Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Kita Jika Berhenti Bercinta

KOMPAS.com - Bagi pasangan suami-istri, melakukan hubungan seks secara terjadwal dapat memperkuat ikatan dan keintiman di antara keduanya.

Namun, tidak hanya itu. Berhubungan seks ternyata juga memiliki manfaat lain yang lebih besar, terutama pada tubuh kita.

Oleh sebab itu, apabila kita mulai jarang atau sudah tidak berhubungan seks sama sekali dengan pasangan, mungkin akan ada gejala-gejala mengganggu yang bisa timbul pada tubuh kita.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut inj terdapat tujuh hal yang terjadi pada tubuh kita jika berhenti berhubungan seks, seperti yang dilansir dari laman The Healthy.

1. Perubahan libido

Seks memiliki kekuatan untuk meningkatkan mood dan bahkan mengurangi lingkar pinggang kita.

Berhubungan seks seminggu sekali bahkan dapat meningkatkan umur panjang. Tetapi, bagaimana jika kita tidak melakukan hubungan seks secara teratur—atau tidak ada seks sama sekali?

Seorang terapis seks bersertifikat, Sari Cooper, LCSW, mengatakan bahwa sebagai permulaan, kita mungkin merasakan hilangnya gairah seks atau juga peningkatan libido.

"Bagi beberapa orang yang menahan diri dari seks, mereka bisa merasa lebih lamban dan mengalami penurunan vitalitas, atau sebailiknya jadi haus akan seks," kata Cooper.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn), Lauren Streicher, MD, bagi sebagian orang, tidak berhubungan seks bisa membuatnya semakin menginginkan seks itu sendiri.

"Kita bisa saja tidak terlalu memikirkannya, atau di sisi lain, kita mungkin akan memikirkannya sepanjang waktu," ujarnya.

2. Merasa lebih sedih atau murung

Seks tidak hanya berhubungan dengan fisik saja, tetapi juga mental. Ketika orang berhubungan seks, mereka biasanya melakukan kontak kulit ke kulit.

Kontak semacam ini adalah cara utama kita sebagai manusia dihibur. 

"Hubungan seksual memberi pasangan banyak belaian dan sentuhan dari kulit ke kulit, serta dapat membantu mengatur suasana hati satu sama lain melalui pelepasan hormon oksitosin," terang Dr Streicher.

Dia juga mengatakan bahwa seks dapat membantu meningkatkan semangat kita melalui endorfin yang meningkatkan suasana hati.

Sebuh penelitian pun telah menunjukkan bahwa kurangnya seks terkait dengan rasa sedih, stres, dan depresi.

3. Vagina menjadi lebih kering

Bagi wanita yang lebih tua, vagina juga bisa sulit "basah" saat kita mulai berhubungan lagi.

Seperti halnya penipisan dinding vagina, hal ini terjadi seiring bertambahnya usia wanita karena kekurangan hormon seperti estrogen.

"Wanita muda yang berusia 20 atau 30 tahun biasanya memiliki banyak estrogen untuk memastikan jaringan tersebut tetap sehat, elastis, dan terlumasi saat dia tidak berhubungan seks," terang Dr Streicher.

"Tetapi, jika wanita berusia 60 tahun yang sudah tidak melakukan hubungan seks lagi mungkin akan lebih sulit lagi," sambung dia.

Untuk itu, Cooper mengatakan betapa pentingnya menjaga semuanya mengalir, bahkan tanpa pasangan.

"Pelumasan vagina berkurang seiring bertambahnya usia dan jika kita tidak terangsang melalui kesenangan diri, buku erotis, video, atau pasangan, pelumasan dapat mulai berkurang lebih cepat," tambah dia.

4. Mengalami lebih banyak ketidaknyamanan saat berhubungan seks

Menurut North American Menopause Society, hubungan seksual secara teratur penting untuk kesehatan vagina setelah menopause.

"Tanpa frekuensi hubungan seksual yang teratur seiring bertambahnya usia, dinding vagina akan menipis dan dapat menyebabkan seks yang menyakitkan ketika kita akhirnya kembali melakukannya," terang Cooper.

Hubungan seksual yang lebih jarang juga memberikan rangsangan fisik yang lebih sedikit dan menghasilkan sedikit pelumasan.

Mencoba krim estrogen vagina mungkin dapat membantu memperlambat atau membalikkan proses ini.

5. Merasa lebih atau kurang stres

Tidak berhubungan seks bisa membuat kita merasa lebih atau kurang stres.

"Orang yang lebih sering bercinta cenderung kurang stres, tetapi sekali lagi itu adalah asosiasi, bukan sebab dan akibat," ungkap Dr Streicher.

Konon, jika seks adalah pereda stres bagi kita, maka dengan tidak melakukannya justru menyebabkan peningkatan tingkat stres kita.

Satu studi kecil dari Skotlandia bahkan menunjukkan bahwa reaktivitas tekanan darah terhadap stres lebih rendah di antara orang-orang yang rutin melakukan hubungan seksual daripada mereka yang tidak melakukannya.

Tapi, Dr Steicher mengatakan bahwa bagi beberapa wanita, seks sebenarnya membuat stres karena berbagai alasan.

6. Kram menstruasi yang lebih buruk

Anehnya, seks dapat membantu meringankan kram selama periode menstruasi.

Meskipun belum dipelajari dengan baik, Dr Streicher mengungkapkan bahwa alasannya masuk akal.

"Rahim adalah otot dan banyak wanita akan benar-benar mengalami kontraksi rahim saat mereka orgasme, yang akan menyebabkan darah keluar lebih cepat dan mampu mengurangi kram menstruasi," jelasnya.

"Mungkin juga ada peningkatan endorfin yang dapat membantu kram menstruasi," tanbah dia.

Ini adalah manfaat tak terduga, yang mungkin dapat hilang jika kita tidak berhubungan seks. Tetapi, untungnya, yang satu ini tidak memerlukan pasangan untuk memperbaikinya.

7. Menjadi kurang cerdas

Kita mungkin tidak benar-benar kehilangan kecerdasan, tetapi seks memang memengaruhi kognisi kita.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journals of Gerontology, orang yang terlibat dalam aktivitas seksual secara teratur mendapat skor pada tes yang mengukur keterampilan verbal, serta spasial mereka.

Selain itu, orang yang melaporkan sering berhubungan seks mendapat skor lebih tinggi pada tes kognitif daripada mereka yang tidak berhubungan seks baru-baru ini.

Para peneliti berpikir bahwa peningkatan otak mungkin ada hubungannya dengan hormon yang dilepaskan saat berhubungan seks.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/20/205735220/7-hal-yang-terjadi-pada-tubuh-kita-jika-berhenti-bercinta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke