Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

GTR 3 Pro, Smartwatch Terbaru dari Amazfit, Apa Istimewanya?

KOMPAS.com - Tahun ini Amazfit meluncurkan tiga smartwatch baru beserta pembaharuan pada aplikasi Zepp yang membuat fungsi jam tangan tersebut makin beragam. Ketiga jam tersebut adalah GTS 3 yang berbentuk kotak, dan GTR 3 serta GTR 3 Pro yang casingnya bulat.

Nah, sesuai namanya, varian Pro dari jam tangan GTR 3 ini tentu berbeda karena dibekali berbagai kemampuan yang ditingkatkan. Ada beberapa perbedaan antara model biasa dan Pro. Apa saja? Simak penjelasan berikut.

Amazfit GTR 3 Pro dirancang dengan tampilan klasik, sehingga smartwatch ini dilengkapi tali kulit cokelat dan casing bulat. Kita juga bisa memilih versi ke dua, Infinite Black, yang dilengkapi tali fluoroelastomer, yang lebih tahan terhadap keausan.

Walau desainnya sederhana, namun kita dapat dengan mudah mengubah wajah dialnya dengan salah satu dari 150 lebih pilihan tampilan jam.

Hal yang segera terlihat berbeda dari seri sebelumnya adalah layar bulat berdiameter 1,45 inchi, lebih besar dibanding GTR 2 yang berukuran 1,39 inchi, namun bezelnya dijadikan lebih ramping.

Dengan ukuran layar tersebut, rasio layar terhadap body menjadi 70,6%, merupakan salah satu rasio tertinggi untuk smartwatch yang ada saat ini.

Secara umum, GTR 3 Pro memiliki fungsi pelacakan kesehatan seperti kebanyakan smartwatch, fungsi olahraga yang lebih beragam, fungsi hiburan seperti musik, fungsi penampilan dengan banyaknya pilihan wajah, serta bisa dipakai untuk memperluas fungsi ponsel, misalnya untuk menerima panggilan.

Lalu, meskipun dilengkapi mikrofon dan loudspeaker, tapi smartwatch ini tahan air hingga 5 ATM, yang berarti kita bisa memakainya berenang atau berhujan-hujan tanpa khawatir rusak.

Display dan kontrol

Berbeda dengan seri sebelumnya, layar AMOLED pada GTR 3 Pro terasa memiliki kecepatan refresh yang lebih tinggi. Perlu diketahui, jam tangan generasi sebelumnya bekerja pada frekuensi 30Hz, sedangkan layar GTR 3 Pro melebihi 50Hz.

Menariknya, fitur Always On Display membuat smartwatch ini bisa dihadirkan dalam dua wajah, yakni desain yang lengkap saat layar aktif, dan tampilan yang lebih sederhana saat berada dalam mode AOD. Pada mode ini, smartwatch hanya menampilkan waktu saja.

Kita juga bsa mengatur berapa lama layar akan menyala dan kapan fungsi Always On Display aktif, apakah terus menerus atau pada siang hari saja.

Masih ada banyak opsi yang bisa kita pilih soal bagaimana smartwatch ini menampilkan informasi. Kita bisa mengaturnya melalui jam tangan secara langsung atau menggunakan aplikasi Zepp yang diunduh pada smartphone.

Seperti seri sebelumnya, GTR 3 Pro juga memiliki dua tombol (push button). Bedanya, tombol atas pada seri ini ternyata adalah crown yang bila diputar akan menggulirkan menu dan teks.

Sedangkan tombol bawah bisa diatur sebagai short cut ke fitur yang paling sering digunakan. Kita dapat mengatur sesuai pilihan dengan menekan singkat atau lama untuk dua fitur pilihan.

Mendeteksi saturasi oksigen darah (SpO2) misalnya, hanya membutuhkan waktu 15 detik, hampir dua kali lebih cepat dari seri sebelumnya.

Jam tangan ini juga bisa melacak pernapasan penggunanya, sesuatu yang tidak banyak dimiliki merek lain.

Padahal ini merupakan metrik kesehatan yang penting, pasalnya laju pernapasan yang terlalu lambat atau cepat menjadi gejala umum dari berbagai masalah kesehatan.

Lalu fitur pelacakan tidur pada GTR 3 Pro dibagi menjadi beberapa tahap – tidur ringan, tidur nyenyak, dan REM, serta periode ketika kita bangun. Di pagi hari kita bisa mengecek kualitas tidur dengan rincian berapa lama kita tidur, beserta tahapannya. Sistem juga akan memberi tahu apakah kita cukup tidur dan kualitasnya.

Dengan begitu, aplikasi ini akan membantu kita mendapatkan kebiasaan tidur yang lebih baik. Ia bisa memberi tahu jika kita tertidur lebih lambat dari biasanya. Lalu, di pagi hari kita dapat mencatat apa yang kita lakukan sebelum tertidur (bermain ponsel, minum, membaca, dll) serta bagaimana perasaan kita ketika bangun.

Nah, berbagai data yang dikumpulkan oleh smartwatch ini, mulai dari detak jantung, oksigen darah, dan lainnya, akan digunakan untuk menilai skor PAI (Personal Activity Intelligence) alias tingkat kebugaran kita.

PAI melacak berbagai pengukuran selama 7 hari terakhir, termasuk karakteristik fisik (usia, kualitas istirahat, detak jantung maksimum, bagaimana tubuh merespons olahraga, dll) lalu meringkasnya sebagai skor PAI yang menggambarkan tingkat kesehatan pemakai.

Namun bila tidak ingin menunggu 7 hari untuk mengetahui tingkat kesehatan, kita bisa menggunakan fitur One Tap untuk menjalankan pemeriksaan cepat 45 detik dan menunjukkan data detak jantung, oksigen dalam darah, laju pernapasan, dan stres.

Fitur lain yang bermanfaat bagi pengguna perempuan adalah pelacak menstruasi yang mencakup prediksi periode datang bulan berikutnya, masa subur, dan hari ovulasi.

Semua fitur di atas, termasuk detak jantung (heart rate), oksigen darah, dan lainnya dapat diaktifkan terus menerus, namun bakal mengurangi tenaga baterai lebih cepat.

Setiap kali kita menggunakan untuk olahraga, maka semua sensor kesehatan akan aktif. Data yang direkam dapat disinkronkan dengan Apple Health (untuk pengguna iPhone), Google Fit (untuk pengguna Android), serta aplikasi lain seperti Strava, Relive, dan RunKeeper.

Smartwatch ini dilengkapi lebih dari 150 mode olahraga dan dapat secara otomatis mengenali 8 mode sehingga kita tidak perlu mengaktifkan pelacakan secara manual.

Algoritme internalnya dikembangkan untuk melacak asupan oksigen maksimum (VO2 Max), beban dan efektivitas latihan, serta berapa lama tubuh akan pulih setelahnya.

Bagi mereka yang ingin melihat kemajuan dalam berlari juga bisa menggunakan fitur Virtual Pacer.

Fitur ini memungkinkan kita berlomba dengan diri kita sendiri menggunakan catatan lari sebelumnya, sehingga kita bisa mengetahui apakah aktivitas lari kali ini lebih unggul dibanding sebelumnya.

Lalu untuk mengetahui posisi kita, smartwatch ini dilengkapi perangkat keras pemosisian satelit selain GPS dan GLONASS, di beberapa lokasi, jam ini juga bisa menggunakan satelit Galileo, BeiDo, dan QNSS. Dengan begitu, posisi pemakai akan semakin akurat terbaca oleh jam tangan.

Meski tidak memiliki alat navigasi semacam Google maps di dalamnya, tetapi GTR 3 Pro dilengkapi kompas digital. Selain itu ada juga barometer yang bisa memberi peringatan perubahan cuaca, serta memperkirakan ketinggian di atas permukaan laut sehingga cocok digunakan mendaki gunung.

Fitur lain menunjukkan waktu matahari terbit dan terbenam, fase bulan, dan informasi tentang pasang surut (jika kita berada di dekat laut).

Kita misalnya, bisa membaca email dari Gmail dengan cukup mudah berkat luas layar smartwatch dan crown-nya, yang memungkinkan scrolling tanpa menyentuh layar.

Meski demkian, kita tidak bisa menjawab pesan teks lewat smartwatch secara langsung karena tidak ada keyboard atau fitur voice to text alias suara-ke-teks.

Namun smartwatch ini bisa berfungsi sebagai speaker handsfree. Dalam kondisi pairing dengan ponsel melalui bluetooth, kita dapat menerima panggilan telepon.

Lalu kita juga dapat menyinkronkannya dengan Google Calendar, sehingga jadwal acara penting bisa diakses melalui pergelangan tangan.

Ada juga fitur wajib seperti kalkulator, penghitung BMI, hingga penghitung kalori dalam makanan yang kita makan.

Di beberapa lokasi, kita bisa mengaktifkan fungsi Alexa --yang membutuhkan koneksi internet-- di mana kita dapat mengajukan pertanyaan hingga menerjemahkan bahasa asing.

Ada juga offline voice assistant yang dapat digunakan untuk memberi perintah meski arloji tidak terhubung ke ponsel. Fitur ini dipakai untuk membuka aplikasi tertentu, misalnya monitor detak jantung, menyalakan musik, atau menyesuaikan kecerahan layar, cukup dengan perintah suara.

GTR 3 Pro juga memiliki penyimpanan sebesar 2,3 GB yang bisa dipakai untuk menyimpan file audio. Kita bisa memindahkan file dari ponsel ke smartwatch melalui sambungan Bluetooth atau Wi-Fi, karena seri ini dilengkapi konektivitas Wi-Fi.

Menurut Amazfit, kita bahkan bisa memasang foto kita sendiri pada layar, atau melakukan kustomisasi pada 23 tampilan yang ada. Untuk kustomisasi, kita bisa memilih widget apa saja yang ditampilkan, misalnya detak jantung, jumlah langkah kaki, atau cuaca.

Semua tampilan itu memiliki versi sederhana yang aktif saat kita menggunakan fitur Always On Display.

Dalam situs Amazfit, dijelaskan bahwa daya tahan baterai seri GTR 3 Pro adalah 12 hari untuk penggunaan normal, dan 6 hari bila semua fitur dinyalakan.

Daya tahan ini lebih singkat dibanding GTR 3 biasa (bukan Pro), terutama karena ukuran layarnya yang lebih besar dan fitur-fiturnya yang lebih canggih dan lengkap.

Oleh karenanya, seri ini dilengkapi sistem pengisian daya yang lebih baik yang bisa mengisi penuh dalam 2 jam atau bisa lebih singkat karena ternyata hanya butuh satu jam untuk mengisi daya hingga lebih dari 90% dari posisi kosong.

Bila kita ingin hemat baterai, coba nyalakan Battery Saver Mode agar smartwatch bisa terus menyala hingga 30 hari. Tentu konsekuensinya, hanya fitur utama saja yang aktif selama mode ini.

Berbagai fungsi baru juga bisa ditambahkan di kemudian hari, sehingga kemampuan smartwatch akan berkembang.

Bahkan ke depannya Amazfit berencana memperkenalkan kit pengembang aplikasi berbasis web bagi pengguna untuk merancang tampilan jam dan aplikasi mereka sendiri, yang dapat diunggah untuk dibagikan.

Karena kelebihan itu, Amazfit GTR 3 Pro dihargai lebih tinggi yakni Rp 3.199.000, dibandingkan GTR 3 dan GTS 3 yang bisa didapatkan dengan harga Rp 2.399.000. Ketiganya bisa didapatkan di toko resmi Amazfit di Shopee maupun Tokopedia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/05/121747020/gtr-3-pro-smartwatch-terbaru-dari-amazfit-apa-istimewanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke