatis meningkatkan kesehatan yang baik secara keseluruhan dan mungkin komplikasi medis lainnya seperti osteoporosis dan ketidakseimbangan hormon," kata dia.

"Akibatnya, banyak dokter menganjurkan orang-orang yang kurus untuk mengonsumsi makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur," lanjut dia.

Ini harus menjadi pilihan gaya hidup yang menyenangkan dan tidak dipaksakan kepada kita.

Namun demikian, terlibat dalam rejimen olahraga yang kita nikmati itu sangatlah penting.

Olahraga yang dilakukan oleh setiap orang juga bervariasi. Bisa berjalan-jalan, berlari, mengikuti gym, yoga, bersepeda, dan lainnya.

• Terlalu fokus pada penampilan

Di sisi lain, gerakan body positivity dapat membuat orang terobsesi dengan penampilan mereka, sehingga mereka melupakan semua aspek penting lain dari kehidupan.

Alhasil, banyak orang mungkin terlibat dalam budaya diet dan olahraga yang berbahaya karena mereka merasa tertekan untuk mencintai tubuh mereka.

Fuller mengungkapkan, sebagai manusia, kita memiliki penampilan fisik yang tentunya berbeda-beda dan hal itu sama sekali tidak menentukan siapa diri kita.

"Mungkin sulit untuk mencintai tubuh kita setiap hari, terutama ketika kita merasa gemuk atau pakaian sudah tidak lagi," tuturnya.

Terkadang, kita juga merasa lesu, lelah, dan kita merasa tidak nyaman dengan bentuk maupun penampilan tubuh kita.

"Hal ini dapat membuat kita merasa bersalah karena kita tidak menganut body positivity dan suara kecil di kepala kita terus mengatakan bahwa kita perlu lebih menerimanya," ujar dia.

Di samping itu, body positivity juga berarti menghargai dan mencintai tubuh yang kita miliki tanpa mengkritik diri sendiri atas perubahan yang terjadi secara alami karena penuaan, kehamilan, atau pilihan gaya hidup.


Gerakan body neutrality

Body neutrality adalah pendekatan yang berbeda dari body positivity.

Alih-alih berfokus pada mencintai tubuh apa adanya, body neutrality memiliki filosofi yang lebih berpegang pada fungsi tubuh secara keseluruhan.

Menurut Fuller, body neutrality diciptakan setelah gerakan body positivity mulai mengekang kritik ekstrem yang terkait dengan citra tubuh yang positif dan penerimaan tubuh gemuk.

Istilah ini diciptakan sekitar tahun 2015, di mana para blogger, selebritas, dan pelatih makan intuitif membantu mempromosikan gerakan ini.

Tujuannya untuk menjauhkan diri dari hubungan antara penampilan fisik dan harga diri.

Body neutrality pun mendorong penerimaan tubuh kita apa adanya dengan mengenali kemampuan fisik dan karakteristik non-fisiknya.

Body neutrality juga mengambil perspektif netral terhadap tubuh, artinya kita tidak harus memupuk cinta pada tubuh atau merasa kita harus mencintai tubuh kita setiap hari.

Kita mungkin tidak selalu mencintai tubuh, tetapi kita mungkin masih hidup bahagia dan menghargai semua yang dapat dilakukan tubuh kita.

Misalnya, tubuh kita dapat berlari, bermain, membawa tas belanjaan, memeluk orang yang dicintai, melahirkan anak, dan membawa kita ke banyak tempat di seluruh dunia.

Itu adalah ciri khas dari gerakan body neutrality.

"Body neutrality biasanya berjalan beriringan dengan perhatian," ujar Fuller.

"Artinya, kita menghormati tubuh dengan memberikan perawatan, nutrisi, istirahat, dan gerakan untuk membuat tubuh dapat berfungsi dengan lebih baik," imbuh dia.

Mengadopsi keduanya dalam kehidupan sehari-hari

Meskipun body neutrality diciptakan untuk mengelilingi gerakan body positivity, keduanya dapat dipraktikkan secara bersamaan, dan kita tidak perlu hanya memilih satu gerakan saja.

Body positivity dapat dilakukan dengan mempromosikan harga diri (self-esteem) yang kuat, mendorong orang untuk mencintai tubuh, dan merawat tubuh mereka dengan baik.

Sementara untuk mengadopsi body neutrality, kita perlu menekankan pada apa yang dapat dilakukan tubuh, mendorong perhatian, serta berfokus pada fungsi tubuh yang seharusnya.

Suatu hari, kita bisa mencintai tubuh dan mungkin berjuang dengan penampilan sambil tetap menghargai tubuh kita atas fungsinya.

Kita juga dapat menerapkan pola pikir body neutrality seperti berlatih makan dengan penuh perhatian dan olahraga untuk membangun tubuh yang kita inginkan.

"Dengan mempraktikkan keduanya, tiap individu mampu mencintai tubuh karena penampilannya — terlepas dari bentuk atau ukurannya — sembari menghargai hal-hal menakjubkan yang dapat dilakukan tubuh," ujar Fuller.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/08/080000220/kenali-perbedaan-body-positivity-dan-body-neutrality

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke