Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usai Video Viral di TikTok, Coach Setop Penghancuran Produk "Reject"

KOMPAS.com - Merek fashion asal New York, Amerika Serikat, Coach mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan lagi menghancurkan barang-barang yang rusak atau "tidak dapat dijual" yang dikembalikan ke tokonya.

Kebijakan ini muncul setelah sebuah video viral di aplikasi TikTok mengeklaim bahwa merek tersebut dengan sengaja memotong barang-barang "reject" untuk tujuan pajak.

Tanpa secara langsung merujuk tuduhan itu, Coach memberikan pernyataannya di Instagram pada Selasa, apabila mereka telah berhenti menghancurkan barang-barang yang diretur ke toko.

Coach juga berupaya untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali produk kelebihan produksi atau rusak secara bertanggung jawab.

Langkah ini mengikuti klaim yang dibuat oleh pengguna aplikasi TikTok, Anna Sacks, yang membuat video dirinya membuka kotak produk Coach yang tampaknya tidak dapat digunakan.

Dalam video berdurasi satu menit itu, Sacks, yang menggunakan nama pengguna @thetrashwalker, mengatakan bahwa Coach memiliki kebijakan untuk dengan sengaja memotong barang dagangan yang tidak diinginkan, sehingga tidak ada yang dapat menggunakannya.

Sambil memegang tas yang robek, sepatu dengan tali yang dipotong dan jaket dengan robekan besar, Sacks menuduh praktik tersebut adalah bagian dari "celah pajak" yang membuat merek tersebut menghapus produk, seolah-olah itu secara tidak sengaja dihancurkan.

Video yang pertama kali diposting ke aplikasi TikTok pada hari Sabtu itu telah disukai lebih dari 560.000 kali.

Reaksi di media sosial pun meningkat ketika akun Instagram Diet Prada, pengawas mode yang berpengaruh, memposting tuduhan tersebut bersama dengan video yang muncul untuk menunjukkan barang-barang Coach yang diambil dari tempat sampah.

Praktik industri

Coach bukanlah satu-satunya merek mewah yang dianggap sengaja menghancurkan inventaris yang tidak diinginkan.

Praktik tersebut biasanya ditujukan untuk mencegah kelebihan stok yang dijual dengan harga lebih murah dan merusak eksklusivitas merek.

Pada tahun 2018, Burberry juga mengumumkan bahwa mereka akan berhenti membakar barang-barang yang tidak terjual setelah ditemukan telah menghancurkan pakaian dan parfum senilai lebih dari 36 juta dollar AS atau Rp 509 miliar pada tahun sebelumnya.

Berbagai rumah mode, pembuat jam tangan, dan perusahaan pakaian jadi juga menghadapi tuduhan serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, kritik terhadap dugaan kebijakan Coach menarik perhatian pada program (Re)Loved, layanan perbaikan dan platform penjualan kembali yang dipasarkan sebagai cara yang tidak terlalu boros dalam melakukan sesuatu.

Dalam video itu, Sacks mengatakan, dia bermaksud mengirim barang-barang yang rusak ke layanan perbaikan untuk melihat apakah merek tersebut akan memperbaikinya.

Pada akun Instagram-nya, Coach memberikan pernyataan bahwa mereka berkomitmen pada keberlanjutan dan dedikasi untuk memaksimalkan penggunaan kembali produk tersebut di Coach (Re)Loved dan program sirkularitas lainnya.

Melalui CNN, Sacks menyambut tanggapan Coach tersebut sebagai sebuah permulaan yang baik.

"Kali ini mungkin Coach yang tertangkap basah. Tapi, ketakutan saya adalah mungkin saja merek lain akan terus memproduksi berlebihan dan menghancurkan barang secara sembunyi-sembunyi," terangnya.

"Ini memalukan dan sangat merugikan planet kita. Ini adalah pelajaran yang harus diambil industri fesyen. Insiden Coach menjadi ketakutan terbesar saya dengan mengungkap kehancuran," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/14/132537020/usai-video-viral-di-tiktok-coach-setop-penghancuran-produk-reject

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke