Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Bijak Pilih Tren Medsos Agar Kerahasiaan Data Pribadi Terjaga

KOMPAS.com - Media sosial sukses menarik jutaan penggunanya karena trennya yang terus berganti.

Hal ini membuat pengguna medsos tidak pernah bosan mengeksplorasi platform tersebut dan mengekspresikan dirinya. Begitu pula dengan berbagai tantangan atau challenge yang selalu diminati netizen.

Namun kadangkala ada tren medsos yang bisa berbahaya, khususnya untuk kerahasiaan data pribadi kita. Misalnya challenge untuk berbagai nama panggilan, foto diri atau informasi penting lainnya.

Berbagai data pribadi itu bisa disalahgunakan oknum untuk melakukan tindakan kriminal, peretasan maupun berbagai kejahatan online lainnya.

Oleh sebab itu, kita harus jeli memilih mana tren media sosial yang layak diikuti tanpa mengumbar data personal yang penting.

Cara memilih tren medsos tanpa mengumbar data pribadi

Pakar komunikasi digital, Dr. Firman Kurniawan mengatakan tidak ada tren media sosial yang secara khusus bisa dikategorikan sebagai hal negatif dan tidak boleh diikuti.

Tren yang terkesan main-main belaka atau serius tetap berpeluang dimanfaatkan pihak lain untuk tujuan tertentu, bahkan yang ilegal.

Jadi jangan anggap sepele berbagai tindakan yang kita lakukan di medsos walaupun hanya sekedar mengikuti tren terbaru.

"Sebenarnya kalau ada niat jahat dari pihak lain, semua bisa dimanfaatkan secara tak terduga dan menimbulkan kerugian bagi korbannya," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (24/11/2021).

Artinya, semua tren di Instagram, TikTok, Twitter dan berbagai platform lainnya bisa jadi berbahaya.

Namun Firman menambahkan, tidak berarti kita harus bersikap paranoid dan kehilangan kegembiraan dalam menggunakan medsos. Kita juga tidak perlu langsung bersikap anti dan menghindari platform medsos tersebut.

Kunci keamanan untuk data pribadi kita adalah mampu memilih tren yang berbahaya atau tidak.

Pakar dari Universitas Indonesia ini menguraikan, kita perlu memberlakukan prinsip umum yakni untuk selalu berhati-hati dan tidak asal mengikuti tren yang sedang berkembang.

Beberapa hal yang tergolong privasi sebaiknya tetap di ranah privat bukan untuk dipublikasi. Apalagi hanya demi menjadi bagian dari tren di media sosial dan dianggap kekinian.

Ia memberikan contoh data pribadi yang harus dijaga antara lain kebiasaan harian, posisi rumah, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanda tangan, nama kecil dan nama orangtua kandung.

"Sebaliknya, yang jadi urusan publik jangan dijadikan urusan pribadi," tandas Firman.

Ia memperingatkan, kita harus menyadari bahwa sekecil apapun data pribadi yang bisa diberikan lewat media digital adalah material yang dapat dimanfaatkan.

Oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, informasi tersebut bisa dipakai untuk mengungkap diri kita, tanpa disadari.

Hal ini dimungkinkan karena adanya teknologi algoritma dan data analisis sehingga mampu melakukan profiling pengguna media sosial secara akurat.

Dosen di berbagai perguruan tinggi ini menekankan kita perlu bersikap hemat dalam memberikan data. Tindakan ini perlu ditanamkan bukan hanya pada pengguna medsos namun seluruh media digital lainnya termasuk aplikasi chatting.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/24/172413020/cara-bijak-pilih-tren-medsos-agar-kerahasiaan-data-pribadi-terjaga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke