Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dilema Ingin WFH tetapi Takut Tak Punya Teman

KOMPAS.com - Opsi work from home (WFH) kini menjadi pilihan banyak pekerja. Selama pandemi, banyak karyawan yang merasakan banyak keuntungan bekerja dari rumah. 

Namun, pilihan itu ternyata dianggap menjadi dilema bagi para mahasiswa tahun akhir yang akan masuk dunia kerja. Mereka merasa menyukai gagasan WFH tetapi khawatir tidak memiliki "hubungan sosial" kalau tidak ke kantor.

Karena para mahasiswa tersebut tidak pernah bekerja di lingkungan kantor, mereka khawatir tidak tahu cara membangun hubungan langsung dengan atasan dan rekan kerja.

Tak heran jika banyak reseponden survei yang bertanya-tanya apa jalur yang benar untuk awal karir mereka.

Survei tersebut dilakukan oleh Universum untuk mencari tahu pendapat para mahasiswa tentang bekerja dari jarak jauh.

Walau mayoritas menyukai ide tidak harus bolak-balik ke kantor, lebih dari setengahnya khawatir tidak akan ada "hubungan sosial" dengan rekan kerja dan mereka akan merasa "terisolasi".

Opsi WFH tidak hanya memungkinkan mereka untuk traveling di luar waktu cuti, tetapi juga membuka peluang melamar kerja di kota lain yang mungkin lebih sesuai dengan tujuan karier.

Namun, hampir 56 responden mengaku punya kekhawatiran tidak bisa mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan orang lain jika harus WFH.

Pandemi memang membuka banyak kesempatan baru di dunia kerja, termasuk pilihan untuk bekerja dari luar kantor. 

Padahal, dalam studi NextGen PwC dari 2016 menunjukkan 64 persen mahasiswa tingkat akhir ingin bisa WFH, atau setidaknya paruh waktu, namun sulit mencari lowongan kerja yang memberi kesempatan itu. Kebanyakan lowongan adalah bekerja penuh waktu di kantor.

Para responden dalam survei terbaru ini memang sudah merasakan kesepian dan perasaan terisolasi karena selama pandemi mereka lebih banyak berada di depan komputer.

Menurut Universitas Boston, mahasiswa tidak memiliki pilihan selain tetap berada di kamar mereka atau bahkan kembali ke rumah, berada jauh dari pengalaman kuliah sepenuhnya.

Alih-alih berinteraksi dengan mahasiswa dan dosen secara langsung, mereka tidak memiliki perasaan komunitas dan kemampuan untuk bertuker ide. Sebaliknya, mereka merasa seperti berada di sebuah pulau sendirian.

Oleh karena itu, dapat dipahami jika mereka cemas jika harus bekerja jarak jauh.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/11/155200920/dilema-ingin-wfh-tetapi-takut-tak-punya-teman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke