Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minimalisasi Risiko Stunting, Pakai Metode Ini untuk Prediksi Tinggi Badan Anak

KOMPAS.com - Tinggi badan merupakan salah satu unsur penting bagi tumbuh kembang manusia, terlebih pada anak. Pasalnya, tinggi badan jadi tolok ukur untuk memantau pertumbuhan anak guna mengetahui ada atau tidak risiko stunting.

Ahli biologi molekuler Tuft University Chao-Qiang Lai menyebutkan, genetik menyumbang 60-80 persen terhadap tinggi badan seseorang.

Sementara, 20-40 persennya lagi ditentukan oleh faktor lingkungan, seperti nutrisi, kondisi kesehatan tubuh, intensitas olahraga, dan kesehatan ibu selama periode kehamilan.

Lantas, bagaimana cara memprediksi tinggi badan si kecil saat dewasa nanti? Berikut penjelasannya.

Sistem prediksi tinggi badan 2 tahun dikali 2

Metode usia dua tahun kali dua merupakan salah satu cara untuk memproyeksi tinggi badan anak ketika mereka tumbuh dewasa kelak.

Sesuai namanya, metode prediksi tinggi badan tersebut bisa diaplikasikan ketika anak memasuki usia dua tahun.

Caranya sederhana. Orangtua hanya perlu mengalikan tinggi badan anak pada usia dua tahun dengan angka dua. Hasilnya merupakan prediksi tinggi badan mereka ketika dewasa.

Metode penghitungan tersebut memang sudah lama dikenal serta digunakan oleh masyarakat dan para ahli.

Namun, perlu diketahui bahwa tumbuh kembang anak perempuan cenderung lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.

Karena itu, sebagian ahli menyarankan agar prediksi dengan metode tersebut dilakukan pada usia 18 bulan untuk anak perempuan.

Jika anak sudah lewat usia dua tahun, orangtua dapat menggunakan catatan tinggi badan anak ketika usia dua tahun. Pasalnya, pada usia ini anak-anak masih menjalani pengukuran secara rutin yang tercatat dalam kartu menuju sehat (KMS).

Kalkulator tinggi potensi genetik

Cara lain yang bisa digunakan untuk melihat potensi tinggi badan anak yaitu menggunakan “kalkulator” tinggi badan atau disebut Kalkulator Tinggi Potensi Genetik (TPG).

Sistem prediksi tinggi badan anak tersebut sesuai ketentuan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Metode tersebut memberikan gambaran bagi orangtua perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua.

Perhitungan TPG sendiri dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Untuk anak laki-laki, misalnya, rumus perhitungannya adalah tinggi badan ibu ditambah 13 centimeter (cm).

Kemudian, hasilnya ditambah tinggi badan ayah. Selanjutnya, jumlah keseluruhan tersebut dibagi dua.

Untuk mengetahui tinggi badan maksimal, angka hasil akhir tersebut ditambah 8,5 cm. Sementara, untuk angka minimal, hasil akhir dikurangi 8,5 cm.

Adapun metode perhitungan untuk anak perempuan, yaitu tinggi badan ayah dikurangi dengan 13 cm. Hasilnya ditambah tinggi badan ibu.

Kemudian, hasil tersebut dibagi angka 2. Untuk mengetahui tinggi minimal dan maksimal, Anda tinggal mengurangi dan menambahkan dengan 8,5 cm.

Nah, sobat Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), itulah dua metode yang dapat diterapkan orangtua untuk mengetahui potensi tinggi badan anak saat ia dewasa. Dengan demikian, sobat GenBest dapat memantau kondisi anak apakah berisiko stunting atau tidak.

Dengan mengetahui informasi tersebut, sobat Genbest dapat memaksimalkan potensi yang ada untuk mendukung tumbuh kembang si kecil.

Untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting, sobat Genbest dapat mengaksesnya lewat laman https://genbest.id/.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/13/120456620/minimalisasi-risiko-stunting-pakai-metode-ini-untuk-prediksi-tinggi-badan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke