Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nyeri Hebat di Satu Sisi Muka, Waspadai Penyakit Saraf Trigeminal Neuralgia

KOMPAS.com – Nyeri hebat yang hanya terjadi di sebelah bagian wajah dan hilang timbul, merupakan ciri dari penyakit saraf Trigemenial Neuralgia. Penyakit ini dapat membuat penderitanya kesakitan dan depresi karena dokter sering kesulitan mendiagnosis.

Suchaeti masih bergidik ngeri membayangkan penderitaannya beberapa tahun lalu ketika rasa nyeri di sebelah wajahnya kambuh.

“Sakitnya luar biasa, untuk bicara susah, makan dan minum pun susah. Sebab saat bibir atas dan bawah ketemu sakit sekali,” ujar wanita berusia 71 tahun itu.

Ia mulai menderita Trigemenial Neuralgia di tahun 2010. Menurutnya ia sudah berobat ke hampir 10 rumah sakit tetapi penyakitnya tidak pernah tuntas terobati.

“Hasilnya nyeri hanya hilang sebentar, setelah itu satu atau dua bulan kambuh lagi. Saya sempat putus asa dan ingin mengakhiri hidup. Tapi lalu saya mengingat anak-anak nanti bagaimana,” ujarnya.

Suchaeti pun melakukan terapi PRFR (Percutaneous Radio Frequency Rhizotomy) dan sudah tiga tahun ini terbebas dari nyeri.

Dijelaskan oleh Tyo, nyeri akibat trigeminal neuralgia memang cukup berat, bahkan bisa membuat pasien depresi karena bertahun-tahun tak diketahui pemicunya.

“Nyerinya sakit sekali, barangkali ini salah satu kondisi paling nyeri yang dialami manusia. Kata pasien-pasien saya, kalau skala sakit 1-10, maka sakit akibat trigeminal neuralgia ini ada di level 16,” katanya dalam acara media edukasi yang diadakan Klinik Utama Dr.Indrajana secara virtual (13/10/2021).

Trigeminal neuralgia hanya menyerang satu sisi wajah

Penyakit saraf trigeminal neuralgia memiliki ciri utama berupa hanya menyerang satu sisi wajah. Namun, pada kasus yang jarang bisa ditemukan pada dua sisi wajah.

“Nyerinya pada mulanya berlangsung singkat, tapi berjalannya waktu makin lama waktunya makin panjang, bahkan ada yang menetap,” kata Tyo.

Ia menambahkan, rasa nyeri tersebut timbul oleh aktivitas yang seharusnya tidak menyebabkan sakit, seperti makan, berbicara, mencuci muka, atau pun mengunyah.

Banyak kasus trigeminal neuralgia yang tidak terdiagnosis sehingga butuh bertahun-tahun bagi pasien untuk mendapat pengobatan. Dengan efek nyeri yang tidak ringan, tentu kualitas hidup pasien akan turun.

“Begitu beratnya penderitaan pasien, bisa mengganggu produktivitas, finansial, kepercayaan diri, hingga hubungan suami istri,” katanya.

Penyebab nyeri

Seperti namanya, trigeminal neuralgia merupakan saraf yang memiliki tiga cabang di bagian wajah, yaitu di dahi, daerah pipi, dan dagu.

Menurut Tyo, nyeri bisa terjadi pada satu cabang, dua, atau bahkan seluruhnya. Dokter dapat mengetahui penyebabnya dari pemeriksaan MRI.

Serangan nyeri wajah sebelah akan timbul bila saraf trigeminus tertekan atau bergesekan dengan pembuluh darah yang ada di dekatnya. Setiap kali pembuluh darah berdenyut, saraf akan tertekan dan inilah pemicu nyeri yang paling hebat.

“Gesekan atau tekanan terus menerus ini lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan lapisan myelin yang berfungsi sebagai ‘mantel’ pelindung saraf. Bila lapisan pelindung ini rusak, maka cetusan arus listrik pun bisa muncul sehingga penderita akan merasakan nyeri yang tertusuk, kesetrum, terbakar, tersayat,” paparnya lebih lanjut.

Pengobatan utama penyakit saraf ini adalah obat-obatan anti-epilepsi. Jika obat-obatan sudah tidak merespon, saat ini tersedia metode PRFR.

Tindakan PRFR atau radiofrekuensi ablasi merupakan salah satu bentuk interventional pain management (IPM) yang dilakukan dengan mengalirkan gelombang panas ke cabang saraf trigeminal sesuai dengan daerah wajah yang mengalami nyeri.

Pada radiofrekuensi ablasi, gelombang panas yang dihasilkan arus listrik akan memblokir rasa nyeri agar tidak dialirkan melalui saraf ke otak sehingga penderitanya tidak lagi merasakan nyeri pada wajahnya.

Meski begitu, menurut Tyo, tetap ada kemungkinan rasa nyeri akan kembali lagi.

“Jika saraf beregenerasi, bisa muncul nyeri ulang. Tapi waktunya bervariasi, bisa 6 bulan sampai 3 tahun. Ada juga yang tidak kambuh-kambuh. Tetapi jika nyeri muncul lagi bisa dilakukan PRFR ulang,” katanya.

Ia mengatakan, seringkali rasa nyeri timbul bukan karena saraf, tetapi faktor lain seperti stres atau eforia yang dirasakan pasien. Untuk mengatasinya, pasien disarankan untuk melakukan rileksasi agar tidak tegang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/14/192116720/nyeri-hebat-di-satu-sisi-muka-waspadai-penyakit-saraf-trigeminal-neuralgia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke