Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, 8 Gejala Mendengkur yang Berbahaya bagi Kesehatan

KOMPAS.com - Mendengkur saat tidur sering kali dianggap sebagai kondisi yang biasa, misalnya tanda bahwa seseeorang tidur nyenyak. Padahal, mendengkur juga bisa menjadi gejala obstructive sleep apnea (OSA).

Obstructive sleep apnea adalah gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur akibat sumbatan jalan napas dan otot di belakang tenggorokan.

Ketika menderita obstructive sleep apnea, kualitas tidur seseorang akan menurun sehingga proses pembentukan imun tidak terjadi.

Dokter spesialis THT - bedah kepala dan leher konsultan laring faring, Dr dr Fauziah Fardizza, SpTHT-KL (K), FICS mengatakan, masalah terbesar akibat obstructive sleep apnea adalah masalah kardiovaskular.

Sayangnya, kondisi ini masih belum banyak diperhatikan.

"Mendengkur yang bahaya ini seperti fenomena gunung es, seperti sedikit padahal banyak sekali. Karena terjadinya ketika tidur jadi orang tidak terlalu memerhatikan, apalagi kalau tidurnya sendiri."

Demikian diungkapkan oleh Fauziah dalam diskusi media secara virtual, Rabu (27/10/2021).

Tidak semua mendengkur perlu penanganan medis. Penting untuk mengenali gejala mendengkur yang berbahaya akibat obstructive sleep apnea, sehingga kita bisa berkonsultasi segera dengan dokter.

"Ada mendengkur yang tidak berbahaya, tapi ada yang berbahaya sehingga pasangan tidurnya ketakutan dengan dengkuran itu," ucap dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu.

Fauziah menyebutkan bahwa gejala obstructive sleep apnea terbagi menjadi dua, yakni gejala malam dan siang.

Namun secara keseluruhan, berikut beberapa gejala mendengkur yang berbahaya akibat obstructive sleep apnea dan dapat kita perhatikan:

1. Dengkuran disertai henti napas

Salah satu gejala mendengkur yang berbahaya adalah ketika disertai henti napas.

Pasangan tidur individu dengan obstructive sleep apnea mungkin mengira dengkuran tersebut berhenti, padahal sebetulnya individu tersebut mungkin mengalami henti napas.

Tertutupnya sebagian jalan napas pada obstructive sleep apnea terjadi selama 10 detik, yang diikuti penurunan kadar oksigen.

"Mendengkur disertai dengan suara dengkuran yang terhenti atau seperti pause. Dilanjutkan suara mendengkur yang lebih keras, atau seperti suara tersedak atau batuk," ujarnya.

2. Tersedak atau batuk setelah dengkuran terhenti

Seperti dijelaskan sebelumnya, tertutupnya jalan napas pada penderita obstructive sleep apnea dapat terjadi selama 10 detik dan diikuti penurunan kadar oksigen.

Ketika jalan napas terganggu, tubuh akan bereaksi dan "menyuruh" kita untuk bernapas dengan tersedak atau batuk, atau kita terbangun.

3. Gelisah saat tidur

Pada anak, biasanya salah satu gejala obstructive sleep apnea adalah gelisah saat tidur. Hal itu terjadi karena tubuh anak berusaha mencari posisi tidur paling nyaman untuk bernapas.

Terkadang, posisi tidur anak juga bisa "berputar" seperti jam.

4. Sering ke kamar kecil

Penderita obstructive sleep apnea sering kali mengalami gangguan antidiuretic hormone (ADH) sehingga menyebabkan gangguan berkemih.

Itulah mengapa salah satu gejalanya adalah bolak balik pergi ke kamar mandi di tengah malam.

5. Tidak segar di pagi hari

Selain gejala malam, ada pula gejala siang untuk obstructive sleep apnea. Salah satunya adalah perasaan tidak segar ketika bangu. Tidur.

Hal ini terjadi karena tidur mereka di malam hari terfragmentasi atau terputus-putus, sehingga menyebabkan kualitas tidur yang buruk.

6. Ngantuk di siang hari

Selain bangun dalam kondisi tidak segar, gejala obstructive sleep apnea juga termasuk ngantuk di siang hari dan sulit berkonsentrasi.

Hal ini dikarenakan kualitas tidur yang buruk dari penderita.

Beberapa orang juga mungkin lebih mudah marah karena kualitas tidur yang tidak baik tersebut.

7. Prestasi anak menurun

Pada anak, obstructive sleep apnea biasanya menyebabkan penurunan prestasi karena kondisi ini menyebabkan penurunan konsentrasi dan kantuk di siang hari.

Sementara pada anak yang masih sangat kecil, gejalanya termasuk perilaku hiperaktif.

8. Merasa tenggorokan kering

Ketika jalan napas tertutup, tubuh akan secara otomatis mencari cara untuk bernapas. Itulah mengapa banyak penderita obstructive sleep apnea tidur dalam kondisi mulut terbuka.

Misalnya, electroencephalogram (EEG) untuk mengamati gelombang otak, electromyography (EMG) untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal otot, electrocardiogram (EKG) untuk mengamati kondisi jantung, dan lainnya di rumah sakit.

"(Dampak kesehatannya) tidak sekarang. Tapi 4-5 tahun lagi bisa terjadi gangguan serangan jantung, stroke, atau bahkan impotensi. Jadi jangan main-main dengan OSA," tuturnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/27/211441320/waspada-8-gejala-mendengkur-yang-berbahaya-bagi-kesehatan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke