Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, Internet Gaming Disorder pada Remaja

KOMPAS.com - Selama digunakan dengan bijak, teknologi dapat memberikan manfaat besar. Namun pemakaian teknologi yang keliru bisa menimbulkan kerugian.

Karenanya, menyediakan teknologi bagi anak berarti kita harus memantau berapa banyak waktu yang dihabiskan anak berselancar di internet, agar kesehatan mental mereka terjaga.

Sebab, satu studi menemukan remaja yang bermain game di internet (internet gaming) selama 30 hari memiliki risiko 22 persen mengalami Internet Gaming Disorder (IGD).

Internet Gaming Disorder adalah fenomena kecanduan internet, di mana individu tidak mampu mengendalikan penggunaan internet dan video game.

Seperti dikutip Medical Xpress, studi yang dimuat dalam Journal of Addictions & Offender Counseling dilakukan untuk memeriksa kecenderungan IGD pada mahasiswa.

Hasilnya, sebanyak 1,25 persen peserta studi mengalami Internet Gaming Disorder.

Para peneliti juga menemukan, siswa yang terlibat dalam permainan internet selama 30 hari terakhir memiliki kemungkinan 22 persen mengalami IGD dibandingkan mereka yang tidak bermain internet.

Lalu, siswa laki-laki lebih cenderung terlibat dalam permainan internet.

Gagasan IGD masih baru di masyarakat, artinya harus dilakukan kajian mendalam guna memahami dan menanggapi kasus IGD di kalangan remaja.

Peneliti menemukan, lebih dari setengah peserta (59 persen) melaporkan gejala penarikan diri dari dunia luar, meskipun mereka bisa pulih setelah enam jam.

Akan tetapi, selama masa pemulihan, mereka merasa tidak sabar, cemas, sulit berkonsentrasi, lelah, dan gelisah.

Semua itu merupakan indikator utama dari masalah kesehatan mental.

Para ahli mengatakan, mereka harus melihat lebih jauh apa itu Internet Gaming Disorder untuk sepenuhnya memahami dampak dari IGD terhadap kaum muda.

Temuan studi ini dapat menjadi acuan bagi orangtua untuk memantau seberapa sering anak terpapar internet.

Kesulitan yang bakal dihadapi orangtua adalah, anak remaja cenderung memiliki pendapat yang menurut mereka baik dan mulai melepaska diri dari orangtua mereka.

Setidaknya, orangtua dapat menjalin percakapan dengan anak dan mengingatkan seputar batasan bermain internet yang sehat.

Tujuannya, agar anak juga melakukan kegiatan lain, tak sekadar tenggelam di dunia maya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/29/084039020/waspadai-internet-gaming-disorder-pada-remaja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke