Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Mau Ketinggalan, Clarks Ingin Fokus Kembangkan Sneakers

KOMPAS.com - Clarks pernah identik dengan sepatu orang tua. Bagi sebagian orang, brand Inggris ini mengingatkan pada sepatu milik ayah atau kakek nenek mereka.

Padahal Clarks masa kini telah memasuki pasar anak muda. Lihatlah berbagai kolaborasi produk ikoniknya dengan brand yang dianggap kekinian seperti Supreme, Stussy, Bape, hingga Patta.

Clarks bahkan mengambil langkah besar untuk merambah pasar anak muda dengan masuk ke dunia sneakers.

Clarks melirik dunia sneakers karena bidang ini sangatlah menjanjikan. Diperkirakan selama lima tahun ke depan nilai valuasi sneakers mencapai 120 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.700 triliun.

Pergerakan Clarks yang mengubah orientasinya ke streetwear tentu saja mengejutkan. Walau, sebenarnya upaya Clarks Originals memutus stigma sebagai brand sepatu formal sudah dimulai sejak 1973.

"Upaya awal Clarks Originals untuk masuk ke pasar olahraga dimulai pada tahun 1973 ketika menyeponsori liga Bola Basket Inggris,” ujar Matteo Bellentani, Kepala Produk dan Desain di Clarks Originals.

“Mereka menyebutnya Liga Bola Basket Sepatu Pria Clarks dan menciptakan dua sepatu kets di Playmaster Boot dan Playmaker Shoe."

Sejak peluncuran Clarks Originals pada tahun 1994, sebagai spin-off brand untuk memenuhi permintaan sepatu ikonik yang sudah mengakar sejak lama, Clarks juga berusaha menciptakan sneaker ikonik.

Dengan moto ‘be iconic, be authentic, do what we are best and what we are known for', Bellentani mengatakan Clarks Original ingin membuat produk yang sempurna.

Hal ini ditandai dengan ide menciptakan sepatu berbahan suede dengan sol krep atau karet mentah, yang menjadi desain khas Clarks Original.

Seri yang dimunculkan seperti Trigenic Flex bisa dibilang telah menjadi salah satu sneakers andalan Clarks Originals selama dekade terakhir.

Namun baru pada peluncuran Tor Run pada tahun 2020 segalanya benar-benar serius.

“Ketika kami membahas desain sol Tor Run untuk pertama kalinya, kami harus menyatukan lapisan karet mentah, bagian pembungkus, midsole EVA, dan insertnya dengan pas, untuk membuatnya berfungsi seperti yang kami inginkan,” jelas Bellentani.

“Bagian atas sepatu juga dirancang dengan arah yang sama, menggunakan bahan suede dan nubuck yang menjadi ciri kami. Hasilnya sangat baik dan bagi saya adalah sepatu kets premium yang bisa kami banggakan," tambah Bellentani.

Gebrakan terbesar Clarks Originals lainnya dapat dilihat kala mereka menggandeng pendiri KITH, Ronnie Fieg sebagai direktur kreatif untuk lini sepatunya sendiri, yang dinamai 8th Street.

Fieg yang punya reputasi di dunia streetwear dirasa cocok denga Clarks Originals yang ingin meluncurkan lini sepatu baru. Bellentani memastikan pihaknya dan Fieg akan bekerja sama secara kolaboratif.

“Koleksi baru ini seolah dirancang sebagai perpeduan antara sepatu klasik dengan sepatu olahraga atau sneakers"

"Hasil rancangan Ronnie antara lain seri Sandford Court, Lockhill Crepe Runner, dan Brecon yang baru dirilis. Semuanya masuk dalam kategori sport sneakers dan melampaui harapan kami," ucapnya.

Keterlibatan Fieg dalam brand ini diyakini akan memberi dampak positif pada sneakers buatan Clarks Originals.

Selain itu, kemampuan Clarks untuk beradaptasi dan menyesuaikan dengan tren yang berubah sembari masih mempertahankan ciri aslinya, layak diacungi jempol.

Kini, dengan Fieg sebagai Direktur Kreatif Clarks Originals, Bellentani yakin brand-nya akan mampu mengikuti tren sneakers yang sedang terjadi.

"Adanya Ronnie Fieg seperti mesin tenaga bagi kami, yang memberi udara segar. Dan Clarks Originals akan menjadi nama yang diperhitungkan di dunia sneakers."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/10/130909720/tak-mau-ketinggalan-clarks-ingin-fokus-kembangkan-sneakers

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke