Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mari Pahami soal Ketakutan Berkomitmen dalam Hubungan

Jika kita ingin berkomitmen dengan seseorang, ada kalanya datang pula rasa takut. 

Ketakutan atau kekhawatiran itu merupakan hal yang wajar, karena kita merasa bertanggung jawab terhadap hubungan tersebut nantinya.

Nah, ketika seseorang dengan mudahnya menjalin hubungan tanpa ada rasa khawatir, bisa jadi itu artinya orang tersebut tak berkomitmen serius.

Apabila tidak ada rasa tanggung jawab dan kurangnya komitmen dalam hubungan, maka hubungan romantis akan dipandang sebagai sesuatu yang bisa ditinggalkan kapan saja.

Sederhananya, jika kita sama sekali tak mempunyai komitmen, secara sadar atau tidak, kita merasa tak perlu khawatir bagaimana hubungan itu aan berjalan. Sebab, sesungguhnya kita tidak mempertaruhkan hati di sana.

Sekarang, mari coba melihat apakah tanda-tanda ketakutan atau fobia untuk berkomitmen dalam hubungan ada pada diri kita.

1. Tanyakan pada diri sendiri mengenai ketakutan berkomitmen

Pada dasarnya fobia merupakan ketakutan berlebihan atau tidak logis terhadap sesuatu.

Fobia termasuk dalam bentuk kecemasan yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari individu, baik hubungan, pekerjaan, maupun situasi sosial.

Sementara itu, fobia komitmen adalah satu kekhawatiran atau lebih terkait kesehatan atau kecocokan suatu hubungan.

Kita dapat bertanya pada diri kita seperti "apakah saya benar-benar takut berkomitmen, atau ada masalah lain?"

Berusahalah untuk merenungkan perbedaan antara ketakutan berkomitmen dan kekhawatiran dalam menjalin hubungan.

Tuliskan apa yang kita pikirkan dalam sebuah jurnal untuk memvalidasi perasaan kita.

2. Memikirkan kekhawatiran yang muncul

Apabila kita ketakutan untuk berkomitmen, tanyakan pada diri kita apa penyebabnya.

Misalnya, mungkinkah kita memiliki gaya keterikatan yang tidak aman?

Apakah mantan kekasih pernah mengkhianati kita? Atau, apakah pada dasarnya kita sulit untuk memercayai seseorang dan berkomitmen dalam waktu cepat?

Di saat kita menyadari kekhawatiran kita menyangkut hal lain di luar komitmen, gali lebih dalam kekhawatiran tersebut.

3. Menulis jurnal

Menulis jurnal adalah kegiatan yang tepat untuk merefleksikan diri kita.

Gunakan jurnal untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaan dengan bebas.

Saat menulis jurnal, biarkan pikiran bawah sadar kita mengeluarkan pertanyaan dan pesan-pesan penting.

4. Bicarakan dengan pasangan

Apa pun hasil dari penemuan kita --entah itu fobia komitmen atau kekhawatiran lain, jangan lupa membicarakannya dengan pasangan.

Atur waktu di mana kita dan pasangan dapat berfokus membahas topik seputar komitmen hubungan.

Sebagai contoh, jika kita mengalami trauma di masa lalu yang membuat kita takut berkomitmen, katakan kepada pasangan bahwa kita memerlukan pemulihan untuk mengatasi masalah.

Apabila ketakutan kita berkomitmen berasal dari kekhawatiran akan perubahan hidup, jelaskan juga ketakutan tersebut pada pasangan.

Satu hal yang perlu diingat, ketika kita memutuskan untuk berkomitmen, bukan hanya hidup kita yang akan berubah, melainkan juga pasangan dan semua orang di sekitar kita berdua.

Jadi, alangkah baiknya jika kita memilah-milah setiap kekhawatiran yang muncul.
 

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/02/173906520/mari-pahami-soal-ketakutan-berkomitmen-dalam-hubungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke