Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Alasan Kemampuan Mengecap Rasa Menurun Setelah Usia 40 Tahun

Namun, ternyata ada aspek lainnya dari proses penuaan yang kerap tanpa disadari juga dapat terjadi. Salah satunya, menurunnya kemampuan dalam mengecap rasa seiring bertambahnya usia.

Dokter spesialis THT di Loma Linda University Health di California, Amerika Serikat, dokter Nadia Chan menjelaskan, mayoritas pengecap ada di lidah, terletak di dalam papila dengan struktur melingkar berwarna merah, yang membuat lidah terlihat bergelombang.

Kuncup pengecap merupakan struktur mikroskopis yang bertanggung jawab untuk merasakan senyawa perasa dalam makanan, minuman, dan apa pun yang melewati mulut.

"Pengecap rasa berbentuk seperti tong atau bawang yang mengandung 50-100 sel padat dan beberapa di antaranya adalah sel reseptor rasa," kata Dr Chan.

"Tugasnya adalah mentransfer sinyal rasa kimia ke salah satu dari tiga saraf kranial yang kemudian akan mengirimkan sinyal itu ke otak," sambung dia.

Kualitas rasa umum yang kita alami sebagai hasilnya adalah manis, asin, asam, pahit dan gurih.

Kemudian, saraf khusus lainnya yang menciptakan sensasi panas, dingin, dan tekstur, bersama sensasi dari lima kualitas rasa akhirnya bergabung dengan bau makanan yang menghasilkan persepsi rasa.

Ini adalah cara bagaimana kita dapat membedakan berbagai macam jenis makanan.

Penurunan seiring bertambahnya usia

Menurut National Library of Medicine di AS, manusia memiliki sekitar 10.000 kuncup pengecap yang dapat mengidentifikasi berbagai macam rasa.

Meski begitu, jumlahnya bisa menurun seiring bertambahnya usia dan bagi sebagian orang, penurunan ini dimulai sejak menginjak usia 40-an.

"Seiring bertambahnya usia, regenerasi sel reseptor indera pengecap cenderung melambat yang mengakibatkan kemampuan pengecapan agak menurun."

Demikian kata Direktur bedah sinus dan dasar tengkorak di White Plains Hospital di New York, dokter Ameet R. Kamat.

"Ketika jumlah sel yang mengirimkan sinyal ke otak berkurang, maka otak akan memiliki lebih sedikit informasi untuk menguraikan rasa," lanjut dia.

Kemampuan masing-masing sel reseptor rasa untuk mendeteksi dan mengirim sinyal yang diperlukan juga melambat seiring bertambahnya usia.

Sehingga, kuncup pengecap tidak hanya berkurang jumlahnya, tetapi juga dapat berubah bentuk yang pada akhirnya mengurangi kemampuan untuk mendeteksi partikel makanan.

Selain itu, sel reseptor bau (sel penciuman) yang memainkan peran lebih besar dalam rasa dan bagaimana kita menikmati makanan juga akan melambat dalam regenerasi seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.

Menurut Dr Kamat, saat kita mengunyah makanan, aroma dilepaskan yang mengaktifkan indera penciuman melalui saluran khusus yang menghubungkan langit-langit tenggorokan ke hidung.

Tetapi, apabila sel-sel penciuman kita beregenerasi dengan kecepatan glasial, ini dapat memengaruhi bagaimana aroma makanan diproses dan menyebabkan makanan yang kita makan terasa hambar.

Di sisi lain, kita juga akan menghasilkan lebih sedikit air liur seiring bertambahnya usia.

"Air liur bertindak sebagai pelarut yang memengaruhi kepekaan rasa."

"Ini bekerja dengan memecah dan mengangkut molekul makanan untuk berdifusi ke reseptor rasa," kata ahli gizi, dokter Uma Naidoo.

Karena lebih sedikit air liur yang diproduksi, interaksi antara partikel makanan dan reseptor rasa pun akan berubah bersama dengan indera perasa.

Alasan kemampuan pengecap rasa menurun

Selain proses penuaan secara umum, masalah kesehatan dan kebiasaan gaya hidup dapat menumpuk seiring bertambahnya usia dan mengacaukan indera perasa kita.

Beberapa alasan berikut ini mungkin bisa menjadi pemicunya.

1. Masalah gigi dan mulut

"Komplikasi seperti gigi berlubang, infeksi gigi, dan sariawan bisa menciptakan lingkungan mulut yang tidak sehat, serta dapat mengganggu fungsi reseptor rasa," kata Dr Naidoo.

Infeksi atau abses, misalnya, dapat menyebabkan drainase yang terinfeksi masuk ke mulut dan merangsang indera perasa, sehingga membuat kita merasakan sesuatu yang tidak enak secara harfiah di mulut.

2. Obat-obatan tertentu

Seiring bertambahnya usia, kita cenderung membutuhkan obat-obatan tertentu untuk menjaga tubuh kita dari kondisi medis yang kronis.

"Obat yang diminum masuk ke aliran darah dan dari sana bisa masuk ke air liur, lalu menyebabkan rasa pahit di mulut," kata Dr Chan.

Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan mulut kering dengan mengurangi kemampuan kelenjar ludah kita untuk berfungsi, termasuk beberapa obat yang mengobati tekanan darah, depresi, dan kontrol kandung kemih.

3. Penyakit akut

Bau dapat dipengaruhi oleh penyakit akut, alergi, sinusitis, dan kepekaan terhadap lingkungan kita, termasuk polusi, asap rokok, dan perubahan suhu.

Sementara itu, infeksi virus yang mengganggu indera penciuman juga dapat memengaruhi kemampuan kita untuk mendeteksi rasa karena kedua indera tersebut saling terkait erat.

"Dalam kasus Covid-19, sel-sel pendukung bau tertentu di rongga hidung bagian atas rentan terhadap infeksi virus karena mengandung protein yang mengikat virus corona," ungkap Dr Naidoo.

"Ini dapat mengganggu bau normal dan begitu pula dengan pengecap rasa," ujar dia.

Untungnya, efek ini biasanya bersifat sementara dan indera perasa kita akan kembali setelah indera penciuman pulih.

4. Kondisi kesehatan tertentu

Penyakit autoimun diketahui memengaruhi fungsi rasa, termasuk sindrom Sjogren, lupus eritematosus sistemik, diabetes, dan penyakit radang usus.

"Peradangan dapat memengaruhi beberapa organ dan jaringan, termasuk indera perasa, kita," kata Dr Chan.

Kondisi yang berhubungan dengan neurologis dan sistem saraf seperti multiple sclerosis, penyakit Parkinson, dan penyakit Alzheimer — yang menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia — juga bisa mengacaukan pengecap rasa.

"Gangguan hypogeusia bahkan ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk merasakan rasa manis, asam, pahit, asin dan gurih, sedangkan ageusia adalah hilangnya indera perasa sepenuhnya," tutur Dr Naidoo.

Demikian pula, dysgeusia adalah suatu kondisi di mana rasa busuk atau tengik tertinggal di mulut.

"Ada orang yang dilahirkan dengan kelainan ini atau bisa terjadi karena infeksi, paparan bahan kimia, perawatan radiasi, dan kebersihan mulut yang buruk," tambah dia.

5. Merokok

Banyak perokok yang terbukti mengalami penurunan kemampuan pengecapan dan ini bisa terjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.

"Merokok bisa menumpulkan atau bahkan membunuh indera perasa dengan mengubah suplai darah yang diterima indera perasa," ungkap Dr Naidoo.

"Aliran darah yang tepat diperlukan untuk sebagian besar fungsi tubuh yang sehat ketika ini berkurang, begitu juga kemampuan untuk merasakan," terangnya.

6. Perawatan kanker

Banyak pasien kanker mengalami perubahan rasa karena pertumbuhan kanker yang cepat dan kerusakan jaringan terkait, serta peradangan yang berkontribusi pada kelainan rasa.

"Pengobatan seperti kemoterapi dan terapi radiasi juga dapat memperburuk masalah dengan kerusakan jaringan langsung," ujar Dr. Chan.

Menurut dia, disfungsi rasa dapat dimulai selama perawatan dan berlangsung selama beberapa bulan setelah perawatan berakhir.

Cara tetap sehat saat indera perasa berubah

Tidak peduli apa yang menyebabkan indera perasa kita tidak berfungsi, para ahli merekomendasikan penggunaan aspek lain dari indera kita untuk memastikan kita  mendapatkan nutrisi yang cukup dan tetap sehat.

  • Tetap terhidrasi

"Tetap terhidrasi bisa sangat membantu jika kita mengalami mulut kering," kata asisten profesor ilmu saraf di Mount Sinai School of Medicine di New York, Nicole Avena, PhD.

"Menemukan cara untuk menjaga mulut kita terhidrasi dan mengeluarkan air liur akan meningkatkan rasa makanan," ujar dia.

Oleh sebab itu, konsumsilah makanan yang menghidrasi seperti makanan nabati padat nutrisi (mentimun, stroberi, sayuran hijau, tomat) yang membantu mendukung tingkat normal air liur di mulut untuk fungsi rasa yang lebih sehat.

Di samping itu, mengisap permen atau es batu juga bisa membantu.

  • Membuat makanan lebih menarik

Tampilan makanan di piring dapat memengaruhi persepsi kita tentang rasanya.

Makanan yang lebih menarik secara visual seperti makanan yang memiliki warna cerah dan hiasan atau disajikan pada peralatan makan yang mewah akan membuat kita semakin terpikat untuk memakannya.

Ini juga dapat meningkatkan kemungkinan kita mengonsumsi lebih banyak nutrisi.

  • Memperkuat rasa

Menambahkan bumbu dan rempah-rempah adalah cara mudah untuk meningkatkan rasa makanan apa pun tidak hanya untuk lidah, tetapi juga untuk hidung kita.

"Gunakan rasa yang kuat seperti jus lemon atau jeruk nipis, cabai atau saus pedas maupun rempah segar lainnya seperti mint atau rosemary," kata Avena.

Menguji bumbu yang berbeda juga bisa menjadi strategi yang membantu dan pastikan untuk memeriksa label, serta memilih bumbu yang beraroma kuat tanpa gula dan garam berlebih.

  • Coba tekstur makanan yang berbeda

"Meningkatkan jumlah tekstur dalam makanan meningkatkan stimulasi sensorik per gigitan, yang dapat dikaitkan dengan makanan yang lebih menarik," kata Dr Naidoo.

"Keragaman tekstur ini memungkinkan berbagai jenis makanan, dengan masing-masing memberikan nutrisi berbeda bagi tubuh untuk makanan yang lebih lengkap yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental secara keseluruhan," kata dia lagi.

Alih-alih hanya sup yang dicampur, misalnya, kita bisa menambahkan suwiran ayam, kacang-kacangan, atau biji-bijian sebagai cara untuk meningkatkan pengecap rasa kita yang mulai rusak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/10/172830120/6-alasan-kemampuan-mengecap-rasa-menurun-setelah-usia-40-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke